Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok gangguan neurologis yang memengaruhi gerakan, postur, dan koordinasi otot. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan atau perkembangan abnormal pada otak yang sedang berkembang, biasanya terjadi sebelum, selama, bahkan setelah kelahiran.
Gejala cerebral palsy sangat bervariasi tergantung tipe dan tingkat keparahannya. Gejala umumnya berdasarkan jenis gangguan gerakan seperti kekakuan otot (spastisitas), gerakan tidak terkendali (dyskinetik), kesulitan menjaga keseimbangan (ataksik), serta kombinasi dari ketiganya (campuran). Anak dengan CP juga bisa mengalami gangguan bicara, gangguan penglihatan, kesulitan makan, hingga kejang.
Sedangkan penyebab cerebral palsy bisa berasal dari berbagai faktor seperti infeksi saat kehamilan, kelahiran prematur, atau kekurangan oksigen saat lahir. Namun, penelitian terbaru juga menunjukkan adanya keterlibatan faktor genetik.
Baca Artikel Lainnya: Bisakah Stem Cell Mengembalikan Fungsi Saraf Sensorik?
Apa Itu Terapi Stem Cell untuk Cerebral Palsy?
Terapi stem cell merupakan metode pengobatan yang memanfaatkan stem cell untu memperbaiki atau mengganti jaringan tubuh yang rusak. Dalam konteks cerebral palsy (CP), terapi ini bertujuan untuk memperbaiki jaringan otak yang rusak, meningkatkan fungsi neurologis, serta mendukung proses regenerasi sistem saraf yang terganggu sejak masa perkembangan awal.
Jenis stem cell Indonesia yang paling sering digunakan dalam terapi CP antara lain mesenchymal stem cells (MSCs), yang biasanya diambil dari tali pusat atau sumsum tulang, serta mononuclear cells yang diperoleh dari darah tali pusat. MSCs dikenal memiliki sifat anti inflamasi, imunomodulator, dan kemampuan regeneratif yang tinggi, sehingga menjadi kandidat potensial dalam terapi neurologis.
Meskipun terapi ini masih dalam tahap penelitian untuk menjadi standar pengobatan, sejumlah penelitian klinis telah menunjukan hasil yang menjanjikan. Oleh karena itu, terapi stem cell terus dikembangkan sebagai pendekatan inovatif untuk mendukung kualitas hidup anak-anak dengan cerebral palsy.
Manfaat Terapi Stem Cell untuk Anak dengan Cerebral Palsy
Beberapa manfaat terapi stem cell untuk anak dengan cerebral palsy, antara lain sebagai berikut:
- Peningkatan Fungsi Motorik
Terapi stem cell dapat memperbaiki kerusakan jaringan otak dan merangsang neuroplastisitas, yaitu kemampuan otak untuk membentuk koneksi saraf baru. Hal ini berkaitan dengan peningkatan fungsi motorik kasar pada anak dengan CP, yang umumnya diukur menggunakan Gross Motor Function Measure (GMFM). - Pengurangan Spastisitas
Spastisitas atau kekakuan otot merupakan salah satu gejala pada anak dengan cerebral palsy. Terapi stem cell diketahui memiliki efek antiinflamasi dan imunomodulasi. Efek ini membantu mengurangi peradangan kronis di sistem saraf pusat, yang sering menjadi penyebab spastisitas. - Peningkatan Fungsi Kognitif dan Komunikasi
Meskipun data pada aspek ini masih terbatas, sebuah uji klinik menunjukan bahwa terapi stem cell pada anak dengan cerebral palsy dapat meningkatkan fungsi jaringan otak dan aktivitas listrik otak, yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan kognitif dan bahasa.
Namun, perlu dipahami bahwa hasilnya bisa berbeda-beda tergantung kondisi anak. Karena terap ini bukan pengganti tapi dapat menjadi pelengkap perawatan yang sudah ada.
