Terapi Secretome untuk Tennis Elbow: Bukti & Protokol

Terapi Secretome untuk Tennis Elbow: Bukti & Protokol

Tennis elbow, atau dalam istilah medis disebut lateral epicondylitis, adalah kondisi nyeri dan kelemahan di bagian luar siku akibat penggunaan otot dan tendon lengan bawah yang berlebihan.

Terapi secretome hadir sebagai pendekatan baru yang menarik dalam terapi untuk tennis elbow. Secretome sendiri adalah kumpulan molekul aktif, seperti faktor pertumbuhan dan vesikel ekstraseluler, yang dilepaskan oleh sel, misalnya dari mesenchymal stem cells (MSC). Molekul-molekul ini bekerja melalui “sinyal parakrin”, yaitu cara sel berkomunikasi satu sama lain untuk mengurangi peradangan, memperbaiki kolagen, dan membantu peremodelan jaringan.

Berbeda dengan terapi stem cell konvensional, secretome tidak menggunakan sel hidup. Inilah yang membuat pendekatan cell-free ini dianggap lebih aman dan logis untuk menangani masalah tendon kronis, termasuk tennis elbow.

Indikasi ortopedi/olahraga: siapa kandidatnya?

Terapi secretome untuk tennis elbow bisa dipertimbangkan pada pasien dengan kondisi berikut:

  • Nyeri siku yang menetap lebih dari 6–12 minggu, meskipun sudah mencoba istirahat, mengurangi aktivitas, atau menjalani fisioterapi secara terarah.

  • Ada tanda tendinopati kronis, seperti nyeri saat ditekan, kelemahan saat menggenggam, atau fungsi siku yang terganggu, tetapi tanpa robekan total pada tendon.

  • Pasien membutuhkan pemulihan lebih cepat agar bisa kembali beraktivitas atau berolahraga, namun ingin menghindari tindakan operasi.

Tujuan utama terapi ini adalah:

  • Mengurangi nyeri pada siku.

  • Mengembalikan kekuatan genggaman dan fungsi siku.

  • Menurunkan risiko cedera ulang dengan cara memperbaiki kualitas kolagen (beralih ke dominasi kolagen tipe I yang lebih kuat) dan memperbaiki struktur tendon pada tingkat mikroskopis.

Hasil penelitian pra-klinis menunjukkan bahwa secretome atau EV-MSC (ekstraseluler vesikel dari mesenchymal stem cells) mampu membantu menyeimbangkan proses peradangan sekaligus menjaga keseimbangan antara pembentukan dan degradasi jaringan tendon.

Baca artikel lainnya: Secretome untuk Regenerasi dan Penyembuhan Tulang

Prosedur & protokol: dari tindakan hingga rehabilitasi

Persiapan & Penentuan Lokasi

Sebelum tindakan, dilakukan pemeriksaan klinis dan USG untuk memetakan area tendon yang mengalami degenerasi. Panduan ultrasound sangat penting untuk memastikan injeksi tepat sasaran sekaligus mengurangi risiko mengenai struktur di sekitarnya.

Bahan & Dosis

Bahan yang digunakan bisa berupa secretome, conditioned medium (CM), atau extracellular vesicles (EV) yang berasal dari MSC, ataupun formulasi setara yang sudah teruji kualitasnya. Keunggulan secretome adalah kandungan faktor bioaktif yang siap pakai, stabil, serta lebih mudah distandarisasi.

Teknik Injeksi Siku

Prosedurnya meliputi desinfeksi, pemberian anestesi lokal bila diperlukan, lalu injeksi secretome ke area tendon ekstensor yang bermasalah. Injeksi dilakukan menggunakan jarum halus dengan panduan USG (ultrasound-guided injection) untuk meningkatkan akurasi sekaligus mengurangi risiko komplikasi pada saraf atau pembuluh darah sekitar.

Rehabilitasi Bertahap (Wajib Dilakukan!)

  • 0–2 minggu: proteksi relatif, latihan rentang gerak tanpa nyeri, serta isometrik ringan.

  • Minggu 3–6: latihan penguatan eksentrik, propriosepsi, dan fungsi dasar; hindari gerakan yang menimbulkan nyeri berlebih.

  • Minggu 6–12: latihan spesifik sesuai olahraga atau pekerjaan, disertai uji fungsi terstandar sebelum pasien kembali ke aktivitas penuh.

Rehabilitasi modern menekankan kerja sama tim yang terdiri dari dokter, fisioterapis, dan pelatih. Progres dilakukan bertahap agar proses return-to-sport lebih aman dan efektif.

