Skincare “Mengandung Stem Cell”: Klaim, Fakta, dan Cara Menilai
Produk skincare dengan klaim “mengandung stem cell” kini mudah ditemukan, sering kali disertai janji kulit lebih glowing, awet muda, dan tekstur lebih halus. Namun, kenyataannya, tidak semua klaim tersebut sesuai dengan bukti ilmiah. Banyak produsen memanfaatkan istilah “stem cell” sebagai cara menarik perhatian konsumen, padahal efeknya belum sepenuhnya teruji.
Perlu diketahui bahwa stem cell adalah sel khusus yang bisa memperbarui diri dan membentuk sel baru. Tetapi, mayoritas produk skincare tidak menggunakan sel hidup. Biasanya, yang terkandung adalah ekstrak kultur sel, faktor pertumbuhan, atau secretome yang dihasilkan dari sel punca (stem cell). Karena itu, penting bagi konsumen untuk lebih kritis dalam menilai klaim produk dan memahami fakta ilmiah di baliknya.
Indikasi Dermatologi: Potensi Manfaat dan Target Perawatan
Produk skincare dengan teknologi stem cell kini banyak ditawarkan dengan berbagai manfaat, terutama untuk perawatan kulit:
Anti-aging: Membantu mengencangkan kulit dan mengurangi kerutan dengan merangsang pembentukan kolagen dan elastin.
Memperbaiki tekstur dan bekas jerawat: Kandungan secretome atau faktor pertumbuhan dapat memperbaiki jaringan kulit dan membantu meratakan warna kulit.
Perlindungan kulit: Beberapa produk menggunakan ekstrak stem cell tumbuhan, seperti alp rose, yang diklaim membantu melindungi kulit dari polusi dan stres oksidatif.
Namun, perlu diingat bahwa efektivitasnya tidak selalu sama. Hasilnya bisa berbeda-beda tergantung pada sumber stem cell, kualitas bahan aktif, dan metode ekstraksi yang digunakan.
Baca artikel lainnya: Perbedaan Hasil PRP, Stem Cell, dan Secretome untuk Perawatan Kulit
Protokol Perawatan: Dosis, Kombinasi, dan Aftercare
Sampai saat ini, belum ada aturan pasti tentang dosis atau konsentrasi bahan stem cell dalam produk skincare. Namun, hasil penelitian klinis memberikan beberapa saran umum yang bisa dijadikan panduan:
Frekuensi pemakaian: Produk biasanya digunakan secara teratur, misalnya 1–2 kali sehari, dan sebaiknya diaplikasikan pada kulit yang sudah bersih.
Kombinasi perawatan: Untuk hasil yang lebih maksimal, skincare berbasis stem cell bisa dikombinasikan dengan prosedur seperti microneedling, laser fractional, atau chemical peeling guna memperkuat penetrasi bahan aktif.
Aftercare: Penggunaan sunscreen dan menjaga hidrasi kulit sangat penting agar manfaat produk dapat tercapai dengan optimal.
Keamanan & Ekspektasi Hasil
Sebagian besar produk topikal berbasis secretome atau ekstrak tumbuhan aman digunakan, tetapi tetap ada kemungkinan munculnya reaksi ringan, seperti iritasi, gatal, atau kulit jadi lebih sensitif.
Meski begitu, penting untuk realistis terhadap hasil. Banyak produk mengklaim efek instan dan perubahan signifikan, padahal menurut penelitian, perbaikan kulit biasanya berlangsung perlahan dan berbeda-beda pada tiap orang.
Selain itu, di berbagai negara, kosmetik tidak boleh mengandung sel hidup. Jika ada produk yang benar-benar mengandungnya, maka akan diperlakukan sebagai terapi biologis dan harus melalui izin serta pengawasan ketat dari otoritas kesehatan.
Baca artikel lainnya: Secretome vs PRP, Mana yang Lebih Ampuh untuk Kecantikan?
Hasil Penelitian dan Studi Klinis Terbaru
Beberapa temuan terkini mengenai stem cell dalam produk skincare, antara lain:
1. Studi Maguire (2019)
Maguire (2019) membahas peran fibroblas dan secretome dalam regenerasi kulit, khususnya melalui produksi komponen matriks ekstraseluler (ECM) seperti kolagen dan asam hialuronat.
Fibroblas diketahui tidak hanya membangun struktur kulit, tetapi juga merespons rangsangan dari exosome sel punca, yang kemudian meningkatkan produksi kolagen I dan III serta mempercepat proses penyembuhan luka. Selain itu, fibroblas yang teraktivasi dapat meningkatkan produksi asam hialuronat, komponen penting yang menjaga elastisitas dan kelembapan kulit.
Dalam aplikasi klinis, secretome yang dihasilkan fibroblas telah digunakan pada model hewan untuk mempercepat penyembuhan luka, sekaligus dikembangkan menjadi produk topikal harian untuk kulit menua dan rusak akibat paparan sinar matahari.
Artinya, klaim produk skincare yang menyebut “mengandung stem cell” sesungguhnya tidak merujuk pada sel punca hidup yang diaplikasikan langsung ke kulit, melainkan pada molekul-molekul bioaktif (secretome, exosome, faktor pertumbuhan) yang dihasilkan oleh sel tersebut.
