Terapi Regeneratif untuk Bekas Jerawat: Apa yang Realistis?

Terapi Regeneratif untuk Bekas Jerawat: Apa yang Realistis?

Bekas jerawat sering kali meninggalkan jejak yang mengganggu, mulai dari tekstur kulit yang tidak rata, bopeng, hingga perubahan warna (hiperpigmentasi). Faktanya, hampir 95% orang yang pernah mengalami jerawat sedang hingga berat akan memiliki bekas di kulitnya, terutama bila penanganannya terlambat.

Saat ini, dunia dermatologi berkembang pesat dengan hadirnya terapi regeneratif. Salah satunya adalah secretome, yaitu kumpulan molekul aktif yang dihasilkan oleh sel punca. Molekul ini bekerja dengan cara merangsang regenerasi kulit, meredakan peradangan, serta membantu memperbaiki jaringan yang rusak akibat jerawat.

Namun penting diingat bahwa hasil terapi ini berbeda setiap orang. Ada pasien yang melihat perbaikan signifikan, ada juga yang membutuhkan beberapa kali terapi agar hasilnya optimal. Oleh karena itu, menjaga ekspektasi tetap realistis adalah kunci dalam perjalanan perawatan bekas jerawat dengan terapi regeneratif.

Baca artikel lainnya: Bagaimana Stem Cell Membantu Pemulihan Luka Jerawat

Indikasi Dermatologi: Kapan Terapi Regeneratif Dapat Dipertimbangkan

Terapi regeneratif berbasis secretome dan eksosom mulai banyak dieksplorasi di bidang dermatologi, terutama untuk masalah kulit yang sulit diatasi dengan perawatan biasa. Beberapa kondisi yang dapat menjadi indikasi antara lain:


Bekas jerawat atrofik seperti ice pick, boxcar, atau rolling scars.

Tekstur kulit yang kasar akibat berkurangnya kolagen.

Kulit kehilangan elastisitas karena peradangan kronis.

Hiperpigmentasi pasca jerawat yang meninggalkan noda gelap di kulit.

Riset terkini menunjukkan bahwa eksosom dari Mesenchymal Stem Cells (MSC) dapat membantu meningkatkan produksi kolagen, memperbaiki matriks kulit, serta merangsang pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis). Kombinasi efek ini mendukung proses pemulihan kulit sehingga tampak lebih halus, sehat, dan merata.


Protokol Perawatan Dermatologi Regeneratif

Dalam menangani bekas jerawat, pendekatan terbaik biasanya bersifat multimodal. Artinya, terapi secretome dikombinasikan dengan prosedur dermatologi lain untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal. Berikut adalah beberapa protokol yang umum digunakan:

Secretome Injeksi / Microneedling

    Peran & Efek Klinis: Merangsang regenerasi kolagen, mengurangi inflamasi, dan memperbaiki tekstur kulit.

    Jumlah Sesi: 3–6 kali perawatan.

    Efek Samping: Eritema ringan (kemerahan), biasanya hilang dalam <24 jam.

Laser Fractional CO₂ + Secretome

    Peran & Efek Klinis: Membantu penyerapan secretome lebih optimal sekaligus memperbaiki kedalaman jaringan parut.

    Jumlah Sesi: 3–5 kali perawatan.

    Efek Samping: Kemerahan dan kulit kering sementara.

Subcision + Fibroblast Autologous

    Peran & Efek Klinis: Memutus jaringan parut di bawah kulit dan mengisi area cekung akibat scar.

    Jumlah Sesi: 2–4 kali perawatan.

    Efek Samping: Memar ringan dengan risiko komplikasi yang sangat minimal.

PRP / Plasma Skin Regeneration (PSR)

    Peran & Efek Klinis: Mengombinasikan faktor pertumbuhan alami tubuh untuk meningkatkan elastisitas kulit.

    Jumlah Sesi: 3–6 kali perawatan.

    Efek Samping: Kemerahan ringan yang cepat mereda.

Aftercare merupakan bagian penting yang tidak boleh diabaikan dalam keberhasilan terapi regeneratif kulit. Setelah menjalani prosedur, pasien dianjurkan untuk menghindari paparan sinar UV langsung guna mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan kulit yang sedang dalam proses pemulihan. 

