Terapi Stem Cell Mendukung Fungsi Paru Pasca Bronkopneumonia

Bronkopneumonia adalah salah satu bentuk infeksi paru yang cukup serius dan umum terjadi. Kondisi ini menyerang bagian bronkiolus (saluran udara kecil di paru-paru) serta jaringan paru di sekitarnya. Infeksi ini membuat saluran udara terisi lendir, menyebabkan peradangan, dan menghambat pertukaran oksigen di dalam paru.

Gejala Bronkopneumonia bisa muncul secara tiba-tiba atau bertahap. Penderitanya sering mengalami demam tinggi, batuk berdahak, napas pendek, nyeri dada, hingga tubuh terasa sangat lelah. Pada beberapa kasus, terutama pada anak-anak, lansia, atau orang dengan daya tahan tubuh rendah, Bronkopneumonia bisa berkembang menjadi kondisi yang mengancam jiwa dan membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit.

Penyebab utama Bronkopneumonia biasanya adalah infeksi bakteri seperti Streptococcus pneumoniae, namun virus dan jamur juga dapat menjadi pemicu. Faktor risiko lain seperti paparan polusi udara, kebiasaan merokok, serta adanya penyakit kronis seperti asma dan COPD juga dapat memperburuk kondisi ini.

Meskipun pengobatan dengan antibiotik, antipiretik, dan terapi oksigen seringkali mampu mengatasi infeksi akutnya, tidak semua pasien bisa pulih sempurna. Beberapa penderita mengalami penurunan fungsi paru jangka panjang akibat kerusakan jaringan paru yang tidak sepenuhnya pulih setelah infeksi.

Dalam kondisi seperti ini, pendekatan medis regeneratif seperti terapi Stem Cell atau Sel Punca menjadi alternatif yang mulai banyak diteliti. Terapi ini bertujuan untuk memperbaiki jaringan paru yang rusak dan memulihkan fungsi pernapasan secara menyeluruh dari dalam tubuh.

Baca Artikel Lainnya: Stem Cell Autologous vs Allogenic, Apa Bedanya?

Mekanisme Stem Cell dalam Mendukung Regenerasi Paru

Stem Cell, atau sel punca, bekerja dengan dua cara utama. Pertama, mereka bisa berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, termasuk sel-sel paru yang rusak. Kedua, mereka melepaskan molekul bioaktif melalui mekanisme parakrin yang membantu meredakan peradangan dan memperbaiki jaringan.

Dalam konteks Bronkopneumonia, jaringan paru yang rusak akibat infeksi akan mengalami peradangan dan fibrosis (jaringan parut). Stem Cell dinilai membantu memperbaiki struktur alveolus (kantung udara paru) dan mengurangi efek peradangan kronis yang dapat memperburuk fungsi paru.

Selain itu, Stem Cell juga dinilai meningkatkan kadar surfaktan paru yaitu zat yang membantu menjaga elastisitas paru, sehingga proses pernapasan bisa kembali lancar. Proses regenerasi ini juga membantu mengembalikan pertukaran oksigen di paru-paru yang sempat terganggu akibat infeksi.

Jenis Stem Cell yang Digunakan

Ada beberapa jenis Stem Cell yang saat ini banyak diteliti untuk pemulihan paru:

  • Mesenchymal Stem Cells (MSCs): Paling umum digunakan karena mudah diperoleh dari jaringan lemak, sumsum tulang, atau tali pusat. MSCs memiliki sifat antiinflamasi dan imunomodulator yang kuat, sangat penting dalam pemulihan paru pasca infeksi.
  • Induced Pluripotent Stem Cells (iPSCs): Meski masih lebih banyak digunakan dalam penelitian, iPSCs memiliki potensi tinggi karena bisa dikembangkan menjadi berbagai tipe sel paru.

Dalam konteks klinis, MSCs adalah yang paling sering digunakan karena keamanan dan efektivitasnya telah banyak diuji.

Baca Artikel Lainnya: Terapi Stem Cell untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK

Manfaat Terapi Stem Cell untuk Pasien Pasca Bronkopneumonia

Terapi Stem Cell menawarkan sejumlah manfaat nyata dalam pemulihan paru, terutama pasca Bronkopneumonia:

  • Mengurangi peradangan paru: Stem Cell diteliti menurunkan kadar sitokin pro-inflamasi, yang sering meningkat pasca infeksi berat.
  • Memperbaiki jaringan paru yang rusak: Sel punca mungkin membantu regenerasi alveolus dan mengurangi fibrosis paru.
  • Meningkatkan fungsi pernapasan: Dengan memperbaiki elastisitas paru dan mendukung produksi surfaktan, pasien dapat bernapas lebih lega dan dalam.
  • Mengurangi risiko komplikasi jangka panjang: Seperti kerusakan paru permanen atau penurunan kapasitas paru.

Manfaat-manfaat ini menjadikan terapi Stem Cell sebagai pendekatan baru yang potensial, terutama bagi pasien dengan pemulihan paru yang lambat.

