Stem Cell Membantu Pemulihan Kulit Akibat Dermatitis Kontak

Pernahkah Anda mengalami kulit kemerahan, gatal, atau bahkan mengelupas setelah bersentuhan dengan sabun, logam, atau bahan kimia tertentu? Bisa jadi Anda sedang mengalami dermatitis kontak. Ini adalah kondisi peradangan kulit yang disebabkan oleh kontak langsung dengan zat pemicu iritasi atau alergi.

Secara umum, dermatitis kontak dibagi menjadi dua jenis, yaitu iritan yang disebabkan oleh zat yang merusak lapisan pelindung kulit seperti deterjen dan alergi yang reaksi sistem imun terhadap alergen seperti parfum atau nikel. Gejalanya antara lain kulit merah, kering, gatal, melepuh, atau bahkan mengelupas. Biasanya muncul beberapa jam hingga beberapa hari setelah terpapar zat penyebab.

Penyebab utama dari dermatitis kontak bisa berasal dari bahan kimia di produk rumah tangga, kosmetik, lateks, logam, hingga bahan industri. Meski bisa dialami siapa saja, orang dengan kulit sensitif atau yang terpapar bahan tertentu dalam pekerjaan mereka lebih rentan terkena.

Penanganan biasanya melibatkan krim antiinflamasi atau antihistamin. Namun, terapi ini sering kali hanya mengatasi gejalanya, bukan memperbaiki kerusakan kulit secara menyeluruh. Di sinilah terapi regeneratif seperti penggunaan stem cell atau sel punca dan secretome mulai dilirik sebagai solusi pemulihan kulit yang lebih efektif dan menyeluruh.

Mekanisme Secretome dalam Pemulihan Kulit akibat Dermatitis Kontak

Secretome adalah kumpulan zat bioaktif yang dilepaskan oleh stem cell, khususnya jenis Mesenchymal Stem Cells (MSCs). Di dalam secretome terdapat eksosom, sitokin, faktor pertumbuhan, dan senyawa antiinflamasi yang sangat penting dalam mempercepat proses regenerasi kulit.

Saat kulit mengalami peradangan akibat dermatitis kontak, secretome bekerja dengan cara menenangkan sistem imun lokal, memperbaiki jaringan yang rusak, serta mengembalikan keseimbangan dan fungsi pelindung kulit. Mekanismenya bersifat “cell-free therapy”, artinya tidak melibatkan sel hidup, sehingga lebih aman dan minim risiko penolakan imun.

Penelitian menunjukkan bahwa secretome mampu menurunkan infiltrasi sel imun penyebab peradangan pada dermatitis alergi, bahkan lebih efektif daripada krim steroid topikal seperti fluocinolone. Selain itu, efek regeneratif dari molekul-molekul dalam secretome juga merangsang pembentukan pembuluh darah baru dan pertumbuhan sel kulit baru.

Baca Artikel Lainnya: Pemanfaatan Secretome untuk Kulit Rentan Iritasi

Jenis Stem Cell yang Digunakan untuk Dermatitis Kontak

Dalam terapi regeneratif untuk kulit, jenis stem cell yang paling sering digunakan adalah Mesenchymal Stem Cells (MSCs). MSCs adalah jenis sel punca yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel kulit, seperti fibroblas (penghasil kolagen), keratinosit (sel kulit luar), dan sel pembuluh darah. 

Keunggulan utama MSCs adalah kemampuannya untuk memperbaiki jaringan yang rusak, menenangkan peradangan, serta merangsang pertumbuhan sel kulit baru. MSCs dapat diperoleh dari berbagai sumber jaringan tubuh. Yang paling umum digunakan adalah:

1. Jaringan Lemak (Adipose-Derived Stem Cells / ADSCs)

Jenis ini diambil dari jaringan lemak, misalnya melalui sedot lemak kecil. ADSCs sangat populer karena mudah didapat, proses pengambilannya minim nyeri, dan hasilnya sangat menjanjikan untuk terapi kulit. Mereka juga dikenal menghasilkan secretome yang kaya akan faktor regeneratif dan antiinflamasi.