Baca Artikel Lainnya: Stem Cell sebagai Terapi Masa Depan untuk Cedera Otak dan Saraf Tulang Belakang
Prosedur Terapi Stem Cell untuk Anak dengan Cerebral Palsy
Terapi stem cell untuk anak dengan cerebral palsy (CP) melibatkan serangkaian prosedur medis yang bertujuan untuk mengoptimalkan regenerasi jaringan saraf yang rusak. Berikut beberapa Prosedur terapi stem cell untuk anak dengan cerebral palsy:
- Pengumpulan Stem Cell
Stem cell yang akan digunakan dapat diambil dari beberapa sumber, seperti Mesenchymal stem cells (MSCs) yang diambil dari sumsum tulang atau jaringan lemak pasien (autologus) atau donor (alogenik). Serta Umbilical cord blood-derived mononuclear cells (UCB-MNCs) yang diambil dari darah tali pusat. - Pemrosesan dan Uji Kualitas Sel
Setelah stem cell berhasil dikumpulkan, langsung selanjutnya pemrosesan dan uji kualitas. Tujuan utama dari proses ini untuk memastikan bahwa viabilitas sel tetap tinggi, serta untuk mengidentifikasi dan memastikan jenis sel sesuai dengan kebutuhan terapi. - Pemberian Sel
Setelah melalui proses pemurnian, stem cell diberikan dengan dua metode utama. Metode pertama melalui infus ke pembuluh darah (intravenous/IV), memungkinkan sel-sel tersebut menyebar secara luas ke seluruh tubuh. Metode kedua melalui injeksi langsung ke cairan tulang belakang (intrathecal/IT), yang bertujuan agar stem cell dapat menjangkau otak dan sistem saraf pusat dengan cepat dan langsung. - Pemantauan dan Evaluasi Pasca Terapi
Setelah stem cell diberikan, pasien akan dipantau ketat selama beberapa minggu hingga bulan. Pemantauan ini bertujuan melihat efek samping, kemajuan gerak anak (seperti lewat skor GMFM), serta efektivitas terapi dalam jangka panjang.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Terapi
Keberhasilan terapi stem cell dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai berikut:
- Usia Saat Terapi
Waktu pemberian terapi sangat berpengaruh, terutama terkait usia anak. Pada anak usia dini respon yang ditunjukan akan lebih baik karena otaknya masih dalam fase perkembangan aktif dan memiliki tingkat neuroplastisitas yang tinggi. Dengan kata lain, semakin muda usia anak, semakin besar kemungkinan stem cell dapat berintegrasi dan membantu jaringan saraf yang terganggu. - Tingkat Keparahan Cerebral Palsy
Anak dengan CP ringan hingga sedang biasanya menunjukkan respon terapi yang lebih signifikan dibandingkan dengan CP berat. Hal ini disebabkan oleh adanya fungsi saraf yang masih bisa dirangsang dan diperbaiki melalui regenerasi sel. - Jenis dan Sumber Stem Cell
Jenis stem cell yang digunakan seperti mesenchymal stem cells (MSCs) dari tali pusat atau sumsum tulang memiliki peran penting terhadap efektivitas terapi. Stem cell dari tali pusat dinilai memiliki potensi regeneratif yang lebih tinggi dan lebih rendah risiko penolakan imun. - Metode dan Dosis Pemberian
Metode pemberian baik melalui intravena atau intratekal, serta dosis yang digunakan memiliki pengaruh signifikan terhadap distribusi sel dan efektivitas regenerasi jaringan saraf. Salah satu studi Lv et al. (2021), menunjukkan bahwa pemberian intratekal aman dan dapat meningkatkan integritas materi putih otak serta fungsi motorik kasar. - Terapi Tambahan yang Mendukung
Kombinasi terapi stem cell dengan intervensi rehabilitatif seperti fisioterapi, terapi okupasi, dan terapi wicara terbukti mampu meningkatkan efektivitas terapi secara keseluruhan.
Baca Artikel Lainnya: Secretome untuk Pemulihan Saraf Pasien Cedera Otak Ringan
Studi Klinis dan Temuan Terbaru
Sebuah tinjauan sistematis dan meta analisis yang diterbitkan dalam Frontiers in Bioengineering and Biotechnology (2022) mengevaluasi sembilan uji klinis terkait terapi stem cell pada anak dengan CP. Hasil analisis menunjukan bahwa terapi stem cell secara signifikan meningkatkan fungsi motorik kasar, yang diukur menggunakan Gross Motor Function Measure (GMFM), dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Subanalisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa penggunaan Mesenchymal Stem Cells (MSCs) dari tali pusat, dengan dosis rendah dan diberikan secara intratekal memberikan hasil yang lebih efektif.
Studi oleh Wang et al. (2024) melalui exome sequencing menemukan adanya variasi genetik yang signifikan dan temuan klinis yang bisa ditindaklanjuti pada anak dengan cerebral palsy. Hal ini memperkuat bahwa CP memiliki etiologi kompleks yang melibatkan interaksi antara faktor lingkungan dan genetik.
Temuan ini menegaskan bahwa terapi stem cell, khususnya MSCs dari tali pusat yang diberikan secara intratekal dengan dosis rendah, memiliki potensi besar sebagai intervensi biologis dalam mendukung pemulihan neurologis pada anak dengan CP.
Sebuah studi yang diterbitkan di Stem Cell Reviews and Reports pada juni 2024 mengevaluasi dampak pemberian human umbilical cord-derived mesenchymal stem cells (hUC-MSCs) terhadap fungsi motorik pada 152 anak dengan CP. Dalam studi ini, peserta menerima hingga dua siklus injeksi hUC-MSCs, masing-masing terdiri dari lima kali pemberian.
Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam fungsi motorik, yang diukur menggunakan Gross Motor Function Measure (GMFM), 6-Minute Walk Test (6-MWT), Timed Up and Go test (Up&Go test), dan Lovett’s test. Temuan ini memperkuat bukti bahwa terapi stem cell, khususnya hUC-MSCs dari tali pusat memiliki potensi besar sebagai terapi tambahan dalam pengelolaan CP.