Prosedur Terapi Stem Cell

Prosedur terapi ini sedang dikembangkan dengan diawali dengan pengambilan Stem Cell dari tubuh pasien sendiri (autologus) atau dari donor (allogenik). Selanjutnya:

  1. Stem Cell diproses di laboratorium untuk memastikan kualitas dan kemurniannya.
  2. Sel kemudian disuntikkan secara intravena atau langsung ke area paru melalui bronkoskopi, tergantung kondisi pasien.
  3. Pasien biasanya dipantau dalam waktu 24-72 jam untuk melihat respon awal dan efek samping.

Karena terapi ini berbasis sel hidup dan alami, efek samping serius jarang terjadi. Namun, tetap harus dilakukan di bawah pengawasan klinis tenaga medis berpengalaman.

Baca Artikel Lainnya: Secretome sebagai Terapi Tambahan pada Pengobatan TBC Paru

Studi Klinis dan Bukti Ilmiah

Studi yang diteliti oleh Sharma dan rekannya pada tahun 2022 menjelaskan bahwa terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) yang diberikan secara intravena kepada pasien pneumonia sedang akibat infeksi COVID-19 menunjukkan hasil yang menjanjikan. Dalam studi fase 1 ini, Stem Cell diambil dari jaringan tali pusat dan plasenta, lalu diolah di laboratorium dan disuntikkan ke dalam pembuluh darah pasien. 

Hasilnya, semua pasien mengalami perbaikan gejala dalam waktu 10 hari tanpa efek samping serius. Selain itu, indikator peradangan seperti CRP, IL-6, ferritin, dan D-dimer menurun secara signifikan, serta fungsi paru membaik dilihat dari peningkatan saturasi oksigen. 

Pemeriksaan radiologis setelah enam bulan juga menunjukkan tidak adanya kerusakan atau fibrosis paru. Temuan ini menjadi bukti awal bahwa terapi Stem Cell dapat mempercepat pemulihan dan memperbaiki fungsi paru pasca infeksi berat seperti Bronkopneumonia, sekaligus menekan risiko komplikasi jangka panjang. 

Bronkopneumonia merupakan kondisi infeksi paru yang dapat meninggalkan dampak jangka panjang terhadap fungsi pernapasan, terutama bila jaringan paru mengalami kerusakan permanen. Meskipun pengobatan konvensional mampu mengatasi infeksi, proses pemulihan paru tidak selalu berjalan optimal. Dalam situasi ini, terapi Stem Cell muncul sebagai pendekatan medis regeneratif yang menjanjikan.

Dengan potensinya dalam meredakan peradangan, memperbaiki jaringan paru yang rusak, dan mengembalikan fungsi alveolus, Stem Cell memberikan harapan baru bagi pasien yang ingin pulih sepenuhnya pasca Bronkopneumonia. 

Namun demikian, konsultasi medis dan evaluasi menyeluruh tetap dibutuhkan untuk menentukan kelayakan terapi pada setiap individu. Jika Anda memiliki pertanyaan lain seputar “Terapi Stem Cell Mendukung Fungsi Paru Pasca Bronkopneumonia”, Anda bisa menghubungi dokter Anda dan tim kami di Regenic.

Sumber Referensi:

  1. Sharma, A., Kulkarni, R., Sane, H., Awad, N., Bopardikar, A., Joshi, A., Baweja, S., Joshi, M., Vishwanathan, C., Gokulchandran, N., Badhe, P., Khan, M., Paranjape, A., Kulkarni, P., & Methal, A. (2022). Phase 1 clinical trial for intravenous administration of mesenchymal stem cells derived from umbilical cord and placenta in patients with moderate COVID-19 virus pneumonia: results of stage 1 of the study.. American journal of stem cells, 11 3, 37-55 . https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-1279607/v1
  2. Lam, G., Zhou, Y., Wang, J., & Tsui, Y. (2021). Targeting mesenchymal stem cell therapy for severe pneumonia patients. World Journal of Stem Cells, 13, 139 - 154. https://doi.org/10.4252/wjsc.v13.i2.139
  3. Brave, H., & MacLoughlin, R. (2020). State of the Art Review of Cell Therapy in the Treatment of Lung Disease, and the Potential for Aerosol Delivery. International journal of molecular sciences, 21(17), 6435. https://doi.org/10.3390/ijms21176435
  4. Hezam, K., Mo, R., Wang, C., Liu, Y., & Li, Z. (2021). Anti-inflammatory Effects of Mesenchymal Stem Cells and Their Secretomes in Pneumonia. Current pharmaceutical biotechnology. https://doi.org/10.2174/1389201022666210907115126

Yuan, D., Bao, Y., & El-Hashash, A. (2024). Mesenchymal stromal cell-based therapy in lung diseases; from research to clinic. American journal of stem cells, 13(2), 37–58. https://doi.org/10.62347/JAWM2040

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.