PRP vs Secretome untuk Rambut Rontok: Mana Lebih Menjanjikan?
Rambut rontok atau alopecia bukan sekadar masalah penampilan, namun kondisi ini dapat berdampak besar pada kepercayaan diri dan juga kualitas hidup bagi yang mengalaminya. Ada beberapa penyebab dari rambut rontok, mulai dari faktor genetik, hormonal, stres, pola makan, hingga penyakit autoimun.
Seiring berkembangnya teknologi medis, terapi regeneratif kini menjadi solusi baru yang banyak diperbincangkan. Dua metode yang sedang naik daun adalah Platelet-Rich Plasma (PRP) dan secretome. Keduanya sama-sama bertujuan untuk merangsang pertumbuhan rambut baru, tetapi memiliki mekanisme kerja, efektivitas, dan keunggulan yang berbeda.
Perbandingan Parameter Utama
Meski sama-sama bertujuan merangsang pertumbuhan rambut baru, PRP dan secretome bekerja dengan cara yang berbeda. PRP mengandalkan trombosit dari darah pasien sendiri yang kaya akan faktor pertumbuhan. Begitu disuntikkan ke kulit kepala, trombosit ini memberi sinyal pada folikel rambut untuk kembali aktif.
Sementara itu, secretome menawarkan pendekatan yang lebih kompleks. Di dalamnya terdapat “koktail” bioaktif yang diproduksi oleh stem cell, mulai dari growth factor, sitokin, hingga exosome. Kombinasi inilah yang tidak hanya membangunkan folikel rambut yang tidur, tetapi juga memperbaiki lingkungan sekitarnya dengan mengurangi peradangan, memperbaiki sirkulasi, dan menyehatkan jaringan kulit kepala.
Dari sisi indikasi, PRP lebih sering digunakan pada kasus androgenetic alopecia (kerontokan karena faktor genetik), alopecia areata, hingga kerontokan setelah operasi. Secretome justru lebih menjanjikan untuk masalah rambut rontok yang terkait peradangan kronis, stres oksidatif, atau gangguan aliran darah di kulit kepala.
Bagaimana dengan hasilnya? Studi klinis PRP menunjukkan peningkatan kepadatan rambut sekitar 25–35% setelah 3–6 kali terapi. Secretome, meski masih dalam tahap penelitian lebih lanjut, telah menunjukkan potensi peningkatan lebih dari 40% pada beberapa uji coba awal, terutama dengan aplikasi berbasis exosome.
Dari sisi keamanan, keduanya relatif aman. PRP memiliki risiko minimal karena menggunakan darah pasien sendiri dengan efek samping biasanya hanya berupa nyeri atau kemerahan di area suntikan. Secretome bahkan lebih unggul lagi, karena tidak mengandung sel hidup sehingga hampir tidak ada risiko penolakan atau alergi.
Hal yang sering jadi pertimbangan pasien adalah biaya. PRP biasanya lebih terjangkau, tetapi hasilnya bisa bervariasi tergantung kualitas preparasi plasma. Secretome cenderung lebih mahal, namun manfaatnya sering kali lebih konsisten dan bertahan lebih lama.
Baca artikel lainnya: Secretome vs PRP: Mana yang Lebih Ampuh untuk Kecantikan
Algoritma Pemilihan Terapi
Memilih terapi regeneratif untuk rambut rontok tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Faktor-faktor seperti profil pasien, tingkat keparahan kerontokan, serta tujuan jangka panjang sangatlah menentukan. Secara umum, PRP lebih cocok untuk kasus yang ringan hingga sedang, sedangkan secretome biasanya dipilih untuk kondisi yang lebih kompleks.
PRP biasanya direkomendasikan bila:
Rambut rontok masih pada tahap awal atau sedang, sehingga folikel rambut masih cukup responsif.
Pasien merasa lebih nyaman dengan terapi autologus, karena PRP menggunakan darah pasien sendiri.
Anggaran lebih terbatas dan pasien siap menjalani beberapa kali sesi untuk memperoleh hasil optimal.
