Ankle Sprain Berulang: Bisakah Secretome Mempercepat Sembuh?
Ankle sprain atau keseleo pergelangan kaki adalah cedera yang sangat umum, terutama mengenai ligamen lateral seperti anterior talofibular ligament (ATFL) dan calcaneofibular ligament (CFL). Cedera ini biasanya terjadi saat kaki menekuk dan berputar tiba-tiba.
Sebagian besar kasus bisa pulih dengan penanganan konservatif, tetapi bila rehabilitasinya kurang optimal, sebagian pasien berisiko mengalami chronic ankle instability (CAI). Kondisi ini ditandai dengan keluhan mudah keseleo ulang, rasa goyah, hingga menimbulkan rasa takut untuk menapak penuh.
Tujuan terapi modern untuk ankle sprain kini bukan hanya menghilangkan nyeri, tetapi juga mengembalikan stabilitas sendi, propriosepsi, serta fungsi agar angka kekambuhan turun. Di sinilah terapi regeneratif mulai dilirik.
Secretome, termasuk extracellular vesicles (EVs) dan exosome yang dihasilkan oleh mesenchymal stem cells (MSC), mengandung berbagai faktor bioaktif seperti protein, lipid, hingga small RNA. Komponen ini terbukti dalam penelitian memiliki efek anti-inflamasi, imunomodulasi, dan pro-regeneratif pada jaringan lunak seperti tendon dan ligamen.
Dalam konteks ankle sprain, secretome secara teori diyakini dapat:
Mengurangi inflamasi pada fase akut, sehingga bengkak dan nyeri lebih cepat mereda.
Mendukung regenerasi ligamen dengan menstimulasi remodeling kolagen dan pembentukan jaringan baru yang lebih kuat.
Meningkatkan vaskularisasi mikro, mempercepat penyembuhan.
Menurunkan risiko instabilitas kronis, sehingga pasien lebih percaya diri kembali beraktivitas.
Meskipun bukti klinis spesifik untuk ankle sprain berulang masih berkembang, riset awal menunjukkan potensi besar secretome sebagai tambahan terapi konservatif maupun pasca-operasi.
Baca artikel lainnya: Terapi Secretome untuk Memperlambat Degradasi Tulang Rawan pada Osteoarthritis
Indikasi Ortopedi/olahraga: Derajat Cedera, Kandidat, Target Klinis
Tidak semua kasus ankle sprain perlu atau cocok mendapat terapi regeneratif tambahan seperti secretome. Ada beberapa kondisi yang berpotensi terbantu dengan terapi ini:
Cedera ringan–sedang (grade I-II) dengan keluhan persisten
Jika keluhan nyeri atau rasa tidak stabil masih menetap lebih dari 3 bulan meskipun sudah menjalani fisioterapi, memakai brace/taping, dan melakukan latihan propriosepsi, maka terapi regeneratif bisa menjadi opsi. Tujuannya adalah untuk mengurangi nyeri, memulihkan fungsi, dan menurunkan risiko kambuh.
Chronic Ankle Instability (CAI) fungsional
Pada pasien dengan keluhan berulang berupa kaki terasa “goyah” atau “giving way” meski klinis ligamen tidak terlalu longgar, secretome dapat dipertimbangkan dengan harapan memaksimalkan pemulihan biologis sebelum tindakan operasi.
Instabilitas mekanik berat (grade III) atau gagal konservatif.
Bila kerusakan ligamen sudah parah atau semua upaya non-operatif tidak berhasil, maka operasi rekonstruksi tetap menjadi standar utama. Pada tahap ini, terapi regeneratif seperti secretome diharapkan dapat berperan lebih sebagai pendamping dalam rehabilitasi setelah tindakan bedah.
Prosedur & Protokol: Tahapan Tindakan, Imaging, dan Rehabilitasi
1. Sebelum tindakan: konfirmasi diagnosis
Langkah awal adalah memastikan diagnosis dan derajat cedera. Pemeriksaan klinis dipadukan dengan imaging:
Ultrasonografi muskuloskeletal (USG) berguna untuk menilai kondisi ligamen, memantau proses penyembuhan, sekaligus memandu lokasi injeksi.
