Adjuvan Transplantasi Rambut: PRP vs Secretome

Kebotakan atau rambut rontok berlebihan bukan hanya masalah estetika, tetapi juga sering memengaruhi rasa percaya diri seseorang. Salah satu solusi yang banyak dipilih adalah transplantasi rambut, yaitu prosedur medis memindahkan folikel rambut sehat dari area tertentu (biasanya belakang kepala) ke area yang botak.

Namun, keberhasilan terapi tidak hanya bergantung pada teknik transplantasi. Faktor penyembuhan kulit kepala dan kemampuan rambut baru untuk tumbuh juga sangat penting. Karena itu, muncul pendekatan tambahan atau terapi adjuvan. Adjuvan di sini berarti terapi pendukung yang diberikan setelah transplantasi untuk meningkatkan hasil, mempercepat pemulihan, dan memperkuat pertumbuhan rambut.

Dua pilihan adjuvan yang kini populer adalah PRP (Platelet-Rich Plasma) dan Secretome. PRP berasal dari plasma darah pasien sendiri yang diperkaya trombosit dan kaya faktor pertumbuhan untuk merangsang folikel rambut. Sementara itu, Secretome merupakan kumpulan molekul bioaktif seperti sitokin, protein, dan eksosom yang dilepaskan oleh Stem Cell dan berperan dalam regenerasi jaringan serta komunikasi antar sel. 

Dengan kata lain, perbandingan “PRP vs Secretome” dalam adjuvan transplantasi rambut adalah membandingkan dua strategi regeneratif yaitu PRP yang mengandalkan potensi alami tubuh sendiri, dan Secretome yang menawarkan dukungan teknologi berbasis Stem Cell atau sel punca dengan efek regeneratif yang lebih luas.

Baca Artikel Lainnya: Secretome vs Exosome: Apa Bedanya dan Kapan Dipakai?

Perbandingan Parameter Mulai Dari Mekanisme, Indikasi, Efektivitas Hingga Keamanan dan Biaya

Dalam konteks adjuvan transplantasi rambut, baik PRP maupun Secretome sama-sama bertujuan untuk memperkuat pertumbuhan rambut baru. Namun, keduanya punya perbedaan penting dalam cara kerja, indikasi, hasil yang diharapkan, serta biaya yang dibutuhkan.

Mekanisme kerja

PRP bekerja dengan memanfaatkan faktor pertumbuhan alami yang dilepaskan trombosit dari darah pasien. Faktor ini merangsang folikel rambut agar lebih cepat aktif. Sementara itu, Secretome mengandung sitokin, protein, dan eksosom dari Stem Cell yang memberi efek regenerasi jaringan, mengurangi peradangan, sekaligus mendukung komunikasi antar sel untuk memperbaiki kondisi kulit kepala.

Indikasi

PRP umumnya digunakan untuk kasus kebotakan ringan hingga sedang, terutama pada alopecia androgenetik, serta untuk mempercepat pemulihan area donor. Secretome dinilai lebih cocok untuk kondisi kulit kepala yang bermasalah, misalnya ada peradangan kronis, bekas luka, atau kebutuhan regenerasi jaringan lebih luas.

Efektivitas

PRP berkemungkinan meningkatkan kepadatan rambut dan mengurangi kerontokan setelah transplantasi. Secretome menawarkan potensi lebih luas, tidak hanya menumbuhkan rambut, tetapi juga memperbaiki kualitas kulit kepala dan mendukung proses regenerasi yang lebih dalam.

Keamanan

PRP diteliti aman karena berasal dari darah pasien sendiri, sehingga risiko reaksi penolakan sangat kecil. Efek samping biasanya hanya kemerahan atau nyeri ringan di area suntikan. Secretome juga dinilai relatif aman, tetapi karena berasal dari Stem Cell yang diproses di laboratorium, diperlukan standar produksi yang ketat untuk memastikan kualitas dan keamanan.

Biaya

PRP lebih terjangkau karena hanya menggunakan darah pasien dan teknologi sederhana. Secretome cenderung lebih mahal karena melibatkan proses laboratorium, quality control lanjutan dan teknologi berbasis Stem Cell.