Baca artikel lainnya: Terapi Secretome untuk Memperlambat Degradasi Tulang Rawan pada Osteoarthritis

Keamanan & regulasi

Dalam penggunaan terapi secretome, aspek keamanan dan regulasi menjadi hal yang sangat penting. Prosedur harus dilakukan di fasilitas dengan standar yang jelas, menggunakan protokol kontrol infeksi yang ketat. Setiap batch produk perlu terdokumentasi dengan baik, dan bila terjadi insiden, wajib ada pelaporan resmi.

Pada fase pemulihan, rehabilitasi yang terlalu agresif justru bisa mengganggu proses penyembuhan. Konsensus modern menekankan perlunya mobilisasi dini yang terukur, namun tetap menghindari beban berlebihan pada fase awal. Dengan begitu, jaringan tendon punya kesempatan optimal untuk memperbaiki diri.

Dari sisi etika, setiap penelitian terkait rehabilitasi siku selalu melewati persetujuan etik dan terdaftar secara resmi. Praktik klinis sebaiknya meniru prinsip ini yang menjunjung transparansi, dokumentasi yang rapi, serta keterbukaan informasi kepada pasien sebelum tindakan dilakukan.

Baca artikel lainnya: Terapi Stem Cell untuk Skoliosis dan Kelainan Tulang Belakang

Hasil penelitian & studi terbaru

Beberapa temuan terkini mengenai efektifitas terapi secretome, antara lain:

1. Soukup (2023)

Dalam penelitiannya, Soukup menunjukkan bahwa terapi secretome, khususnya dalam bentuk conditioned medium (CM) dan extracellular vesicles (EVs) yang berasal dari mesenchymal stem cells (MSCs) yang memiliki potensi besar sebagai pendekatan cell-free untuk menangani tendinopati. 

Secretome terbukti mampu menekan respon inflamasi awal melalui modulasi makrofag ke arah fenotipe anti-inflamasi (M2), menurunkan sitokin pro-inflamasi (seperti TNF-α, IL-1β, dan IL-6), serta meningkatkan faktor anti-inflamasi (IL-10, IL-4). Selain itu, secretome berperan dalam memperbaiki jaringan tendon dengan meningkatkan produksi matriks ekstraseluler (ECM) dan menekan enzim perusak jaringan seperti MMPs.

Temuan ini relevan dengan terapi tennis elbow (epikondilitis lateral), yang pada dasarnya merupakan bentuk tendinopati akibat penggunaan berulang. Berdasarkan bukti Soukup, penggunaan secretome dapat menjadi pilihan terapi inovatif untuk mempercepat pemulihan pada tennis elbow, karena tidak hanya menurunkan peradangan tetapi juga memperbaiki kualitas perbaikan tendon. 

Dari sisi protokol, penelitian ini juga menyoroti pentingnya standarisasi dosis, sumber MSC, serta metode persiapan secretome agar hasil terapi lebih konsisten dan dapat diterapkan secara klinis. Dengan demikian, secretome berpotensi menjadi terapi regeneratif yang efektif dan aman untuk kasus tennis elbow.

2. Beitzel (2019)

Dalam bukunya tentang rehabilitasi olahraga, Beitzel menekankan bahwa pemulihan cedera seperti tennis elbow membutuhkan pendekatan komprehensif, dimulai dari diagnosis yang tepat, protokol fisioterapi yang terstruktur, latihan kekuatan inti, hingga dukungan nutrisi yang mendukung proses penyembuhan jaringan. Protokol rehabilitasi juga sebaiknya bersifat individual, menyesuaikan kondisi pasien dan tahap penyembuhan tendon, bukan sekadar mengikuti waktu tertentu.

Meskipun Beitzel belum membahas terapi secretome secara khusus, prinsip dasar ini menjadi fondasi penting bagi pengembangan terapi regeneratif modern. Secretome, yang berfungsi mengurangi peradangan dan merangsang perbaikan jaringan, dapat melengkapi protokol rehabilitasi yang sudah ada. Dengan menggabungkan protokol rehabilitasi klasik seperti yang dijelaskan Beitzel dengan inovasi berbasis secretome, terapi untuk tennis elbow berpotensi menjadi lebih cepat, efektif, dan menyeluruh.


Secretome menawarkan kelebihan sebagai terapi regeneratif tanpa membawa sel hidup, sehingga lebih stabil dan berpotensi distandardisasi. Untuk hasil optimal, kuncinya ada pada teknik injeksi yang tepat dengan panduan USG, rehabilitasi yang dilakukan bertahap, serta pemantauan objektif menggunakan skor nyeri dan fungsi.

