Terapi Stem Cell Membantu Pasien Multiple System Atrophy

Multiple system atrophy (MSA) adalah penyakit langka yang menyebabkan kerusakan bertahap pada sistem saraf, terutama bagian yang mengatur gerakan tubuh dan fungsi otomatis seperti tekanan darah, pencernaan, dan kontrol kandung kemih. Gejala MSA bisa berupa kesulitan berjalan, gemetar, tubuh terasa kaku, sulit buang air kecil, dan tekanan darah rendah saat berdiri. MSA sering terlihat mirip dengan parkinson, tetapi gejalanya berkembang lebih cepat.

MSA terbagi menjadi dua jenis utama. Yang pertama adalah MSA-P (Parkinsonian type), dimana gejalanya mirip parkinson seperti otot kaku dan gerakan lambat. Yang kedua adalah MSA-C (Cerebellar type), yang ditandai dengan masalah keseimbangan dan koordinasi tubuh.

Penyebab pasti MSA belum diketahui, tetapi para peneliti menduga adanya penumpukan protein alfa-sinuklein yang tidak normal, khususnya di sel pendukung otak (bukan di sel saraf utama seperti pada parkinson). Selain itu, faktor genetik dan lingkungan, seperti paparan zat beracun, juga sedang diteliti sebagai penyebab lainnya.

Karena penyakit ini berkembang cepat dan belum ada obat yang benar-benar bisa menghentikannya, terapi baru seperti stem cell mulai dikembangkan. Terapi ini bertujuan untuk memperlambat kerusakan saraf dan membantu memperbaiki fungsi otak yang terganggu.

Baca Artikel Lainnya: Secretome untuk Pemulihan Saraf Pasien Cedera Otak Ringan

Mekanisme Terapi Stem Cell dalam MSA

Terapi stem cell (sel punca) bekerja melalui beberapa cara utama. Pertama, stem cell bisa melindungi sel-sel saraf dari kerusakan lebih lanjut dengan melepaskan zat khusus yang disebut faktor neurotropik, zat ini membantu menjaga kesehatan sel otak.

Kedua, stem cell(sel punca) dapat mengurangi peradangan di otak yang sering terjadi akibat penumpukan protein alfa-sinuklein, yang menjadi ciri khas pada penyakit MSA.

Ketiga, stem cell (sel punca) juga punya kemampuan untuk berubah menjadi sel-sel baru, sehingga bisa membantu memperbaiki dan membentuk kembali jaringan saraf yang sudah rusak.

Manfaat Terapi Stem Cell bagi Pasien MSA

Terapi stem cell memiliki beberapa manfaat yang sudah terlihat dalam berbagai penelitian. Salah satunya adalah membantu memperbaiki kemampuan gerak dan koordinasi tubuh, terutama setelah transplantasi sel dari tali pusat atau sumsum tulang.

Terapi ini juga dapat memperlambat perkembangan penyakit. Hal ini terlihat dari hasil penilaian menggunakan skala UMSARS yang menunjukkan perbaikan dalam beberapa bulan pertama setelah terapi.

Selain itu, terapi stem cell (sel punca) bisa melindungi sel-sel otak yang memproduksi dopamin dengan cara mengurangi kerusakan akibat stres oksidatif dan penumpukan kolesterol yang beracun. 

Prosedur Terapi Stem Cell untuk Pasien MSA

Prosedur terapi stem cell (sel punca) dilakukan melalui beberapa langkah utama. Pertama, sel punca dikumpulkan dari sumber tertentu, seperti sumsum tulang, darah tali pusat, atau jaringan lemak tubuh.

Setelah itu, sel-sel tersebut dipilih dan diperbanyak di laboratorium dalam kondisi steril agar jumlahnya cukup untuk terapi. Selanjutnya, sel akan disuntikkan ke tubuh pasien. Cara penyuntikannya bisa berbeda-beda, misalnya langsung ke pembuluh darah otak (intra-arterial), ke dalam cairan tulang belakang (intratekal), atau dengan teknik khusus seperti Gong’s puncture.