Secretome lebih disarankan ketika:
Kerontokan rambut sudah berat, kronis, atau disertai kerusakan lingkungan folikel.
Pasien menginginkan hasil yang lebih konsisten dan proses regenerasi yang lebih menyeluruh.
Diperlukan efek tambahan seperti antiinflamasi dan antioksidan, yang juga menyehatkan kulit kepala secara keseluruhan.
Risiko & Batasan
Secara umum, baik PRP maupun secretome dianggap aman, tetapi bukan berarti tanpa kelemahan.
Pada PRP, hasil terapi sangat bergantung pada kualitas proses persiapan darah dan teknik penyuntikan yang digunakan. Jika prosedurnya tidak optimal, hasilnya bisa kurang memuaskan. Selain itu, efektivitas PRP akan menurun bila folikel rambut sudah mengalami kerusakan permanen, sehingga terapi ini lebih cocok untuk tahap awal hingga sedang.
Sementara itu, secretome menawarkan hasil yang menjanjikan, namun masih tergolong teknologi baru. Protokol standar dan dosis optimalnya masih terus diteliti, sehingga penerapannya mungkin berbeda antar klinik. Di samping itu, ketersediaannya lebih terbatas dan biaya terapi cenderung lebih tinggi dibandingkan PRP.
Baca artikel lainnya: Perbedaan Hasil PRP, Stem Cell, dan Secretome untuk Perawatan Kulit
Hasil Penelitian & Studi Klinis Terbaru
1. El-Husseiny (2021)
Dalam penelitiannya, El-Husseiny menyoroti efektivitas Platelet-Rich Plasma (PRP) sebagai terapi untuk rambut rontok pada perempuan (female pattern hair loss). Hasilnya cukup meyakinkan dimana PRP terbukti mampu meningkatkan kepadatan rambut, terutama bila diproses dengan teknik double-spin, yang menghasilkan konsentrasi faktor pertumbuhan lebih tinggi dibanding metode single-spin. Faktor pertumbuhan dalam PRP, seperti VEGF, EGF, dan b-FGF, berperan penting dalam merangsang folikel rambut dan memperbaiki sirkulasi darah di kulit kepala.
Meskipun penelitian ini belum membahas secretome secara langsung, temuan El-Husseiny memberi gambaran jelas bahwa PRP memang sudah terbukti aman, terjangkau, dan efektif untuk mengatasi rambut rontok. Namun, di sisi lain, secretome mulai dilirik sebagai kandidat baru yang lebih praktis dan kaya faktor bioaktif.
Karena itu, perbandingan PRP dan secretome menjadi relevan, yaitu PRP telah menjadi pilihan terapi yang mapan dengan bukti klinis kuat, sedangkan secretome membuka peluang inovasi yang mungkin lebih menjanjikan di masa depan.
2. Yuan (2020)
Dalam penelitiannya, Yuan membandingkan PRP dan secretome sebagai terapi untuk rambut rontok. PRP, yang merupakan konsentrat trombosit dengan berbagai faktor pertumbuhan, memang sudah cukup banyak diteliti pada kasus kerontokan rambut seperti androgenetic alopecia. Hasilnya menjanjikan, tapi sayangnya tidak selalu konsisten antar studi.
Di sisi lain, secretome, terutama komponen exosome yang dihasilkan oleh stem cell, menunjukkan potensi lebih besar. Secretome membawa berbagai protein, faktor pertumbuhan, dan molekul aktif yang bisa langsung merangsang sel folikel rambut untuk tumbuh kembali. Bahkan, exosome dapat mengaktifkan jalur penting seperti Wnt/β-catenin, yang dikenal berperan kunci dalam proses regenerasi rambut.
Yuan menyimpulkan bahwa walau PRP sudah mapan dengan banyak data klinis, secretome tampak lebih unggul karena mekanismenya lebih lengkap dan hasilnya lebih konsisten dalam meningkatkan ketebalan serta kepadatan rambut. Temuan ini membuat secretome dipandang sebagai terapi yang lebih menjanjikan untuk masa depan regenerasi rambut.