Meski menjanjikan, masih dibutuhkan uji klinis terkontrol khusus pada kasus tennis elbow untuk memastikan dosis, frekuensi pemberian, serta membandingkan efektivitasnya dengan PRP maupun terapi standar lainnya.

Dengan pendekatan terapi secretome yang dikembangkan di Regenic, pasien dengan tennis elbow berkesempatan mendapatkan pemulihan yang lebih cepat dan perbaikan jaringan yang lebih optimal, sesuai bukti ilmiah dan protokol terkini.

Untuk itu, jika Anda masih punya pertanyaan lebih lanjut tentang terapi Secretome Regenic maupun perkembangan terkini dunia riset Stem Cell Indonesia untuk produk kecantikan, silakan hubungi tim ahli kami di Regenic.


Referensi:

  • Beitzel, K., Berthold, D., & Klose, M. (2019). Sports Rehabilitation. In The Sports Medicine Physician (pp. 99–105). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-10433-7_9 

  • Dhillon, H., Dhilllon, S., & Dhillon, M. S. (2017). Current Concepts in Sports Injury Rehabilitation. Indian Journal of Orthopaedics, 51(5), 529–536. https://doi.org/10.4103/ortho.IJOrtho_226_17 

  • Jenner, F., & Ribitsch, I. (2022). Secretome, Extracellular Vesicles, Exosomes. In Orthobiologics (pp. 155–166). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-84744-9_12 

  • Long, Q., Liu, C., Zheng, H., Wang, M., Liu, H., Liu, Y., Cao, Z., Sun, Y., Mo, Q., Backman, L. J., Zhu, J., Hu, L., Huang, J., Zhang, W., & Chen, J. (2025). Enhancing Tendon Regeneration: Investigating the Impact of Topography on the Secretome of Adipose‐Derived Stem Cells. Advanced Science, 12(18). https://doi.org/10.1002/advs.202417447 

  • Mautner, K., Stafford, C. D., & Nguyen, P. (2015). Ultrasound‐Guided Distal Bicep Tendon Injection Using a Posterior Approach. PM&R, 7(9), 1007–1010. https://doi.org/10.1016/j.pmrj.2015.03.023 

  • Sam, A. D. P., Warsinggih, W., Usman, M. A., Johan, M., Suroto, H., Saleh, M. R., Sakti, M., Zainuddin, A. A., & Mubarak, A. F. (2025). Mesenchymal Stem Cell Secretome Effectiveness in Healing Chronic Tendon Injury: Procollagen Analysis and Histopathology in Rat Tendons. Stem Cells and Cloning: Advances and Applications, Volume 18, 35–43. https://doi.org/10.2147/SCCAA.S512079 

  • Soukup, R., Gerner, I., Mohr, T., Gueltekin, S., Grillari, J., & Jenner, F. (2023). Mesenchymal Stem Cell Conditioned Medium Modulates Inflammation in Tenocytes: Complete Conditioned Medium Has Superior Therapeutic Efficacy than Its Extracellular Vesicle Fraction. International Journal of Molecular Sciences, 24(13), 10857. https://doi.org/10.3390/ijms241310857 

  • Viveen, J., Doornberg, J. N., Kodde, I. F., Goossens, P., Koenraadt, K. L. M., The, B., & Eygendaal, D. (2017). Continuous passive motion and physical therapy (CPM) versus physical therapy (PT) versus delayed physical therapy (DPT) after surgical release for elbow contractures; a study protocol for a prospective randomized controlled trial. BMC Musculoskeletal Disorders, 18(1), 484. https://doi.org/10.1186/s12891-017-1854-0

  • Waldrop III, N. E., Pitts, C. C., & Conway, Y. C. (2022). Returning to Sport: Tips and Techniques for Safe Transition to Sports Participation. In Ligamentous Injuries of the Foot and Ankle (pp. 285–299). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-031-08682-3_24 

Wolint, P., Miescher, I., Mechakra, A., Jäger, P., Rieber, J., Calcagni, M., Giovanoli, P., Vogel, V., Snedeker, J. G., & Buschmann, J. (2025). Therapeutic Potential of Mesenchymal Stem Cell and Tenocyte Secretomes for Tendon Repair: Proteomic Profiling and Functional Characterization In Vitro and In Ovo. International Journal of Molecular Sciences, 26(8), 3622. https://doi.org/10.3390/ijms26083622

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.