Stem Cell Membantu Mengembalikan Fungsi Barier Kulit Pasca Dermatitis

Kulit bukan hanya pembungkus tubuh kita, tetapi juga menjadi benteng utama yang melindungi dari berbagai ancaman luar seperti bakteri, polusi, zat kimia, hingga perubahan suhu. Salah satu fungsi terpenting dari kulit adalah menjaga barier kulit, yaitu lapisan pelindung yang mencegah masuknya zat berbahaya dan menjaga kelembaban alami tubuh.

Namun, pada kondisi seperti dermatitis, terutama dermatitis atopik, fungsi barier ini dapat terganggu. Kulit menjadi meradang, gatal, kemerahan, dan mudah kering. Lapisan epidermis yang seharusnya kuat menjadi rusak, membuat kulit lebih rentan terhadap infeksi dan kehilangan cairan.

Gangguan ini biasanya berkaitan dengan turunnya kadar filaggrin dan ceramide, yaitu dua zat penting yang membantu menjaga kelembaban dan kekuatan struktur kulit. Ketika keduanya berkurang, kulit menjadi lebih sensitif, mudah iritasi, dan gejala dermatitis bisa sering kambuh.

Pengobatan umum seperti krim kortikosteroid atau pelembab (emolien) memang dapat membantu meredakan gejala. Namun sayangnya, efeknya seringkali hanya sementara dan tidak menyelesaikan akar masalahnya.

Di sinilah terapi stem cell atau sel punca mulai menarik perhatian. Bukan cuma mengurangi rasa gatal atau kemerahan, terapi ini juga berpotensi memperbaiki kembali struktur dan fungsi pelindung kulit dari dalam. Artinya, kulit tidak hanya pulih lebih cepat, tapi juga jadi lebih kuat dan sehat dalam jangka panjang.

Baca Artikel Lainnya: Penerapan Secretome untuk Kulit Kering dan Dehidrasi

Mekanisme Stem Cell dalam Memulihkan Fungsi Barier Kulit

Stem cell bekerja dengan cara yang sangat kompleks namun luar biasa dalam membantu pemulihan kulit yang rusak akibat dermatitis. Bukan hanya memperbaiki tampilan luar, tapi juga memperkuat kembali fungsi pelindung kulit dari dalam. Berikut beberapa cara kerjanya:

Membentuk Sel Kulit Baru

Stem cell dapat berubah menjadi keratinosit, yaitu sel utama penyusun lapisan epidermis. Dengan terbentuknya sel-sel baru ini, struktur kulit yang rusak bisa diperbaiki, sehingga lapisan pelindung kulit kembali utuh dan berfungsi normal.

Mengurangi Peradangan dari Akar Masalahnya

Terutama pada Mesenchymal Stem Cell (MSC) dan kandungan eksosom-nya, stem cell punya efek antiinflamasi yang kuat. Mereka bisa menekan zat-zat pemicu peradangan seperti sitokin pro-inflamasi, yang sering membuat kulit terasa gatal, kemerahan, dan iritasi terus-menerus.

Menguatkan Fungsi Barier Kulit

Stem cell juga membantu meningkatkan produksi filaggrin dan ceramide. Dengan kadar filaggrin dan ceramide yang cukup, kulit jadi lebih tahan terhadap iritasi dan tidak gampang kering atau pecah-pecah.

Mempercepat Penyembuhan Luka dan Jaringan Rusak

Selain membentuk sel kulit baru, stem cell juga membantu mempercepat proses penyembuhan. Mereka merangsang pembentukan pembuluh darah baru (angiogenesis) dan produksi kolagen serta elastin, yang merupakan dua komponen penting untuk elastisitas dan kekuatan kulit.

Dengan kerja yang menyeluruh ini, terapi stem cell tidak hanya meredakan gejala sementara, tapi juga membantu kulit pulih secara alami dan lebih tahan terhadap kambuhnya dermatitis di masa mendatang.

