Apa Itu Terapi Stem Cell? Ini Penjelasannya

Dalam beberapa tahun terakhir, terapi stem cell semakin mendapat perhatian dalam dunia medis karena dinilai memiliki potensi dalam membantu menangani berbagai penyakit kronis dan degeneratif. Berbeda dengan pengobatan konvensional yang umumnya berfokus pada pengelolaan gejala, terapi ini bertujuan untuk membantu proses perbaikan dan regenerasi jaringan tubuh yang mengalami kerusakan.

Stem cell memiliki kemampuan unik untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel di dalam tubuh, termasuk sel saraf, otot, darah, hingga tulang. Hal ini menjadikan stem cell mulai digunakan sebagai salah satu terapi alternatif dalam berbagai penyakit penyakit, seperti diabetes, Alzheimer, Parkinson, penyakit jantung, dan cedera tulang belakang.

Dukungan dari komunitas ilmiah serta meningkatnya investasi di bidang bioteknologi menunjukkan bahwa penelitian terkait stem cell terus berkembang dengan hasil yang cukup menjanjikan. Pendekatan ini membuka peluang baru bagi dunia medis, khususnya dalam pengembangan terapi regeneratif.

Baca Artikel Lainnya: Stem Cell dan Perkembangan Saraf pada Bayi Prematur

Apa Itu Terapi Stem Cell?

Terapi stem cell adalah metode pengobatan yang memanfaatkan sel-sel khusus dengan kemampuan berkembang menjadi berbagai jenis sel pada tubuh. Tujuannya adalah untuk membantu proses regenerasi dan perbaikan jaringan atau organ yang rusak akibat penyakit, cedera, atau penuaan. Secara umum, terdapat dua jenis utama stem cell yang digunakan, yaitu Embryonic Stem Cells (ESC) yang berasal dari embrio dan Adult Stem Cells yang diambil dari jaringan dewasa seperti sumsum tulang atau jaringan lemak.

Salah satu jenis yang paling umum digunakan dalam praktik klinis saat ini adalah Mesenchymal Stem Cells (MSCs). MSCs dikenal memiliki sifat imunomodulator dan kemampuan regeneratif. Selain itu, MSCs juga memiliki risiko penolakan imun yang relatif lebih rendah.

Cara Kerja Terapi Stem Cell

Pemberian terapi dilakukan dengan penyuntikan stem cell ke area tubuh yang mengalami kerusakan. Setelah disuntikkan, sel-sel ini akan berintegrasi dengan jaringan tubuh di sekitarnya dan mulai membantu memperbaiki atau menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Selain mendukung proses regenerasi, beberapa stem cell juga melepaskan faktor pertumbuhan yang dapat merangsang penyembuhan pada jaringan secara alami.

Sebagai contohnya, dalam kasus osteoartritis, stem cell dapat disuntikkan ke area sendi lutut untuk membantu memperbaiki tulang rawan yang mengalami kerusakan serta mengurangi peradangan yang terjadi.

Fungsi Stem Cell dalam Pengobatan

  • Regenerasi jaringan: Stem cell mampu merangsang perbaikan dan pembentukan kembali jaringan yang rusak. Misalnya, pada pasien yang mengalami serangan jantung, sel ini dapat membantu regenerasi jaringan otot jantung. Terapi ini juga berpotensi mempercepat penyembuhan luka kronis.
  • Imunomodulasi: Jenis stem cell tertentu, seperti MSCs, memiliki kemampuan untuk mengatur atau menyeimbangkan respons sistem imun,. Sifat ini menjadikan MSCs dinilai efektif dalam pengobatan penyakit autoimun, seperti lupus dan penyakit Crohn.
  • Anti-inflamasi: Dalam penyakit neurodegeneratif, stem cell berpotensi membantu mengurangi peradangan di otak sehingga dapat memperlambat kerusakan sel saraf lebih lanjut.

Artikel Lain: Terapi Stem Cell, Harapan bagi Penderita Myasthenia Gravis

Terapi stem cell merupakan salah satu pendekatan medis modern yang dinilai memiliki potensi dalam penanganan berbagai kondisi kesehatan, khususnya penyakit yang hingga saat ini belum memiliki pengobatan yang benar-benar menyembuhkan. Dengan kemampuan regeneratif dan imunomodulatornya, terapi ini berpotensi mengubah paradigma pengobatan masa depan. Meskipun hasil awal terlihat menjanjikan, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan keamanan dan efektivitas terapi dalam penggunaan yang lebih luas.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai terapi stem cell dan perkembangannya, Anda dapat berkonsultasi dan menghubungi layanan kesehatan mitra Regenic.

Sumber Referensi

Worku, M. (2021). Pluripotent and multipotent stem cells and current therapeutic applications: Review. Stem Cells and Cloning: Advances and Applications, 14, 3–7. https://doi.org/10.2147/SCCAA.S304887

Diwan, A. D., & Harke, S. N. (2021). Stem cell – De novo treatment disorders. Studies on Stem Cells Research and Therapy. https://doi.org/10.17352/sscrt.000018

Balistreri, C., De Falco, E., Bordin, A., Maslova, O., Koliada, A., & Vaiserman, A. (2020). Stem cell therapy: Old challenges and new solutions. Molecular Biology Reports, 47, 3117–3131. https://doi.org/10.1007/s11033-020-05353-2

Yao, P., Zhou, L.-P., Zhu, L., Zhou, B., & Yu, Q. (2020). Mesenchymal stem cells: A potential therapeutic strategy for neurodegenerative diseases. European Neurology, 83, 235–241. https://doi.org/10.1159/000509268 ​

Recommendation For You

article

Terapi Stem Cell untuk Penyakit Addison (Kelenjar Adrenal)

Penyakit Dalam17 Jun 2025

Penyakit Addison merupakan gangguan langka yang terjadi di kelenjar adrenal yang tidak dapat memproduksi hormon kortisol dan aldosteron yang cukup. Penyebab tersering penyakit ini yaitu reaksi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal. Di negara dengan prevalensi tuberkulosis (TB) tinggi, infeksi ini masih menjadi penyebab umum kerusakan adrenal.

article

Secretome untuk Pemulihan Saraf Pasien Cedera Otak Ringan

Saraf17 Jun 2025

Cedera otak ringan atau dalam bahasa lain Mild Traumatic Brain Injury/MTBI adalah gangguan fungsi otak yang terjadi akibat benturan, guncangan, atau tekanan ringan pada kepala. Kondisi ini sering terjadi akibat kecelakaan lalu lintas, jatuh, benturan saat olahraga, atau kecelakaan kerja. Meskipun disebut "Ringan", MTBI tetap dapat mengganggu aktivitas harian dan menimbulkan gejala jangka panjang bila tidak ditangani dengan baik.

article

Secretome untuk Mempercepat Penyembuhan Cedera Tendon Achilles

Tahukah anda, bahwa pemain bola bek sayap timnas Italia, Leonardo Spinazzola. pernah mengalami cedera Tendon Achilles? Cedera ini merupakan masalah kesehatan sering dialami oleh orang yang aktif berolahraga. Tendon Achilles, jaringan yang menghubungkan otot betis dan tulang tumit, memiliki peran sangat penting untuk berjalan, berlari, hingga melompat.