MRI digunakan pada kasus kompleks, misalnya ada kecurigaan kerusakan jaringan tambahan atau diagnosis banding yang sulit dibedakan.
2. Tata laksana biologis
Secretome atau extracellular vesicles (EVs) dari MSC pada penelitiannya dapat diberikan di sekitar ligamen (peri-ligamen) dengan panduan USG, dalam kondisi aseptik.
Jadwal dan dosis belum memiliki standar baku karena masih tahap riset, namun konsistensi yang ada adalah bahwa terapi biologis sebaiknya selalu dikombinasikan dengan program rehabilitasi fungsional.
Rasional biologisnya ditunjang oleh penelitian pada jaringan lunak, meskipun protokol klinis spesifik untuk ankle masih berkembang.
3. Rehabilitasi terstruktur: fondasi utama pemulihan
Rehabilitasi tetap menjadi kunci tatalaksana ankle sprain, dengan prinsip early functional treatment:
Kontrol nyeri dan bengkak di fase awal.
Range of motion (ROM) terkontrol sejak dini.
Latihan propriosepsi progresif.
Penguatan otot.
Bracing atau taping saat kembali berolahraga.
Pendekatan ini terbukti mempercepat pemulihan fungsi dan menurunkan angka cedera ulang dibanding imobilisasi berkepanjangan.
4. Pasca operasi rekonstruksi ligamen
Pada kasus yang menjalani rekonstruksi, penelitian menunjukkan bahwa mobilisasi dini dapat meningkatkan skor fungsi. Namun, protokol tetap harus disesuaikan dengan kondisi tiap pasien dan penilaian dokter yang menangani pasien.
Baca artikel lainnya: Pemanfaatan Sel Punca pada Cedera Tulang Rawan
Keamanan & Regulasi: Standar Fasilitas, Kontrol Infeksi, Pelaporan Insiden
Standar fasilitas dan kontrol infeksi
Injeksi terapi regeneratif seperti secretome/EV dilakukan dengan teknik aseptik serta disarankan diberikan dengan panduan USG untuk meningkatkan akurasi dan meminimalkan risiko cidera. Setiap tindakan harus disertai dokumentasi indikasi dan pelaporan efek samping.
Aspek keamanan secretome/EVs
Secretome/EVs digolongkan sebagai advanced biologic therapy. Produksinya idealnya mengikuti prinsip mutu (kemurnian, konsistensi antar produksi) dan dipantau ketat pasca tindakan, meliputi evaluasi nyeri, bengkak, atau reaksi lokal. Bukti dari penggunaan klinis di bidang lain (misalnya pada luka kronis dan terapi kulit) menunjukkan profil keamanan yang baik, dengan efek samping serius jarang dilaporkan.
Regulasi & informed consent
Sebagai terapi biologis canggih, secretome/EVs mdi banyak negara masih berada dalam lingkup penelitian atau uji klinis. Implementasi klinis harus memperhatikan aspek regulasi nasional, standar Good Manufacturing Practice (GMP), serta informed consent yang menekankan status terapi, manfaat potensial, dan batasan bukti yang perlu dipahami pasien sebelum menjalani tindakan.
Hasil Penelitian dan Studi Klinis Terbaru
1. Studi Xue (2023)
Xue (2023) dalam ulasan penelitiannya yang berjudul “Recent advances of exosomes in soft tissue injuries in sports medicine: A critical review on biological and biomaterial applications”, membahas bagaimana secretome dan komponen utamanya yaitu ekstraseluler vesikel atau exosome dari mesenchymal stem cells (MSCs) yang memiliki peran penting dalam proses penyembuhan jaringan lunak, termasuk tendon dan ligamen. Walaupun jurnal ini tidak secara spesifik meneliti kasus ankle sprain berulang, temuan yang dipaparkan sangat relevan dengan topik tersebut.