Baca Artikel Lainnya: Terapi Secretome untuk Rambut Rontok

Algoritma Pemilihan: Kapan PRP dan Secretome Lebih Tepat

Dalam memilih antara PRP dan Secretome untuk transplantasi rambut, dokter perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang sesuai dengan profil pasien tertentu. Berikut adalah hal-hal yang bisa dipertimbangkan dalam mengambil keputusan:

1. Tingkat Kebotakan

  • PRP: Umumnya digunakan untuk pasien dengan kebotakan ringan hingga sedang. PRP mungkin efektif dalam merangsang pertumbuhan rambut baru pada kasus kebotakan ringan hingga sedang.
  • Secretome: Pada perkembangannya, terapi ini dinilai potensial pada pasien dengan kebotakan ringan hingga sedang, terutama jika ada masalah kesehatan kulit kepala. Selain mendukung pertumbuhan rambut, Secretome juga dieksplorasi kemampuannya dalam memperbaiki kesehatan kulit kepala.

2. Kondisi Kulit Kepala

  • PRP: Dinilai lebih sesuai untuk pasien dengan kulit kepala yang sehat dan tidak ada masalah seperti peradangan atau kerusakan kulit.
  • Secretome: Dipandang lebih menjanjikan untuk pasien dengan kulit kepala yang rusak atau mengalami peradangan. Secretome berpotensi membantu memperbaiki lingkungan kulit kepala dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan sirkulasi darah lokal.

3. Harapan Hasil

  • PRP: Perubahan biasanya mulai terlihat dalam beberapa bulan. Efeknya cenderung bertahap, dengan perbaikan kepadatan dan kualitas rambut yang mungkin memerlukan beberapa kali sesi.
  • Secretome: Data awal menunjukkan hasil yang relatif lebih cepat, baik dalam hal kualitas kulit kepala maupun pertumbuhan rambut, hasil bervariasi antar respon tubuh pasien. 

4. Risiko dan Keamanan

  • PRP: Umumnya aman dengan risiko efek samping minimal, seperti kemerahan atau pembengkakan ringan. PRP menggunakan darah sendiri pasien, sehingga risiko alergi atau reaksi imun sangat rendah.
  • Secretome: Juga diteliti aman dengan risiko efek samping minimal, seperti kemerahan atau pembengkakan ringan. Secretome menggunakan molekul bioaktif yang dilepaskan oleh sel punca, namun diberikan tanpa sel utuh, sehingga risiko alergi atau reaksi imun dinilai sangat rendah.

5. Biaya

  • PRP: Biaya perawatan PRP relatif lebih terjangkau dibandingkan dengan Secretome. Biaya PRP bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah sesi yang diperlukan.
  • Secretome: Biaya perawatan Secretome biasanya lebih tinggi karena proses produksinya yang lebih kompleks. Biaya Secretome bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah sesi yang diperlukan.

Baca Artikel Lainnya: Pengobatan Rambut Telinga Dengan Stem Cell

Risiko & Batasan: PRP vs Secretome

Setiap terapi tentu punya sisi positif dan keterbatasan. Begitu juga dengan PRP dan Secretome sebagai adjuvan transplantasi rambut. Berikut penjelasannya dalam bahasa sederhana:

Kontraindikasi

  • PRP: Tidak dianjurkan bagi pasien dengan gangguan pembekuan darah, karena proses pengambilan dan pengolahan darah dapat meningkatkan risiko perdarahan. Pasien dengan infeksi aktif atau penyakit kulit pada area terapi juga sebaiknya menunda prosedur terapi ini.
  • Secretome: Secretome umumnya ditoleransi baik, namun sebaiknya tidak dianjurkan bagi pasien dengan alergi terhadap komponen dalam Secretome, seperti protein atau lipid. Sama seperti PRP, infeksi aktif atau kelainan kulit di area terapi tetap menjadi kontraindikasi relatif.

Efek Samping

  • PRP: Efek samping umum dari PRP meliputi kemerahan, pembengkakan ringan, dan rasa tidak nyaman pada area yang diobati. Efek samping ini biasanya hilang dalam beberapa hari.
  • Secretome: Studi awal menunjukkan efek samping umum dari Secretome meliputi kemerahan, pembengkakan ringan. Karena tidak mengandung sel hidup, risiko reaksi imun atau infeksi umumnya rendah, meski pemantauan tetap diperlukan.