2. Sumsum Tulang

MSCs dari sumsum tulang memiliki kemampuan regeneratif yang tinggi, terutama dalam pembentukan pembuluh darah dan pemulihan luka. Namun, prosedur pengambilannya lebih invasif dan membutuhkan peralatan medis yang lebih kompleks.

3. Tali Pusat dan Cairan Ketuban

MSCs dari tali pusat bayi atau cairan ketuban dikenal sangat “muda” dan aktif, serta memiliki potensi regenerasi tinggi. Sumber ini sering digunakan dalam skala laboratorium dan penelitian klinis, terutama karena tidak menimbulkan reaksi imun saat ditransplantasikan ke tubuh orang lain.

Dalam konteks dermatitis kontak, terutama tipe alergi, MSCs sangat menarik karena memiliki efek imunomodulator. Artinya, mereka bisa menenangkan aktivitas berlebih dari sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan peradangan pada kulit. 

Salah satu studi menunjukkan bahwa Mesenchymal Stem Cells mampu menurunkan aktivitas sel T (T-cell) dan sel mast (mast-cell) yang terlibat langsung dalam reaksi alergi pada kulit. Efek ini dicapai melalui molekul antiinflamasi seperti TGF-β, yang diproduksi alami oleh MSCs.

Selain itu, kombinasi dari beberapa jenis stem cell, misalnya MSCs dari jaringan lemak dan fibroblas kulit, dapat menciptakan efek yang lebih kuat untuk mempercepat penyembuhan dermatitis dan memperbaiki skin barrier.

Dengan semua potensi tersebut, jenis stem cell yang digunakan dalam terapi dermatitis kontak dipilih berdasarkan tujuan terapi, tingkat keparahan kondisi kulit, serta kemudahan akses dan keamanannya bagi pasien. Seiring dengan perkembangan teknologi medis, penggunaan stem cell menjadi semakin aman dan terjangkau untuk diaplikasikan dalam dunia klinis dan estetik.

Manfaat Stem Cell untuk Pemulihan Dermatitis Kontak

Beberapa manfaat utama terapi stem cell dan secretome untuk kulit yang terdampak dermatitis kontak adalah:

  • Mengurangi peradangan dan rasa gatal lebih cepat dibandingkan terapi biasa
  • Mempercepat regenerasi jaringan kulit yang rusak
  • Menstimulasi produksi kolagen dan pembuluh darah baru
  • Mengembalikan fungsi penghalang kulit secara menyeluruh

Baca Artikel Lainnya: Pemanfaatan Secretome untuk Dermatitis Atopik Kronis Berat

Prosedur dan Aplikasi Terapi Stem Cell untuk Kulit

Terdapat dua cara utama penggunaan terapi ini:

Aplikasi Topikal (oles)

Metode paling mudah dan tidak menimbulkan rasa sakit adalah dengan mengoleskan secretome yang diformulasikan dalam bentuk krim, serum, atau balm ke area kulit yang terkena dermatitis. Terapi ini cocok untuk kasus ringan hingga sedang, karena mampu meredakan kemerahan dan gatal secara bertahap melalui penggunaan rutin harian.

Injeksi Mikro (Microneedling atau Mesoterapi)

Untuk kasus dermatitis yang lebih berat, stem cell atau secretome bisa disuntikkan ke dalam lapisan kulit menggunakan teknik microneedling atau mesoterapi. Prosedur ini membantu mempercepat penyembuhan dengan cara menstimulasi regenerasi sel kulit dari dalam dan memperbaiki struktur jaringan yang rusak.

Kombinasi dengan Skincare Medis

Terapi stem cell sering dipadukan dengan produk perawatan kulit medis seperti pelembap khusus atau antioksidan. Kombinasi ini dapat meningkatkan efektivitas pengobatan, terutama dalam menjaga kelembapan kulit dan memperkuat fungsi penghalangnya setelah terapi dilakukan.