Selain itu, penggunaan skincare penunjang yang mendukung regenerasi kolagen sangat disarankan, karena dapat membantu mempercepat perbaikan struktur kulit. 

Tidak kalah penting, pasien juga perlu menjaga hidrasi kulit dan memastikan asupan nutrisi yang baik, karena kondisi kulit yang lembab dan tubuh yang mendapat nutrisi optimal akan mempercepat proses penyembuhan sekaligus meningkatkan hasil akhir terapi.

Baca artikel lainnya: Perbedaan Hasil PRP, Stem Cell, dan Secretome untuk Perawatan Kulit

Keamanan & Ekspektasi Hasil

Keamanan:

Secretome dan eksosom tidak mengandung sel hidup sehingga minim risiko penolakan atau terbentuknya jaringan abnormal.

Efek samping ringan, biasanya berupa kemerahan atau perih lokal sehingga bersifat sementara dan cepat mereda.

Ekspektasi Hasil:

Perbaikan tekstur kulit signifikan dapat dicapai, tetapi pemulihan 100% jarang terjadi.

Hasil awal bisa terlihat sejak minggu ke-4 pada sebagian pasien.

Hasil optimal biasanya tampak setelah 3–6 bulan terapi bertahap.

Baca artikel lainnya: Menghaluskan Kulit Pasca Jerawat Batu dengan Terapi Secretome

Hasil Penelitian dan Studi Klinis Terbaru

1. Studi Quiñones-Vico (2021)

Quiñones-Vico (2021) menyoroti bahwa terapi regeneratif, khususnya dengan menggunakan exosome yang berasal dari mesenchymal stromal cells (MSCs), memberikan harapan baru dalam penanganan bekas jerawat. 

Exosome ini bekerja dengan cara mendorong pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan membantu proses perbaikan kolagen di kulit, dua mekanisme penting dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan yang rusak akibat jerawat.

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa exosome MSC mampu merangsang sel kulit untuk tumbuh lebih sehat, menjaga elastisitas, serta mengurangi risiko efek samping yang biasanya dikhawatirkan pada terapi sel langsung. 

Bahkan, dalam sebuah studi klinis, kombinasi exosome dari MSC dengan terapi laser menunjukkan hasil yang menjanjikan, yaitu bekas jerawat tampak lebih halus, masa pemulihan lebih singkat, dan keluhan pasien lebih minimal.

Meski begitu, Quiñones-Vico menegaskan bahwa bidang ini masih dalam tahap berkembang. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan standar produksi, dosis, dan cara pemberian yang paling aman dan efektif. 

Dengan kata lain, terapi regeneratif memang membuka peluang besar untuk memperbaiki bekas jerawat, tetapi hasil realistis yang bisa diharapkan saat ini adalah perbaikan bertahap, bukan perubahan instan.

2. Studi Suhandi (2023)

Suhandi (2023) meneliti lebih dalam mengenai efektivitas terapi regeneratif dengan secretome dari mesenchymal stem cells (MSC) untuk bekas jerawat. Hasilnya cukup menjanjikan, namun juga menunjukkan bahwa hasil yang didapat tidak selalu seragam. 

Misalnya, ada perbaikan nyata pada ketebalan kulit dan penyusutan volume pori dalam jangka waktu tertentu, tetapi ketika dibandingkan dengan kelompok kontrol, hasilnya belum selalu menunjukkan perbedaan yang signifikan. Begitu pula dengan volume bekas jerawat dan tingkat kemerahan kulit, yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut agar bisa dipastikan manfaat jangka panjangnya.

Yang menarik, tingkat kepuasan pasien ternyata cukup tinggi yaitu lebih dari 70% merasa puas setelah menjalani terapi dengan secretome, terutama karena kulit terasa lebih sehat dan tampak membaik. Hal ini menunjukkan bahwa meski data klinis belum sepenuhnya konsisten, terapi ini sudah memberi harapan baru bagi banyak orang. 

