Stem Cell Mempercepat Pemulihan Cedera Meniskus Lutut Atlet

Pernahkah mendengar cedera meniskus yang dialami Paul Pogba? Pesepakbola yang mengalami cedera meniskus dan harus absen pada piala dunia 2022. Cedera meniskus ternyata dialami oleh beberapa atlet lainnya, misalnya Derrick Rose (NBA), Sam Cane (Rugby), dan beberapa atlet lainnya.

Cedera meniskus sering dialami oleh para atlet yang sering melakukan gerakan lutut secara mendadak, misalnya pada pemain bola, basket, dan cabang olahraga lainnya. Meniskus adalah jaringan fibrokartilago yang berada di lutut memiliki fungsi untuk bantalan antara tulang paha dan kering, hingga membantu pada stabilisasi sendi.

Umumnya gejala yang muncul pada cedera meniskus adalah lutut yang terasa nyeri, sulit untuk meluruskan kaki, rasa kaki yang kaku atau tersangkut pada sendi lutut. Cedera ini disebabkan oleh trauma akibat gerakan yang mendadak atau penurunan fungsi pada meniskus akibat penuaan atau aktivitas fisik yang berat.

Cedera ini jika tidak diobati dengan tepat, bisa menimbulkan gangguan pada fungsi sendi dan tinggi risiko terkena osteoartritis. Pengobatan konvensional, seperti fisioterapi dan operasi memiliki keterbatasan dan tidak mencegah degenerasi jaringan meniskus permanen. Maka dari itu, pendekatan yang berpotensi besar dalam pengobatan cedera meniskus adalah dengan terapi Stem Cell.

Baca Artikel Lainnya: Efektivitas Stem Cell dan Secretome dalam Regenerasi Sendi

Terapi Stem Cell untuk Cedera Meniskus

Terapi Stem Cell muncul sebagai pendekatan yang potensial dalam perbaiki cedera meniskus, karena MSC berpotensi dalam diferensiasi menjadi jaringan kartilago dan faktor bioaktif yang dikeluarkan mendukung perbaikan jaringan hingga modulasi inflamasi. Stem Cell yang digunakan bisa berasal dari tali pusat (mesenchymal stem cells/MSCs) yang diolah di laboratorium dan diberikan pada pasien melalui injeksi lokal atau injeksi intra-artikular.

Mekanisme Stem Cell Regeneratif pada Meniskus

Stem Cell bekerja dengan cara menstimulasi proses regeneratif melalui dua jalur utama. Pertama, melalui potensinya dalam berdiferensiasi menjadi sel kondrosit (kartilago) yang menggantikan jaringan yang rusak. Kedua, dengan potensinya untuk melepaskan molekul-molekul bioaktif seperti sitokin dan growth factors yang mengurangi peradangan dan merangsang penyembuhan jaringan lokal.

Terapi Stem Cell tidak hanya berpotensi dalam percepat proses pemulihan, terapi ini juga menjanjikan dalam memperbaiki kualitas hasil regenerasi dari jaringan meniskus, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko kekambuhan atau komplikasi. Potensi Stem Cell dalam anti inflamasi dan imunomodulator memiliki peran penting untuk mengurangi kerusakan akibat reaksi imun berlebihan terhadap jaringan cedera.

Baca Artikel Lainnya: Stem Cell dalam Pengobatan Cedera Saraf Tulang Belakang

Manfaat Terapi Stem Cell bagi Atlet Cedera Meniskus

Potensi manfaat pada terapi Stem Cell untuk pengobatan cedera meniskus berupa waktu pemulihan yang cepat dan optimal dalam pemulihan fungsi lutut. Bagi atlet, mempercepat waktu proses pemulihan sangat penting untuk kembali beraktifitas dengan cepat. Risiko komplikasi pada terapi Stem Cell juga dinilai lebih rendah dibandingkan pengobatan invasif konvensional.