Ekspektasi Hasil Realistis

  • PRP: Hasil dari terapi PRP biasanya terlihat dalam beberapa bulan, dengan perbaikan densitas rambut yang bertahap. Respon dapat bervariasi antar individu, dan sering kali diperlukan beberapa sesi untuk mendapatkan hasil optimal.
  • Hasil Penelitian dan Studi Klinis
  • Secretome: Beberapa data awal menunjukkan potensi hasil dari terapi Secretome dapat terlihat dalam beberapa minggu hingga bulan, dengan pertumbuhan rambut baru yang lebih cepat dan lebih signifikan. Secretome juga dipelajari manfaatnya untuk memperbaiki kesehatan kulit kepala, mengurangi peradangan, dan meningkatkan sirkulasi darah lokal. Namun, hasilnya bervariasi antar individu, dan beberapa pasien mungkin memerlukan beberapa sesi untuk mencapai hasil yang optimal.

Baca Artikel Lainnya: Efek Samping Terapi Secretome: Yang Umum hingga Jarang Terjadi

Hasil Penelitian dan Studi Klinis

Salah satu literatur yang cukup relevan datang dari Novita, Marlina, & Andayani pada tahun 2023, yang membahas potensi Secretome sebagai terapi tambahan untuk kerontokan rambut dan alopecia. 

Dalam tinjauan pustaka ini, para peneliti menekankan bahwa Secretome yang merupakan kumpulan zat bioaktif hasil sekresi dari Stem Cell atau sel punca yang mengandung berbagai faktor penting seperti growth factors, sitokin, dan vesikel ekstraseluler (misalnya eksosom). 

Komponen-komponen ini diketahui berperan dalam merangsang pertumbuhan rambut baru, memperbaiki lingkungan mikro pada kulit kepala, serta mengurangi peradangan yang dapat memperburuk kerontokan rambut.

Dari bukti pra-klinis dan beberapa laporan awal uji klinis, Secretome menunjukkan potensi untuk meningkatkan aktivitas folikel rambut, memperpanjang fase anagen (fase pertumbuhan rambut), serta memperbaiki kualitas kulit kepala. 

Hal ini menjadikan Secretome sebagai kandidat terapi regeneratif yang menjanjikan dibandingkan dengan PRP yang mekanismenya lebih terbatas pada stimulasi faktor pertumbuhan dari trombosit.

Namun, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar diperlukan untuk memastikan efektivitas jangka panjang dan keamanan penggunaan Secretome dalam pengobatan kebotakan. 

Jika Anda membutuhkan edukasi lebih lanjut mengenai cara kerja Secretome maupun perkembangan riset Stem Cell Indonesia terkini, Anda bisa langsung hubungi tim ahli Regenic.

Sumber Referensi:

  • Novita, N., Marlina, M., & Andayani, R. (2023). Literatur Review: Prospects of Stem Cell Secretomes for the Treatment of Hair Loss/Alopecia. JPK : Jurnal Proteksi Kesehatan, 12(1), 41-7. https://doi.org/10.36929/jpk.v12i1.666 
  • Kim, S. J., Kim, M. J., Lee, Y. J., Lee, J. C., Kim, J. H., Kim, D. H., Do, Y. H., Choi, J. W., Chung, S. I., & Do, B. R. (2021). Innovative method of alopecia treatment by autologous adipose-derived SVF. Stem cell research & therapy, 12(1), 486. https://doi.org/10.1186/s13287-021-02557-6 
  • Paichitrojjana, A., & Paichitrojjana, A. (2022). Platelet Rich Plasma and Its Use in Hair Regrowth: A Review. Drug design, development and therapy, 16, 635-45. https://doi.org/10.2147/DDDT.S356858 
  • Egger, A., Tomic-Canic, M., & Tosti, A. (2020). Advances in Stem Cell-Based Therapy for Hair Loss. CellR4-- repair, replacement, regeneration, & reprogramming, 8, e2894. https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC7508456/ 

Recommendation For You

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.