Sesuai dengan judul artikel ini, yang bisa diharapkan secara realistis dari terapi regeneratif untuk bekas jerawat adalah perbaikan bertahap, bukan perubahan instan. Diperlukan riset lebih lanjut agar hasilnya semakin meyakinkan dan bisa menjadi standar terapi di masa depan.

Baca artikel lainnya: Secretome vs PRP, Mana yang Lebih Ampuh untuk Kecantikan?

Terapi regeneratif, khususnya dengan secretome dan eksosom, memberikan harapan besar dalam memperbaiki bekas jerawat sekaligus meningkatkan kualitas kulit. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh pasien. 

Hasil optimal umumnya membutuhkan kombinasi berbagai teknik perawatan, sementara pemulihan total jarang tercapai. Namun, perbaikan signifikan tetap sangat mungkin didapatkan, terutama bila pemilihan protokol dilakukan secara personal sesuai dengan kondisi kulit, jenis bekas jerawat, dan ekspektasi pasien.

Dengan komunikasi yang terbuka antara pasien dan dokter serta pemahaman yang realistis, terapi regeneratif dapat menjadi salah satu solusi yang efektif untuk mengatasi bekas jerawat dan memberikan hasil yang memuaskan.

Regenic berkomitmen menghadirkan terapi regeneratif yang realistis dan berbasis riset, untuk membantu mengurangi bekas jerawat sekaligus meningkatkan kesehatan kulit secara menyeluruh.

Untuk itu, Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar efektifitas Secretome untuk masalah jerawat maupun perkembangan dunia riset Stem Cell Indonesia, silakan hubungi tim ahli kami di Regenic

Referensi:

Fife, D. (2016). Evaluation of Acne Scars. Dermatologic Clinics, 34(2), 207–213. https://doi.org/10.1016/j.det.2015.11.009 

Kurniawati, Y., Diba, S., Septiafni, K., Novriani, R., Aldona, W. S., & Trifitriana, M. (2024). A novel therapy of combination Fractional CO2 Laser with topical insulin for treating atrophic acne scar: Single arm study. Journal of Pakistan Association of Dermatologists, 34(2), 400–407. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85193239070&partnerID=40&md5=87858d81d4865f7a804abcaf968d64fb 

Nilforoushzadeh, M. A., Heidari‐Kharaji, M., Alavi, S., Nouri, M., Zare, S., Mahmoudbeyk, M., Peyrovan, A., Sadati, A. S., & Behrangi, E. (2022). Acne scar treatment using combination therapy: Subcision and human autologous fibroblast injection. Journal of Cosmetic Dermatology, 21(10), 4677–4683. https://doi.org/10.1111/jocd.14988 

Quiñones-Vico, M. I., Sanabria-de la Torre, R., Sánchez-Díaz, M., Sierra-Sánchez, Á., Montero-Vílchez, T., Fernández-González, A., & Arias-Santiago, S. (2021). The Role of Exosomes Derived From Mesenchymal Stromal Cells in Dermatology. Frontiers in Cell and Developmental Biology, 9. https://doi.org/10.3389/fcell.2021.647012 

Robertson, K. M. (2004). Acne vulgaris. Facial Plastic Surgery Clinics of North America, 12(3), 347–355. https://doi.org/10.1016/j.fsc.2004.03.002 

Suhandi, C., Mohammed, A. F. A., Wilar, G., El-Rayyes, A., & Wathoni, N. (2023). Effectiveness of Mesenchymal Stem Cell Secretome on Wound Healing: A Systematic Review and Meta-analysis. Tissue Engineering and Regenerative Medicine, 20(7), 1053–1062. https://doi.org/10.1007/s13770-023-00570-9 

Tian, J., Lei, X. X., Xuan, L., Tang, J. B., & Cheng, B. (2019). Application of plasma-combined regeneration technology in managing facial acne scars. Journal of Cosmetic and Laser Therapy, 21(3), 138–144. https://doi.org/10.1080/14764172.2018.1481512 

Traub, M., Vendetti, P., McGee, S., & Maguire, G. (2021). Remediation of Mild, Acute Radiation Dermatitis Using a Stem Cell-Based Topical: A Real-World Case Report. Integrative Medicine (Encinitas, Calif.), 20(6), 30–34.

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.