Terapi ini juga berpotensi mengurangi nyeri dan bengkak, hingga mempercepat pengembalian gerak lutut dan risiko kecil terkena osteoartritis. Terapi Stem Cell dinilai minimal invasif dan efisien dalam segi waktu, karena waktu rehabilitasi dan beban psikologis berkurang, sehingga diharapkan dapat membantu pemulihan mental dan fisik atlet dengan lebih baik.

Prosedur Terapi Stem Cell Cedera Meniskus

Sumber terapi Stem Cell mungkin diambil dari pasien sendiri (autologus) atau dari donor (allogenic). Sel kemudian dikultur dan diproses ke laboratorium. Setelah diproses, sel disuntikkan ke area cedera dengan panduan ultrasonografi atau artroskopi, sesuai penilaian dokter. Beberapa penelitian menyatakan kombinasi antara Stem Cell dengan scaffold atau gel seperti platelet-rich plasma (PRP) juga berpotensi tingkatkan efektivitas penyembuhan.

Setelah pasien menjalani terapi Stem Cell, rehabilitasi fisioterapi dinilai membantu dalam optimalkan hasil terapi dan terjadinya cedera ulang bisa terhindar. Stem Cell yang disuntikkan ke area meniskus yang rusak berpotensi membantu regenerasi struktur jaringan dan meningkatkan fungsi sendi lutut. Pasien akan kontrol berkala ke dokter untuk dipantau respon tubuhnya terhadap terapi.

Baca Artikel Lainnya Terapi Stem Cell untuk Sarcopenia, Harapan Baru bagi Lansia

Studi Klinis dan Bukti Ilmiah

Beberapa studi menunjukkan potensi yang menjanjikan dari terapi Stem Cell untuk cedera meniskus. Pada studi yang berjudul “The Effect of Stem Cells on Meniscus Tear Injuries” menyatakan bahwa transplantasi MSC berpotensi meningkatkan regenerasi meniskus, respons penyembuhan, kekuatan jaringan, serta fungsi dan aktivitas. Meski hasil awal menjanjikan, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami efek fungsionalnya secara menyeluruh pada pasien manusia.

Terapi Stem Cell dinilai menjanjikan dalam mempercepat pemulihan cedera meniskus, terutama pada atlet, dengan meningkatkan regenerasi jaringan, mengurangi peradangan, dan mempercepat kembalinya fungsi lutut secara optimal. Meskipun masih dibutuhkan penelitian jangka panjang untuk evaluasi keamanan penuh, hasil saat ini mendukung potensi besar Stem Cell dalam pengobatan regeneratif.

Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat disarankan agar terapi ini dapat diberikan secara tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan medis masing-masing pasien. Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar terapi sel secretome ataupun perkembangan dunia stem cell Indonesia, Regenic membantu Anda dalam memberikan informasi lebih lanjut.

 

Sumber Referensi

  • Gallicchio, V. (2023). The Effect of Stem Cells on Meniscus Tear Injuries. Journal Of Regenerative Biology And Medicine. 5(1), 7-29. https://doi.org/10.37191/mapsci-2582-385x-5(1)-124 
  • Tan, Q., Wu, C., Li, L., Liang, Y., Bai, X., & Shao, W. (2022). Stem Cells as a Novel Biomedicine for the Repair of Articular Meniscus. Frontiers in Pharmacology. 13:897635. https://doi.org/10.3389/fphar.2022.897635
  • Zhao, B., & Bian, L. (2022). Meniscus repair: up-to-date advances in Stem Cell-based therapy. Stem Cell Research & Therapy. 13, 207. https://doi.org/10.1186/s13287-022-02863-7
  • Ong, E., Chimutengwende-Gordon, M., & Khan, W. (2013). Stem Cell therapy for knee ligament, articular cartilage and meniscal injuries. Current Stem Cell Research & Therapy, 8(6), 422–428. https://doi.org/10.2174/1574888X1130800059
  • Keagle, M. J., & Gallicchio, V. S. (2023). Stem Cell Administration to Repair Torn Menisci. Stem Cell and Regenerative Medicine. 7(1), 1-29. https://doi.org/10.33425/2639-9512.1079

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.