Dalam ulasannya, Xue menjelaskan bahwa manfaat terapi MSC sebenarnya lebih banyak berasal dari molekul bioaktif yang dilepaskan (secretome), bukan hanya dari selnya sendiri. Molekul-molekul ini bekerja dengan beberapa cara dengan potensinya antara lain:
Merangsang pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) sehingga suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan yang cedera diharapkan meningkat.
Mengatur respons imun, khususnya dengan mengubah makrofag dari tipe peradangan (M1) menjadi tipe penyembuhan (M2), yang berpotensi membantu meredakan inflamasi.
Mendukung sintesis kolagen, yang menjanjikan untuk memperkuat jaringan lunak.
Lebih jauh lagi, Xue menyoroti potensi exosome untuk dikombinasikan dengan biomaterial sehingga diharapkan dapat bertahan lebih lama di area cedera. Strategi ini menjanjikan karena memungkinkan zat bisa bertahan lebih lama di area cedera sehingga pelepasan faktor penyembuh lebih terkontrol
Temuan ini sangat sejalan dengan teori potensi secretome dalam mempercepat penyembuhan ankle sprain berulang. Meskipun data spesifik pada kasus keseleo pergelangan kaki berulang masih terbatas, bukti dari penelitian pada tendon dan ligamen menunjukkan bahwa secretome berpotensi besar mempercepat penyembuhan dan mengurangi risiko cedera berulang dengan cara memperbaiki kualitas jaringan serta mengontrol peradangan.
2. Studi Sam (2025)
Sam (2025) dalam penelitiannya yang berjudul “Mesenchymal Stem Cell Secretome Effectiveness in Healing Chronic Tendon Injury: Procollagen Analysis and Histopathology in Rat Tendons”, meneliti peran secretome dari stem cells pada penyembuhan cedera tendon kronis, khususnya pada model hewan dengan cedera tendon Achilles.
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kombinasi secretome dari tendon-derived stem cells (TDSCs) dan adipose-derived stem cells (ASCs) mampu meningkatkan produksi kolagen tipe I, yang merupakan komponen utama yang menentukan kekuatan dan kestabilan tendon. Peningkatan ini dibuktikan dengan naiknya kadar Procollagen Type I N-Terminal Peptide (PINP), yang menjadi penanda sintesis kolagen baru.
Walau perubahan besar pada struktur jaringan melalui pemeriksaan mikroskopis belum terlihat dalam jangka pendek, peningkatan PINP menandakan adanya perbaikan mikrostruktur tendon yang sedang berlangsung. Peneliti juga menekankan bahwa waktu pengamatan yang lebih panjang dan dosis terapi yang lebih tepat kemungkinan diperlukan untuk melihat manfaat optimal dari secretome.
Temuan ini relevan dengan secretome dalam potensinya untuk mempercepat penyembuhan ankle sprain berulang, karena cedera pergelangan kaki yang sering kambuh biasanya berhubungan dengan kelemahan atau kualitas jaringan tendon/ligamen yang tidak pulih sempurna.
Dengan potensi secretome untuk mendorong sintesis kolagen baru dan memperkuat jaringan, terapi ini berpotensi membantu mempercepat pemulihan sekaligus mengurangi risiko cedera berulang. Namun, penelitian lanjutan pada manusia masih dibutuhkan agar manfaat ini bisa benar-benar diterapkan di klinik.
Baca artikel lainnya: Efektivitas Stem Cell dan Secretome dalam Regenerasi Sendi
Secretome atau EVs mulai dilirik sebagai terapi pendamping yang berpotensi mempercepat pemulihan pada kasus ankle sprain berulang. Meski hasil awal terlihat menjanjikan, bukti klinis khusus untuk ankle masih terus dikembangkan. Karena itu, terapi ini lebih tepat dipandang sebagai opsi masa depan yang menjanjikan, sambil tetap mengandalkan penanganan standar seperti fisioterapi dan program rehabilitasi terstruktur.
