Terapi Regeneratif Mengurangi Inflamasi dan Nyeri Ambeien

Ambeien, atau yang sering disebut wasir, adalah kondisi umum yang terjadi ketika pembuluh darah di sekitar anus membengkak. Ambeien bisa dialami oleh siapa saja, terutama bagi mereka yang sering mengejan saat buang air besar, terlalu lama duduk, kurang asupan serat, atau sedang hamil. Faktor risiko lainnya dari ambeien adalah obesitas dan orang yang sudah berusia lanjut.

Gejala ambeien bisa berbeda-beda tergantung pada tingkat keparahannya. Yang paling sering dirasakan adalah rasa nyeri saat duduk atau BAB, gatal di area anus, hingga perdarahan ringan. Pada tahap yang lebih berat, benjolan bisa keluar dari anus dan sulit masuk kembali, terutama pada ambeien derajat III dan IV.

Selama ini, pengobatan ambeien biasanya dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu secara konservatif, yaitu lewat perubahan pola makan, konsumsi serat, dan obat topikal. Kemudian secara semi-operatif, seperti skleroterapi atau ligasi karet. Dan secara operatif, seperti hemoroidektomi untuk kasus yang berat.

Namun, meski sudah diobati, banyak pasien tetap mengalami kekambuhan atau justru mengalami efek samping dari prosedur yang dijalani. Di sinilah terapi regeneratif hadir sebagai alternatif yang lebih alami dan minim risiko. Terapi ini berfokus pada meredakan peradangan dan mempercepat penyembuhan jaringan tanpa harus menjalani tindakan bedah yang invasif. Pendekatan ini membuka peluang baru bagi penderita ambeien untuk mendapatkan pemulihan yang lebih nyaman dan berkelanjutan.

Mekanisme Kerja Terapi Regeneratif pada Ambeien

Terapi regeneratif bekerja dengan cara membantu tubuh memperbaiki dirinya sendiri secara alami. Dalam kasus ambeien, terapi ini tidak hanya meredakan gejala, tapi juga membantu menyembuhkan jaringan yang rusak dari dalam. Berikut cara kerjanya:

  • Meredakan peradangan
    Terapi ini membantu menurunkan inflamasi dengan melepaskan zat-zat alami tubuh seperti sitokin antiinflamasi. Ini bisa mengurangi rasa nyeri, bengkak, dan iritasi yang sering muncul pada penderita ambeien.
  • Memperbaiki jaringan yang rusak
    Sel-sel aktif yang terkandung dalam terapi regeneratif membantu memperbaiki pembuluh darah dan jaringan anus yang mengalami kerusakan akibat ambeien.
  • Meningkatkan pembentukan pembuluh darah baru
    Terapi ini juga merangsang tubuh untuk membentuk pembuluh darah baru (angiogenesis), yang penting untuk mempercepat aliran darah dan proses penyembuhan di area yang bermasalah.
  • Menstabilkan respons imun tubuh
    Dengan memodulasi sistem kekebalan tubuh, terapi ini mencegah reaksi berlebihan yang bisa memperparah kondisi dan membuat proses pemulihan jadi lebih lambat.

Beberapa jenis terapi regeneratif seperti stem cell, Platelet-Rich Plasma (PRP), dan exosome sudah banyak diteliti dan terbukti membantu mempercepat penyembuhan luka serta mengurangi nyeri secara efektif. Pendekatan ini bisa menjadi solusi baru yang lebih nyaman dan minim efek samping dibandingkan prosedur konvensional.

Manfaat Terapi Regeneratif bagi Pasien Ambeien

Terapi regeneratif membawa sejumlah manfaat yang menjanjikan bagi pasien ambeien:

  • Mengurangi nyeri dan inflamasi tanpa perlu konsumsi obat jangka panjang.
  • Mempercepat regenerasi jaringan anus dan rektum, terutama setelah peradangan atau robekan.
  • Menurunkan risiko kekambuhan karena perbaikan terjadi hingga ke tingkat sel.
  • Minim efek samping, berbeda dengan tindakan invasif atau penggunaan steroid yang berlebihan.
  • Mendukung pemulihan pasca operasi, misalnya setelah hemoroidektomi atau ligasi.

Menurut Mazzaro (2024), kombinasi PRP dengan stem cell seperti Adipose-Derived Stem Cells (ASCs) bahkan menghasilkan tingkat kesembuhan hingga 85,89% pada kasus penyakit perianal, yang secara patologis sangat mirip dengan ambeien.