Setelah terapi, kondisi pasien akan dipantau secara rutin. Fungsi sarafnya dievaluasi setiap beberapa bulan menggunakan alat ukur yang disebut UMSARS, untuk melihat apakah ada perbaikan atau perubahan gejala.

Baca Artikel Lainnya: Manfaat Kombinasi Stem Cell dan Secretome dalam Pemulihan Cedera Saraf

Hasil Penelitian dan Studi Klinis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa terapi stem cell (sel punca) bisa memberikan harapan bagi pasien multiple system atrophy (MSA). Misalnya, penelitian oleh Gong pada 7 pasien MSA menunjukkan bahwa transplantasi sel dari darah tali pusat (hUCB-MC) melalui teknik khusus (Gong’s puncture) dapat memperbaiki kemampuan gerak pasien selama 3 hingga 6 bulan setelah terapi, tanpa efek samping yang serius.

Penelitian yang dilakukan Park juga memiliki hasil bahwa stem cell dari sumsum tulang dapat membantu melindungi sel-sel saraf dari kerusakan akibat stres oksidatif dan gangguan metabolisme.

Penelitian lainnya oleh Chung membuktikan bahwa pemberian stem cell(sel punce) sumsum tulang melalui pembuluh darah arteri aman bagi pasien MSA jenis serebelar (MSA-C), dan berpotensi memperlambat gejala.

Kemudian hasil yang dilakukan oleh Chang menunjukkan bahwa stem cell (sel punca) dari jaringan lemak (ADSC) yang ditanamkan ke otak tikus dengan model MSA mampu meningkatkan gerakan, mengurangi peradangan, dan memperbaiki jalur dopamin yang terganggu.

Terapi stem cell menunjukkan potensi besar sebagai pendekatan inovatif dalam menangani multiple system atrophy. Studi klinis menunjukkan perbaikan gejala motorik, perlambatan progresi penyakit, serta keamanan prosedur tanpa efek samping serius. Walau masih diperlukan uji klinis skala besar, terapi ini dapat menjadi harapan baru bagi pasien MSA yang sebelumnya tidak memiliki pilihan terapi efektif.

Untuk info lebih lanjut mengenai efektifitas terapi Stem Cell untuk penyakit Multiple System Atrophy, Anda bisa menghubungi mitra layanan Regenic atau konsultasi langsung dengan tim ahli kami.

Sumber Referensi: 

  • Gong, D., Wang, W., Yuan, X., Yu, H., & Zhao, M. (2022). Long-Term Clinical Efficacy of Human Umbilical Cord Blood Mononuclear Cell Transplantation by Lateral Atlanto-Occipital Space Puncture (Gong's Puncture) for the Treatment of Multiple System Atrophy. Cell Transplantation.https://doi.org/10.1177/09636897221136553

  • Park, K. R., Hwang, C. J., Yun, H. M., et al. (2020). Prevention of multiple system atrophy using human bone marrow-derived mesenchymal stem cells by reducing polyamine and cholesterol-induced neural damages. Stem Cell Research & Therapy.https://doi.org/10.1186/s13287-020-01590-1

  • Chung, S., Lee, T. Y., Lee, Y. H., et al. (2020). Phase I trial of intra-arterial BM-MSCs in patients with MSA-C. Stem Cells International.https://doi.org/10.1155/2021/9886877

  • Chang, C., Liu, J. W., Chen, B. C., et al. (2020). Transplantation of Adipose-Derived Stem Cells Alleviates Striatal Degeneration in a Transgenic Mouse Model for Multiple System Atrophy. Cell Transplantation.https://doi.org/10.1177/0963689720960185

  • Watanabe, H., Shima, S., Mizutani, Y., Ueda, A., & Ito, M. (2022). Multiple System Atrophy: Advances in Diagnosis and Therapy. Journal of Movement Disorders.https://doi.org/10.14802/jmd.22082

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.