Baca Artikel Lainnya: Rahasia Kulit Glowing dari Dalam dengan Secretome

Jenis Stem Cell yang Digunakan untuk Terapi Kulit

Dalam terapi kulit, khususnya untuk memperbaiki fungsi pelindung kulit yang rusak akibat dermatitis, beberapa jenis stem cell telah terbukti efektif. Masing-masing punya keunggulan tersendiri:

1. Epidermal Stem Cell

Stem cell ini berasal dari lapisan kulit paling luar dan punya tugas utama membentuk keratinosit, yaitu sel-sel kulit baru. Mereka juga berperan menjaga keseimbangan dan kesehatan lapisan epidermis setiap hari.

2. Mesenchymal Stem Cell (MSC)

Jenis ini dikenal dengan kemampuannya yang luar biasa dalam menenangkan peradangan dan membantu regenerasi jaringan. Karena itu, MSC sering digunakan dalam berbagai terapi kulit yang melibatkan luka, iritasi, atau kerusakan struktural.

3. Adipose-Derived Stem Cell (ADSC)

Diambil dari jaringan lemak, ADSC mudah didapat, punya kemampuan berkembang biak yang tinggi, dan tidak menimbulkan kontroversi etis. ADSC juga aktif memproduksi zat-zat yang membantu penyembuhan dan perbaikan kulit.

4. Eksosom dari Stem Cell

Merupakan partikel kecil yang dikeluarkan oleh stem cell dan mengandung faktor pertumbuhan, protein penyembuh, serta sinyal-sinyal bioaktif. Eksosom bekerja sangat efektif untuk menstimulasi perbaikan kulit secara menyeluruh, bahkan tanpa perlu menyuntikkan sel secara langsung.

Dengan berbagai pilihan ini, terapi stem cell bisa disesuaikan dengan kondisi kulit dan kebutuhan masing-masing pasien baik untuk mengurangi peradangan, mempercepat penyembuhan, atau memperkuat kembali pelindung alami kulit.

Manfaat Terapi Stem Cell untuk Pemulihan Barier Kulit

Terapi stem cell memberikan sejumlah manfaat signifikan bagi pasien dengan gangguan barier kulit akibat dermatitis:

  • Memperbaiki struktur kulit dan mempercepat regenerasi jaringan epidermis.
  • Menekan peradangan kronis yang menjadi pemicu utama kerusakan barier.
  • Mengurangi gejala seperti gatal dan kemerahan, serta mencegah kekambuhan.
  • Mengembalikan kelembapan alami kulit dengan meningkatkan kadar lipid dan protein pelindung.

Baca Artikel Lainnya: Efek Secretome dalam Mengencangkan Kulit Secara Alami

Prosedur Terapi Stem Cell untuk Pemulihan Barier Kulit

Proses terapi stem cell untuk memperbaiki barier kulit yang rusak dilakukan secara bertahap dan diawasi oleh tenaga medis profesional. Berikut langkah-langkah umumnya:

Konsultasi dan Pemeriksaan Awal

Tahapan pertama dimulai dengan konsultasi medis. Dokter akan mengevaluasi kondisi kulit, melihat seberapa parah dermatitisnya, dan menentukan apakah pasien cocok menjalani terapi stem cell.

Pengambilan dan Pemrosesan Stem Cell

Stem cell bisa diambil dari jaringan lemak pasien sendiri (biasanya di area perut atau paha), atau menggunakan stem cell dari donor yang sudah tersertifikasi dan dipastikan keamanannya. Setelah itu, stem cell akan diproses di laboratorium hingga siap digunakan.

Formulasi Produk Terapi

Stem cell atau eksosom yang dihasilkan kemudian diformulasikan dalam bentuk yang sesuai bisa berupa serum, salep topikal, atau bahkan disuntikkan langsung ke area kulit yang rusak, tergantung dari kebutuhan klinis pasien.

Aplikasi dan Pemantauan Berkala

Terapi diberikan secara bertahap. Selama proses penyembuhan, pasien akan dipantau secara rutin oleh tim medis untuk melihat perkembangan kondisi kulit dan menyesuaikan terapi jika diperlukan.