Konsultasikan kondisi Anda dengan menghubungi tim ahli Regenic untuk mengeksplorasi potensi secretome dalam membantu pemulihan ankle sprain berulang. Dapatkan juga perkembangan terkini dunia riset Stem Cell Indonesia hanya di Regenic.
Referensi:
Al-Janabi, M. M., Apostolides, M., Southgate, C., & Dhinsa, B. S. (2023). Early mobilization following elective ankle lateral collateral ligament reconstruction in adults. The Foot, 55, 101988. https://doi.org/10.1016/j.foot.2023.101988
Manske, R. C., Voight, M., Wolfe, C., & Page, P. (2024). Diagnostic Musculoskeletal Ultrasound for Medial Collateral Ligament Injuries: Applications in Rehabilitation. International Journal of Sports Physical Therapy, 19(9). https://doi.org/10.26603/001c.122931
Popp, D., Weber, J., Kerschbaum, M., Schicho, A., Baumann, F., Hilber, F., Krutsch, W., Alt, V., & Pfeifer, C. (2021). Early functional treatment or trivialization? – current treatment strategies in lateral ligament injuries of the ankle. European Journal of Sport Science, 21(10), 1469–1476. https://doi.org/10.1080/17461391.2020.1845813
Riswanto, B. K., Utomo, D. N., & Widhiyanto, L. (2024). Secretome injection effect on microscopic characteristics of cartilage, synovial membrane and subchondral bone in wistar rat knee osteoarthritis model. Journal of Medicinal and Pharmaceutical Chemistry Research, 6(6), 780–786. https://doi.org/10.48309/jmpcr.2024.432441.1070
Sam, A. D. P., Warsinggih, W., Usman, M. A., Johan, M., Suroto, H., Saleh, M. R., Sakti, M., Zainuddin, A. A., & Mubarak, A. F. (2025). Mesenchymal Stem Cell Secretome Effectiveness in Healing Chronic Tendon Injury: Procollagen Analysis and Histopathology in Rat Tendons. Stem Cells and Cloning: Advances and Applications, Volume 18, 35–43. https://doi.org/10.2147/SCCAA.S512079
Shao, Q., Zhou, Y., Yang, J., & Wu, J. (2022). ULTRASONOGRAPHIC MEASUREMENT OF THE EFFECT OF PHYSICAL TRAINING ON LIGAMENT INJURIES. Revista Brasileira de Medicina Do Esporte, 28(5), 592–594. https://doi.org/10.1590/1517-8692202228052022_0067
Shawen, S. B., Dworak, T., & Anderson, R. B. (2016). Return to Play Following Ankle Sprain and Lateral Ligament Reconstruction. Clinics in Sports Medicine, 35(4), 697–709. https://doi.org/10.1016/j.csm.2016.05.012
Suhandi, C., Mohammed, A. F. A., Wilar, G., El-Rayyes, A., & Wathoni, N. (2023). Effectiveness of Mesenchymal Stem Cell Secretome on Wound Healing: A Systematic Review and Meta-analysis. Tissue Engineering and Regenerative Medicine, 20(7), 1053–1062. https://doi.org/10.1007/s13770-023-00570-9
Vopat, M. L., Tarakemeh, A., Morris, B., Hassan, M., Garvin, P., Zackula, R., Mullen, S., Schroeppel, J. P., & Vopat, B. G. (2020). Early Versus Delayed Mobilization Postoperative Protocols for Lateral Ankle Ligament Repair: A Systematic Review and Meta-analysis. Orthopaedic Journal of Sports Medicine, 8(6). https://doi.org/10.1177/2325967120925256
Xue, Y., Riva, N., Zhao, L., Shieh, J., Chin, Y.-T., Gatt, A., & Guo, J. J. (2023). Recent advances of exosomes in soft tissue injuries in sports medicine: A critical review on biological and biomaterial applications. Journal of Controlled Release, 364, 90–108. https://doi.org/10.1016/j.jconrel.2023.10.031