Terapi Stem Cell untuk Pengobatan Degenerasi Makula

Degenerasi Makula Terkait Usia (AMD) adalah penyebab utama kehilangan penglihatan sentral yang tidak dapat disembuhkan bagi lansia di negara maju. AMD mempengaruhi daerah makula pada retina yang memiliki peran penting terhadap penglihatan yang jernih dan detail. Sekitar 196 juta penduduk dunia mengidap AMD pada tahun 2020. Seiring bertambahnya populasi lansia, pengidap AMD akan terus meningkat, diprediksi pada tahun 2040 akan mencapai 288 juta.

Gejala awal AMD seringkali tidak disadari karena berkembang perlahan. Manifestasi klinis meliputi penglihatan buram, distorsi visual (metamorfopsia), kesulitan mengenali wajah atau membaca teks kecil, serta hipersensitivitas terhadap cahaya (fotofobia). Pada tahap selanjutnya AMD dapat menimbulkan kehilangan penglihatan sentral secara signifikan sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Penyebab AMD bersifat multifaktorial, melibatkan kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Faktor risiko utama meliputi usia lanjut, riwayat keluarga dengan AMD, merokok, hipertensi, dan paparan sinar ultraviolet. Secara patologis, AMD ditandai dengan akumulasi drusen (kumpulan lipid dan protein) di bawah epitel retina (RPE) serta perubahan pigmentasi, yang dapat berkembang menjadi bentuk atrofik (dry AMD) atau neovaskular (wet AMD).

Pengobatan AMD menghadapi tantangan besar, terutama dalam bentuk atrofik yang belum memiliki terapi efektif. Untuk bentuk neovaskular, terapi injeksi anti-VEGF telah menjadi standar, namun memerlukan perawatan jangka panjang dan biaya tinggi.

Penelitian terkini berfokus pada terapi regeneratif, termasuk penggunaan stem cell dan terapi gen, yang diharapkan memperbaiki atau menggantikan jaringan retina yang rusak. Meskipun menjanjikan, pendekatan ini masih dalam tahap penelitian dan memerlukan uji klinis lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Baca Artikel Lainnya: Pengobatan Rambut Telinga Dengan Stem Cell

Stem Cell untuk Degenerasi Makula

Degenerasi makula terkait usia (Age-related Macular Degeneration/AMD) merupakan salah satu penyebab kehilangan penglihatan sentral pada populasi lansia. Terapi stem cell menjadi pendekatan inovatif dalam mengatasi AMD, dengan tujuan menggantikan sel-sel retina yang rusak, khususnya sel epitel pigmen retina (RPE).

Berbagai jenis stem cell, Mesenchymal Stem Cells (MSCs), dan Embryonic Stem Cells (ESCs), telah diteliti untuk potensi regeneratifnya dalam memperbaiki jaringan retina yang mengalami degenerasi. ​

Manfaat Terapi Stem Cell untuk Degenerasi Makula

Terapi stem cell menawarkan beberapa manfaat potensial dalam pengobatan AMD, antara lain:​

  • Memperlambat atau menghentikan progresi penyakit dengan menggantikan sel-sel retina yang rusak.​
  • Meningkatkan fungsi penglihatan, termasuk ketajaman visual dan persepsi warna.​
  • Memulihkan sebagian penglihatan yang telah hilang, terutama pada tahap awal penyakit.​

Studi menunjukkan bahwa transplantasi stem cell dapat memperbaiki struktur dan fungsi retina, memberikan harapan baru bagi pasien AMD.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi

Keberhasilan terapi stem cell untuk AMD dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk:

  • Jenis dan Sumber Stem Cell: MSCs misalnya, dinilai memiliki karakteristik imunomodulator dan kemampuan regeneratif yang baik.​
  • Stadium Penyakit: Terapi cenderung lebih efektif pada tahap awal AMD sebelum terjadi kerusakan retina yang luas.​
  • Teknik Transplantasi: Metode transplantasi yang tepat dan minim invasif meningkatkan kemungkinan akurasi penempatan yang lebih tinggi.

Memahami faktor-faktor ini penting untuk mengoptimalkan hasil terapi dan mengurangi risiko komplikasi.

Baca Artikel Lainnya: Secretome dalam Terapi Glaukoma: Apa Kata Riset?