Dengan pendekatan ini, terapi stem cell tidak hanya menyasar gejala, tapi juga membantu memperbaiki struktur dan fungsi kulit secara menyeluruh membuat kulit kembali sehat, kuat, dan lebih tahan terhadap iritasi berulang.

Studi Klinis dan Bukti Ilmiah

Berbagai studi ilmiah telah menunjukkan efektivitas stem cell dalam memperbaiki fungsi barier kulit:

1. Studi Li dan Guo (2018)

Li dan Guo (2018) menunjukkan bahwa sel punca yang berasal dari jaringan adiposa (Adipose-Derived Stem Cells/ADSCs) memiliki kemampuan yang signifikan dalam mempercepat pemulihan fungsi barier kulit pasca dermatitis. Dalam studi tersebut, ADSCs terbukti lebih unggul dibandingkan jenis stem cell lainnya dalam mempercepat penyembuhan luka dan regenerasi kulit, karena keunggulan seperti kompatibilitas imun yang tinggi dan tidak adanya isu etika yang kompleks.

Penelitian ini menyoroti bahwa ADSCs dapat berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel kulit penting, termasuk keratinosit, fibroblas, dan sel endotel. Keratinosit berperan penting dalam reepitelisasi kulit, fibroblas mendukung pembentukan jaringan granulasi dan remodeling luka, sementara sel endotel berkontribusi dalam proses angiogenesis dan pemulihan vaskularisasi di area luka.

Tak hanya melalui diferensiasi, ADSCs juga bekerja melalui mekanisme parakrin, yaitu dengan mengeluarkan berbagai sitokin, faktor pertumbuhan, dan kemokin yang dapat merangsang migrasi sel, regenerasi epitel, serta pembentukan pembuluh darah baru. Kombinasi efek diferensiasi dan parakrin inilah yang memungkinkan ADSCs membantu memperbaiki integritas dan fungsi barier kulit yang rusak akibat dermatitis atau trauma kulit lainnya.

Dengan hasil tersebut, Li & Guo (2018) menggarisbawahi potensi klinis ADSCs sebagai terapi regeneratif yang menjanjikan untuk memperbaiki kerusakan kulit, terutama dalam konteks pemulihan fungsi barier setelah inflamasi kronis atau cedera dermatologis seperti dermatitis.

2. Studi Xie (2016)

Menurut Xie (2016), sel punca yang berasal dari struktur tambahan kulit seperti kelenjar keringat, folikel rambut, dan kelenjar minyak, memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan kulit dan memperbaiki kerusakan jaringan, khususnya dalam memulihkan fungsi barier kulit setelah kondisi seperti dermatitis.

Dalam proses penyembuhan luka, sel punca dari kelenjar keringat terbukti mampu bermigrasi ke area kulit yang rusak dan membantu memperbaiki lapisan epidermis. Hal ini bahkan termasuk pemulihan saluran kelenjar keringat yang rusak, menunjukkan potensi besar untuk terapi kulit berat seperti luka bakar.

Sementara itu, sel punca dari folikel rambut dan kelenjar minyak juga menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mempercepat regenerasi kulit. Sel-sel ini dapat bergerak ke area luka dan berperan aktif dalam membentuk kembali lapisan luar kulit (reepitelisasi), serta ikut memperbaiki jaringan penunjang di sekitarnya.

Xie (2016) menekankan bahwa sel punca dari bagian-bagian kecil kulit ini sebenarnya sangat krusial untuk menjaga keseimbangan dan fungsi normal kulit sehari-hari. Saat terjadi kerusakan akibat dermatitis, mereka berperan layaknya "tim penyelamat" yang bekerja memperbaiki lapisan pelindung kulit agar bisa kembali berfungsi optimal.

Baca Artikel Lainnya: Terapi Stem Cell untuk Mengurangi Kerutan dan Penuaan

Terapi stem cell menawarkan solusi revolusioner dalam pemulihan fungsi barier kulit pasca dermatitis. Tidak hanya meredakan gejala, tetapi juga membantu memperbaiki struktur kulit dari dalam. Dengan kemampuannya meregenerasi jaringan, menekan peradangan, dan meningkatkan produksi protein pelindung kulit, stem cell menjadi harapan baru bagi penderita dermatitis kronis.