Prosedur Penerapan Terapi Regeneratif Ambeien

Penerapan terapi regeneratif tergolong minim invasif dan dapat dilakukan secara rawat jalan, tergantung pada jenis terapi yang digunakan:

  • Terapi Platelet-Rich Plasma (PRP)

Darah pasien diambil dan diproses untuk memisahkan plasma kaya trombosit, lalu disuntikkan ke area yang terkena. PRP mengandung faktor pertumbuhan seperti TGF-β dan PDGF yang mempercepat penyembuhan.

  • Terapi stem cell atau sel punca

Sel punca, khususnya Mesenchymal Stem Cells (MSCs), diambil dari jaringan lemak atau sumsum tulang dan ditanamkan di area ambeien. Sel ini membantu menekan inflamasi dan mendorong regenerasi jaringan.

  • Terapi exosome

Komponen mikro dari sel yang mengandung zat antiinflamasi dan faktor pertumbuhan, diberikan melalui injeksi lokal.

Seluruh prosedur ini biasanya memerlukan persiapan medis yang cermat dan dilakukan oleh dokter spesialis yang berpengalaman di bidang terapi regeneratif.

Jenis Terapi Regeneratif yang Digunakan

Berikut adalah jenis terapi yang umum digunakan untuk ambeien:

  • Platelet-Rich Plasma (PRP)

Mengandung protein dan faktor pertumbuhan untuk meredakan nyeri serta mempercepat penyembuhan.

  • Stem Cell Therapy

Menggunakan sel punca untuk memperbaiki jaringan anus dan pembuluh darah.

  • Exosome Therapy

Menggunakan vesikel kecil yang dilepaskan oleh stem cell, yang membawa molekul antiinflamasi dan pro-regeneratif.

Gabungan antara PRP dan stem cell menunjukkan hasil terapi yang lebih efektif dibandingkan jika digunakan secara terpisah.

Bukti Klinis dan Studi Pendukung

Beberapa studi telah menunjukkan efektivitas terapi regeneratif dalam menangani kondisi inflamasi perianal yang mirip dengan ambeien:

  1. Nazari (2022) menyoroti potensi besar terapi regeneratif khususnya menggunakan sel punca dan eksosom untuk mengobati fistula perianal, yaitu salah satu komplikasi serius dari penyakit Crohn yang sering kali sulit disembuhkan dengan metode medis atau bedah konvensional.

Dalam studi ini, sel punca mesenkimal (MSC) terbukti mampu menekan peradangan kronis dan membantu mempercepat perbaikan jaringan di area perianal yang rusak. Sel-sel ini bekerja dengan mengirimkan sinyal biokimia yang dapat menenangkan sistem imun tubuh dan mendorong proses penyembuhan luka, bahkan di lingkungan yang sebelumnya tidak mendukung regenerasi.

Selain sel punca, eksosom, yaitu partikel kecil yang dilepaskan oleh sel punca juga memainkan peran penting. Eksosom membawa “pesan” berupa protein dan molekul aktif lain yang bisa membantu menekan peradangan, memperbaiki lapisan usus, dan bahkan memengaruhi bakteri baik di dalam saluran cerna agar kondisi usus tetap sehat. Menariknya, karena ukurannya yang sangat kecil dan sifatnya yang tidak memicu reaksi imun, eksosom dianggap lebih aman dan efisien sebagai terapi pendukung.

Meskipun studi ini berfokus pada fistula perianal dan belum secara spesifik membahas kondisi ambeien, hasilnya tetap menggambarkan bagaimana terapi berbasis sel punca dan eksosom bisa menjadi harapan baru dalam mengatasi peradangan kronis dan memperbaiki jaringan di area tubuh yang sensitif, termasuk saluran pencernaan bagian bawah.

2. Mazzaro (2024) mengulas secara menyeluruh peran terapi regeneratif dalam mengatasi peradangan dan mempercepat penyembuhan luka, khususnya melalui penggunaan Platelet-Rich Plasma (PRP). Dalam studi ini, PRP yang merupakan konsentrat trombosit hasil pemrosesan darah pasien sendiri menunjukkan efek luar biasa dalam meredakan peradangan dan membantu regenerasi jaringan, terutama pada kasus fistula akibat penyakit Crohn.

Trombosit dalam PRP tidak hanya mempercepat pembekuan luka, tetapi juga melepaskan molekul-molekul antiinflamasi seperti TGF-β dan Lipoxin A4, yang berperan penting dalam mengendalikan reaksi tubuh terhadap peradangan. Dengan kata lain, PRP membantu menjaga agar proses penyembuhan tetap terkendali dan tidak berubah menjadi peradangan kronis yang memperparah kondisi pasien.