Terapi stem cell merupakan salah satu terobosan medis yang saat ini terus dikembangkan sebagai pendekatan pendukung dalam penanganan cerebral palsy (CP). Sejumlah studi klinis telah menunjukkan bahwa terapi ini memiliki potensi untuk meningkatkan fungsi motorik, mengurangi spastisitas, serta memperbaiki kualitas hidup anak dengan CP.
Meskipun belum menjadi standar terapi secara global, hasil sementara dari berbagai penelitian memberikan sinyal positif terhadap efektivitas dan keamanannya, khususnya pada penggunaan mesenchymal stem cells yang diberikan melalui rute intrathecal.
Namun demikian, penting untuk diingat bahwa terapi ini masih berada dalam tahap investigasi dan belum dapat dijadikan sebagai pengganti terapi konvensional. Keberhasilan terapi sangat bergantung pada berbagai faktor, seperti usia pasien, tingkat keparahan CP, jenis sel yang digunakan, serta dukungan terapi rehabilitatif lainnya.
Oleh karena itu, orang tua yang mempertimbangkan terapi stem cell untuk anak mereka sebaiknya melakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter spesialis saraf anak atau tim medis yang kompeten di bidang pengobatan regeneratif. Pemilihan fasilitas kesehatan yang memiliki standar uji klinis, izin etik, dan rekam jejak yang baik juga menjadi aspek krusial untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi.
Dengan pendekatan yang hati-hati, berbasis bukti ilmiah, dan didukung oleh tenaga medis profesional, terapi stem cell memiliki peluang untuk menjadi bagian penting dari strategi penatalaksanaan komprehensif bagi anak-anak dengan cerebral palsy di masa mendatang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai Terapi Stem Cell untuk Cerebral Palsy maupun perkembangan Stem Cell Indonesia terbaru, Anda dapat mengunjungi mitra layanan kami atau tim ahli kami di Regenic.
Sumber Referensi:
- Basoya, S., Kumar, S., & Wanjari, A. (2023). Cerebral Palsy: A Narrative Review on Childhood Disorder. Cureus, 15(11), e49050. DOI: 10.7759/cureus.49050
- Qu, J., Zhou, L., Zhang, H., Han, D., Luo, Y., Chen, J., Li, L., Zou, Z., He, Z., Zhang, M., & Ye, J. (2022). Efficacy and safety of stem cell therapy in cerebral palsy: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology. https://www.frontiersin.org/journals/bioengineering-and-biotechnology/articles/10.3389/fbioe.2022.1006845/full
- Gu, J., Huang, L., Zhang, C., Wang, Y., Zhang, R., Tu, Z., Wang, H., Zhou, X., Xiao, Z., Liu, Z., Hu, X., Ke, Z., Wang, D., & Liu, L. (2020). Therapeutic evidence of umbilical cord-derived mesenchymal stem cell transplantation for cerebral palsy: A randomized, controlled trial. Stem Cell Research & Therapy, 11(1), 43. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32014055/
- Eggenberger, S., Boucard, C., Schoeberlein, A., Guzman, R., Limacher, A., Surbek, D., & Mueller, M. (2019). Stem cell treatment and cerebral palsy: Systematic review and meta-analysis. World Journal of Stem Cells, 11(10), 767–783. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6828595/
- Qu, J., Zhou, L., Zhang, H., Han, D., Luo, Y., Chen, J., Li, L., Zou, Z., He, Z., Zhang, M., & Ye, J. (2022). Efficacy and safety of stem cell therapy in cerebral palsy: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 10, 1006845.https://www.frontiersin.org/journals/bioengineering-and-biotechnology/articles/10.3389/fbioe.2022.1006845/full
- Wang, Y., Xu, Y., Zhou, C., et al. (2024). Exome sequencing reveals genetic heterogeneity and clinically actionable findings in children with cerebral palsy. Nature Medicine, 30(5), 1395–1405. DOI: 10.1038/s41591-024-02912-z
- Lv, Z., Li, Y., Wang, Y., et al. (2023). Safety and efficacy outcomes after intranasal administration of neural stem cells in cerebral palsy: a randomized phase 1/2 controlled trial. Stem Cell Research & Therapy, 14, 23. https://doi.org/10.1186/s13287-022-03234-y
- Amanat, M., Majmaa, A., Zarrabi, M., et al. (2021). Clinical and imaging outcomes after intrathecal injection of umbilical cord tissue mesenchymal stem cells in cerebral palsy: a randomized double-blind sham-controlled clinical trial. Stem Cell Research & Therapy, 12, 439. https://doi.org/10.1186/s13287-021-02513-4
- Qu, J., Zhou, L., Zhang, H., et al. (2022). Efficacy and safety of stem cell therapy in cerebral palsy: A systematic review and meta-analysis. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 10, 1006845. https://doi.org/10.3389/fbioe.2022.1006845
- Chrościńska-Kawczyk, M., Zdolińska-Malinowska, I., & Boruczkowski, D. (2024). The Impact of Umbilical Cord Mesenchymal Stem Cells on Motor Function in Children with Cerebral Palsy: Results of a Real-world, Compassionate use Study. Stem Cell Reviews and Reports, 20, 1636–1649. https://doi.org/10.1007/s12015-024-10742-2