Baik PRP maupun secretome merupakan opsi terapi regeneratif yang menjanjikan untuk kerontokan rambut. PRP lebih mapan secara klinis dan cocok untuk pasien dengan kondisi ringan hingga sedang. Sementara itu, secretome, khususnya berbasis exosome, menawarkan potensi regenerasi yang lebih kuat, hasil lebih konsisten, dan manfaat tambahan untuk kesehatan kulit kepala.
Namun, pemilihan terapi terbaik sebaiknya didiskusikan dengan dokter spesialis berdasarkan diagnosis, tingkat keparahan kerontokan, dan ekspektasi hasil. Regenic siap membantu Anda memahami pilihan antara PRP dan secretome untuk mengatasi rambut rontok, dengan pendekatan yang aman, terukur, dan disesuaikan dengan kondisi setiap individu.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar cara kerja Secretome maupun perkembangan Stem Cell Indonesia, silakan hubungi tim ahli kami di Regenic.
Referensi:
Damayanti, R. H., Rusdiana, T., & Wathoni, N. (2021). Mesenchymal Stem Cell Secretome for Dermatology Application: A Review. Clinical, Cosmetic and Investigational Dermatology, Volume 14, 1401–1412. https://doi.org/10.2147/CCID.S331044
El-Husseiny, R. M., Saleh, H. M., Moustafa, A. A., & Salem, S. A. (2021). Comparison between single- versus double-spin prepared platelet-rich plasma injection in treatment of female pattern hair loss: clinical effect and relation to vascular endothelial growth factor. Archives of Dermatological Research, 313(7), 557–566. https://doi.org/10.1007/s00403-020-02134-6
Fukuoka, H., Narita, K., & Suga, H. (2017). Hair Regeneration Therapy: Application of Adipose-Derived Stem Cells. Current Stem Cell Research & Therapy, 12(7). https://doi.org/10.2174/1574888X12666170522114307
Gupta, A. K., Rapaport, J. A., & Versteeg, S. G. (2021). Platelet-Rich Plasma for Hair Loss. In Platelet-Rich Plasma in Dermatologic Practice (pp. 71–82). Springer International Publishing. https://doi.org/10.1007/978-3-030-66230-1_5
Lu, C., Ding, Y., Zhang, R., Du, Y., Bi, L., Zhao, M., Wang, C., Wu, Q., Jing, H., & Fan, W. (2025). Platelet-rich plasma-derived exosomes stimulate hair follicle growth through activation of the Wnt/β-Catenin signaling pathway. Regenerative Therapy, 29, 435–446. https://doi.org/10.1016/j.reth.2025.04.003
Paichitrojjana, A., & Paichitrojjana, A. (2022). Platelet Rich Plasma and Its Use in Hair Regrowth: A Review. Drug Design, Development and Therapy, Volume 16, 635–645. https://doi.org/10.2147/DDDT.S356858
Sultana, B. B., & Kumar Paul, H. (2020). Efficacy and safety of platelet rich plasma therapy in male androgenetic alopecia. Journal of Pakistan Association of Dermatologists, 30(3), 375–381. https://www.scopus.com/inward/record.uri?eid=2-s2.0-85100486003&partnerID=40&md5=1a8326e893200e395e8b336c7d5ee60a
Xiao, S., Deng, Y., Mo, X., Liu, Z., Wang, D., Deng, C., & Wei, Z. (2020). Promotion of Hair Growth by Conditioned Medium from Extracellular Matrix/Stromal Vascular Fraction Gel in C57BL/6 Mice. Stem Cells International, 2020, 1–11. https://doi.org/10.1155/2020/9054514
Yuan, A.-R., Bian, Q., & Gao, J.-Q. (2020). Current advances in stem cell-based therapies for hair regeneration. European Journal of Pharmacology, 881, 173197. https://doi.org/10.1016/j.ejphar.2020.173197