Temuan Maguire (2019) ini penting untuk menilai klaim skincare: konsumen sebaiknya memahami bahwa manfaat regeneratif yang ditawarkan biasanya berasal dari efek secretome dalam merangsang produksi kolagen dan menjaga kelembapan kulit, bukan dari sel punca utuh yang masih aktif.
Dengan demikian, fakta ilmiah membantu membedakan antara klaim pemasaran dan mekanisme biologis yang benar-benar terjadi pada produk “stem cell skincare”.
2. Studi Rachul (2015)
Studi Rachul (2015) mengungkap bahwa banyak produk skincare yang mengklaim “mengandung stem cell” ternyata lebih mengandalkan strategi pemasaran dibandingkan bukti ilmiah. Sekitar 69% situs mempromosikan teknologi anti-aging berbasis stem cell seolah sudah terbukti aman dan efektif, padahal belum ada bukti klinis kuat yang mendukungnya.
Untuk menarik perhatian, produsen sering menggunakan bahasa ilmiah seperti “cytokines”, “epigenetic factors”, bahkan metafora bombastis seperti “Fountain of Youth”. Cara ini dikenal sebagai scienceploitation, yaitu pemakaian istilah sains secara berlebihan untuk memasarkan produk.
Selain itu, 39% produk sebenarnya menggunakan stem cell dari tanaman atau hanya mengklaim bisa menstimulasi stem cell tubuh, tanpa benar-benar mengandung sel punca manusia. Secara ilmiah, stem cell tumbuhan tidak bisa bekerja langsung pada sel manusia, sehingga klaimnya perlu dicermati.
Yang lebih mengkhawatirkan, hanya 28% dari situs yang menyebut adanya risiko atau keterbatasan produk, dan tidak ada satupun yang menjelaskannya secara transparan.
Temuan ini menunjukkan bahwa konsumen perlu lebih kritis dalam menilai klaim skincare berbasis stem cell. Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan meliputi:
Apakah manfaatnya didukung bukti ilmiah?
Apakah klaim hasilnya realistis?
Dari mana sumber stem cell-nya?
Apakah ada penjelasan tentang potensi risiko?
Dengan memahami hal ini, konsumen dapat lebih bijak dalam memilih produk dan tidak mudah terjebak dalam strategi pemasaran yang menyesatkan.
Baca artikel lainnya: Manfaat Secretome dalam Menenangkan Kulit Setelah Sunburn
Produk skincare yang mengklaim “mengandung stem cell” memang berpotensi memberi manfaat, terutama bila menggunakan secretome fibroblas atau ekstrak faktor pertumbuhan yang sudah terbukti secara ilmiah. Namun, konsumen tetap perlu bersikap kritis terhadap klaim yang terlalu muluk. Memahami asal-usul bahan aktif, menilai bukti ilmiahnya, serta memastikan produk sesuai regulasi adalah langkah penting agar tidak sekadar ikut tren, tetapi benar-benar mendapatkan manfaat nyata.
Regenic mendorong masyarakat untuk lebih kritis dalam menilai klaim skincare yang disebut mengandung stem cell, dengan berpegang pada fakta ilmiah agar pilihan perawatan kulit tetap aman dan bermanfaat.
Untuk itu, jika Anda masih punya pertanyaan lebih lanjut tentang terapi Secretome Regenic maupun perkembangan terkini dunia riset Stem Cell Indonesia untuk produk kecantikan, silakan hubungi tim ahli kami di Regenic.
Referensi:
Choi, S. H., Yun, J., & Kwon, S. M. (2015). Study of functional cosmetics based on stem cell technology. Tissue Engineering and Regenerative Medicine, 12(S2), 78–83. https://doi.org/10.1007/s13770-014-0431-y
Chu, G.-Y., Chen, Y.-F., Chen, H.-Y., Chan, M.-H., Gau, C.-S., & Weng, S.-M. (2018). Stem cell therapy on skin: Mechanisms, recent advances and drug reviewing issues. Journal of Food and Drug Analysis, 26(1), 14–20. https://doi.org/10.1016/j.jfda.2017.10.004
Dahl, M. V. (2013). Stem Cell Cosmeceuticals. In Cosmeceuticals and Cosmetic Practice (pp. 192–199). Wiley. https://doi.org/10.1002/9781118384824.ch19
Lin, J., Li, W., Zhu, L., Li, N., & Chang, S. (2025). The Most Popular Videos Promoting Breast Enhancement Products on TikTok: Cross-Sectional Content and User Engagement Analysis. Journal of Medical Internet Research, 27, e73336–e73336. https://doi.org/10.2196/73336
Maguire, G. (2019). The Safe and Efficacious Use of Secretome From Fibroblasts and Adipose-derived (but not Bone Marrow-derived) Mesenchymal Stem Cells for Skin Therapeutics. The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology, 12(8), E57–E69.
Rachul, C. M., Percec, I., & Caulfield, T. (2015). The Fountain of Stem Cell-Based Youth? Online Portrayals of Anti-Aging Stem Cell Technologies. Aesthetic Surgery Journal, 35(6), 730–736. https://doi.org/10.1093/asj/sju111