Dalam tinjauan terhadap 138 pasien, lebih dari 80% menunjukkan perbaikan luka setelah terapi PRP, dan hampir setengahnya mengalami pemulihan total. Menariknya, efektivitas PRP meningkat signifikan saat dikombinasikan dengan sel punca, khususnya yang berasal dari jaringan lemak (Adipose-Derived Stem Cells), dengan angka keberhasilan mencapai hampir 86%.

Meskipun fokus utama studi ini adalah pada fistula Crohn's Disease, hasil-hasil tersebut membuka harapan besar bahwa pendekatan serupa dapat diterapkan pada kondisi lain yang juga melibatkan peradangan dan kerusakan jaringan, seperti ambeien. Mekanisme kerja PRP yang menekan nyeri dan mempercepat perbaikan jaringan menjadikannya terapi yang sangat menjanjikan dalam dunia pengobatan regeneratif, termasuk untuk gangguan di area rektum dan anus.

Meski sebagian besar studi dilakukan pada kondisi seperti fistula atau Crohn’s disease, karakteristik patologisnya yang menyerupai ambeien menjadikan temuan ini relevan untuk dikembangkan lebih lanjut.

Ambeien adalah kondisi menyakitkan yang sering kali mengganggu kualitas hidup penderitanya. Meskipun pengobatan konvensional tetap menjadi pilihan utama, terapi regeneratif menawarkan pendekatan baru yang lebih alami, minim efek samping, dan menjanjikan penyembuhan jangka panjang.

Dengan kemampuan untuk memperbaiki jaringan dan menekan inflamasi, terapi seperti PRP, stem cell, dan exosome menjadi salah satu alternatif pengobatan ambeien yang sangat potensial. Ke depannya, terapi ini diprediksi akan menjadi bagian dari standar baru dalam penanganan ambeien, terutama bagi pasien yang mencari solusi jangka panjang tanpa prosedur invasif.

Tertarik mencoba terapi regeneratif untuk ambeien? Pelajari lebih lanjut tentang Terapi Stem Cell dan Secretome di Regenic.

Referensi:

  • Kaneps, A. J. (2023). A one-health perspective: use of hemoderivative regenerative therapies in canine and equine patients. Journal of the American Veterinary Medical Association, 261(3), 301–308. https://doi.org/10.2460/javma.22.12.0556
  • Liu, Y., Chong, L., & Read, M. (2023). Current status and clinical applications of tissue engineering of the gastrointestinal tract: a systematized narrative review. Frontiers in Gastroenterology, 2. https://doi.org/10.3389/fgstr.2023.1277094
  • Mazzaro, M. C., de Paula, A. E. C., Pascoal, L. B., Genaro, L. M., Pereira, I. M., Rodrigues, B. L., Oliveira, P. de S. P., & Leal, R. F. (2024). Optimizing Treatment Outcomes in Crohn’s Disease: A Comprehensive Systematic Review and Meta-Analysis of Regenerative Therapies with Emphasis on Platelet-Rich Plasma. Pharmaceuticals, 17(11), 1519. https://doi.org/10.3390/ph17111519
  • Nazari, H., Naei, V. Y., Tabasi, A. H., Badripour, A., Akbari Asbagh, R., Keramati, M. R., Sharifi, A., Behboudi, B., Kazemeini, A., Abbasi, M., Keshvari, A., & Ahmadi Tafti, S. M. (2022). Advanced Regenerative Medicine Strategies for Treatment of Perianal Fistula in Crohn’s Disease. Inflammatory Bowel Diseases, 28(1), 133–142. https://doi.org/10.1093/ibd/izab151
  • Plair, A., Bennington, J., Williams, J. K., Parker-Autry, C., Matthews, C. A., & Badlani, G. (2021). Regenerative medicine for anal incontinence: a review of regenerative therapies beyond cells. International Urogynecology Journal, 32(9), 2337–2347. https://doi.org/10.1007/s00192-020-04620-x
  • Sneider, E. B., & Maykel, J. A. (2010). Diagnosis and Management of Symptomatic Hemorrhoids. Surgical Clinics of North America, 90(1), 17–32. https://doi.org/10.1016/j.suc.2009.10.005
  • Yang, J., Zhang, L., & Wang, Q. (2024). Pyogenic liver abscess after Milligan–Morgan hemorrhoidectomy. Journal of Surgical Case Reports, 2024(6). https://doi.org/10.1093/jscr/rjae388

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.