Terapi stem cell dari Regenic bekerja dengan merangsang regenerasi sel-sel kulit, memperbaiki struktur epidermis, dan mengembalikan perlindungan alami kulit secara bertahap dan alami. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan terapi stem cell dan secretome, hubungi Regenic

Referensi:

  • Chen, Z., Wang, Y., & Shi, C. (2015). Therapeutic Implications of Newly Identified Stem Cell Populations from the Skin Dermis. Cell Transplantation, 24(8), 1405–1422. https://doi.org/10.3727/096368914X682431
  • Li, P., & Guo, X. (2018). A review: therapeutic potential of adipose-derived stem cells in cutaneous wound healing and regeneration. Stem Cell Research & Therapy, 9(1), 302. https://doi.org/10.1186/s13287-018-1044-5
  • Marshall, C. D., Moore, A. A., Longaker, M. T., & Lorenz, H. P. (2018). Stem Cell Regeneration and Repair – Overview. In Wound Healing (pp. 1–13). Wiley. https://doi.org/10.1002/9781119282518.ch1
  • Natesan, S., Stone, R., Chan, R. K., & Christy, R. J. (2019). Mesenchymal Stem Cell–Based Therapies for Repair and Regeneration of Skin Wounds. In A Roadmap to Non-Hematopoietic Stem Cell-based Therapeutics (pp. 173–222). Elsevier. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-811920-4.00008-2
  • Ren, T., He, K., Xu, D., Kong, Y., Jiang, S., Chu, J., Sun, Y., Zang, J., & Wang, Z. (2025). Therapeutic roles of natural and engineered mesenchymal stem cells and extracellular vesicles in atopic dermatitis. Regenerative Therapy, 30, 123–135. https://doi.org/10.1016/j.reth.2025.05.009
  • Roh, Y. J., Choi, Y. H., Shin, S. H., Lee, M.-K., Won, Y. J., Lee, J. H., Cho, B. S., Park, K. Y., & Seo, S. J. (2024). Adipose tissue-derived exosomes alleviate particulate matter-induced inflammatory response and skin barrier damage in atopic dermatitis-like triple-cell model. PLOS ONE, 19(1), e0292050. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0292050
  • Shin, K.-O., Ha, D. H., Kim, J. O., Crumrine, D. A., Meyer, J. M., Wakefield, J. S., Lee, Y., Kim, B., Kim, S., Kim, H., Lee, J., Kwon, H. H., Park, G.-H., Lee, J. H., Lim, J., Park, S., Elias, P. M., Park, K., Yi, Y. W., & Cho, B. S. (2020). Exosomes from Human Adipose Tissue-Derived Mesenchymal Stem Cells Promote Epidermal Barrier Repair by Inducing de Novo Synthesis of Ceramides in Atopic Dermatitis. Cells, 9(3), 680. https://doi.org/10.3390/cells9030680
  • Xie, J., Yao, B., Han, Y., Huang, S., & Fu, X. (2016). Skin appendage-derived stem cells: cell biology and potential for wound repair. Burns & Trauma, 4. https://doi.org/10.1186/s41038-016-0064-6
  • Yoon, J., Lee, S. K., Park, A., Lee, J., Jung, I., Song, K. B., Choi, E. J., Kim, S., & Yu, J. (2023). Exosome from IFN-γ-Primed Induced Pluripotent Stem Cell-Derived Mesenchymal Stem Cells Improved Skin Inflammation and Barrier Function. International Journal of Molecular Sciences, 24(14), 11635. https://doi.org/10.3390/ijms241411635
  • Zhang, W., & Huang, X. (2023). Stem cell-based drug delivery strategy for skin regeneration and wound healing: potential clinical applications. Inflammation and Regeneration, 43(1), 33. https://doi.org/10.1186/s41232-023-00287-1

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.