Studi Klinis dan Temuan Terbaru dalam Penggunaan Stem Cell untuk Degenerasi Makula

Beberapa uji klinis telah dilakukan untuk mengevaluasi terapi stem cell pada AMD. Salah satu studi di Amerika Serikat melibatkan transplantasi sel RPE yang berasal dari iPSCs ke pasien dengan AMD kering stadium lanjut. Hasil awal menunjukkan bahwa prosedur ini dapat memperbaiki fungsi visual pada beberapa pasien. ​

Temuan ini menunjukkan potensi terapi stem cell dalam mengatasi AMD, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas jangka panjang dan keamanan prosedur.

Terapi stem cell menawarkan pendekatan revolusioner dalam pengobatan degenerasi makula, dengan potensi untuk memperbaiki atau menggantikan jaringan retina yang rusak. Meskipun masih dalam tahap penelitian, hasil awal dari berbagai studi klinis menunjukkan harapan besar bagi pasien AMD.

Keberhasilan terapi ini tergantung pada berbagai faktor, termasuk jenis stem cell, stadium penyakit, dan teknik transplantasi. Dengan kemajuan teknologi dan penelitian lebih lanjut, terapi stem cell berpotensi menjadi standar baru dalam pengobatan degenerasi makula di masa depan. Hubungi Regenic untuk informasi lebih lanjut!


Sumber Referensi:

  • Bourne, R. R. A., Steinmetz, J. D., Flaxman, S., Briant, P. S., Taylor, H. R., Resnikoff, S., Vision Loss Expert Group. (2021). Trends in prevalence of blindness and distance and near vision impairment over 30 years: An analysis for the Global Burden of Disease Study. The Lancet Global Health, 9(2), e130–e143. https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30425-3
  • Exon Publications. (2021). Macular Degeneration: Types, Causes, Symptoms, Treatments. https://exonpublications.com/index.php/exon/article/view/macular-degeneration-types-causes-symptoms-treatments
  • Sparrow, J. R., Hicks, D., & Hamel, C. P. (2021). The Retinal Pigment Epithelium in Health and Disease. Progress in Retinal and Eye Research, 85, 100964. https://doi.org/10.1016/j.preteyeres.2021.100964
  • Corazza, P., D'Alterio, F. M., Kabbani, J., Alam, M. M. R., Mercuri, S., Orlans, H. O., & Younis, S. (2021). Long-term outcomes of intravitreal anti-VEGF therapies in patients affected by neovascular age-related macular degeneration: a real-life study. BMC ophthalmology, 21(1), 300. https://doi.org/10.1186/s12886-021-02055-6
  • da Cruz, L., Fynes, K., Georgiadis, O., Kerby, J., Luo, Y. H., Ahmado, A., ... & Coffey, P. J. (2018). Phase 1 clinical study of an embryonic stem cell–derived retinal pigment epithelium patch in age-related macular degeneration. Nature Biotechnology, 36(4), 328–337. https://doi.org/10.1038/nbt.4114
  • Limoli, P. G., Vingolo, E. M., Limoli, C., Scalinci, S. Z., & Nebbioso, M. (2021). Stem cells and retinal degenerative diseases: Current applications and future perspectives. Pharmaceutics, 13(9), 1346. https://doi.org/10.3390/pharmaceutics13091346
  • Zarbin, M., Sugino, I., Townes-Anderson, E., & Bhagat, N. (2019). Advances in the treatment of age-related macular degeneration using stem cells. Stem Cell Reports, 12(4), 802–819. https://doi.org/10.1016/j.stemcr.2019.03.005
  • Sharma, R., Khristov, V., Rising, A., Jha, B. S., Dejene, R., Hotaling, N., ... & Bharti, K. (2019). Clinical-grade stem cell–derived retinal pigment epithelium patch rescues visual function in models of retinal degeneration. Science Translational Medicine, 11(475), eaat5580. https://doi.org/10.1126/scitranslmed.aat5580
  • National Eye Institute (NEI). Clinical trial highlight: Stem cell transplants for dry AMD. Retrieved from https://www.nei.nih.gov/learn-about-eye-health/eye-conditions-and-diseases/age-related-macular-degeneration/clinical-trial-highlight-stem-cell-transplants-dry-amd​

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.