Pemantauan Klinik

Dalam praktik klinis, terapi ini biasanya dilakukan secara bertahap dan berulang dengan pemantauan dari dokter kulit. Ini bertujuan untuk menyesuaikan dosis, melihat respons kulit, serta memastikan tidak ada reaksi samping selama proses pemulihan berlangsung.

Studi Klinis dan Bukti Ilmiah

Salah satu referensi yang penting adalah artikel tinjauan ilmiah dari Legiawati pada tahun 2022, yang diterbitkan dalam Current Stem Cell Research & Therapy. Penelitian ini membahas berbagai aplikasi terapi berbasis stem cell dalam penyakit kulit, termasuk dermatitis kontak dan kondisi kulit inflamasi lainnya. 

Dalam publikasi ini, para peneliti menyebutkan bahwa Mesenchymal Stem Cells (MSCs) telah digunakan dalam uji klinis pada manusia untuk membantu mempercepat proses penyembuhan kulit yang mengalami iritasi atau inflamasi kronis, termasuk dermatitis.

Penelitian ini menekankan bahwa secretome yang dihasilkan oleh MSCs mengandung berbagai faktor penyembuh alami seperti sitokin, faktor pertumbuhan (growth factors), dan eksosom yang berperan dalam menekan peradangan serta memperbaiki kerusakan jaringan kulit.

Baca Artikel Lainnya: Rejuvenasi Kulit Pasca Eksim dengan Secretome

Dalam kasus dermatitis kontak, terapi berbasis stem cell mampu mengurangi gejala seperti gatal, kemerahan, dan pengelupasan kulit, sekaligus membantu memperkuat kembali lapisan pelindung kulit (skin barrier) yang rusak akibat paparan alergen atau iritan. 

Studi ini juga mencatat bahwa pasien yang mendapatkan aplikasi topikal atau injeksi mikro dari secretome menunjukkan respon positif dalam waktu 1–2 minggu, dengan perbaikan klinis yang signifikan tanpa efek samping berat seperti yang biasa terjadi pada terapi steroid jangka panjang. Ini menunjukkan bahwa terapi berbasis stem cell dapat menjadi pendekatan aman dan berkelanjutan dalam pengobatan dermatitis kontak yang membandel atau sering kambuh.

Terapi yang selama ini digunakan, seperti krim steroid atau antihistamin, memang dapat membantu mengurangi gejala sementara, namun tidak selalu mampu memperbaiki kerusakan kulit secara menyeluruh atau mencegah kekambuhan.

Melalui berbagai penelitian terbaru, terapi berbasis stem cell dan secretome mulai menjadi sorotan sebagai solusi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan. Dengan kemampuannya untuk menekan peradangan, merangsang regenerasi sel kulit, dan memperkuat lapisan pelindung alami kulit, stem cell tidak hanya mengatasi gejala, tetapi juga memperbaiki akar masalah dari dalam. 

Dengan semakin berkembangnya teknologi dan riset di bidang terapi regeneratif, harapan untuk pulih dari dermatitis kontak secara tuntas kini semakin terbuka lebar. Jika Anda memiliki pertanyaan lain mengenai stem cell dan secretome ataupun mengenai “Stem Cell Membantu Pemulihan Kulit Akibat Dermatitis Kontak”, Anda bisa langsung menghubungi tim kami di Regenic.

Sumber Referensi:

  1. Golubinskaya, P., Sarycheva, M., Dolzhikov, A., Bondarev, V., Stefanova, M., Soldatov, V., Nadezhdin, S., Korokin, M., Pokrovsky, M., & Burda, Y. (2021). Application of multipotent mesenchymal stem cell secretome in the treatment of adjuvant arthritis and contact-allergic dermatitis in animal models . Pharmacy & Pharmacology, 8, 416-425. https://doi.org/10.19163/2307-9266-2020-8-6-416-425
  2. Legiawati, L., Suseno, L., Sitohang, I., Yusharyahya, S., Ardelia, A., & Paramastri, K. (2022). Stem cells as a therapeutic choice in dermatological disorders.. Current stem cell research & therapy. https://doi.org/10.2174/1574888x17666220930142513.
  3. Nainggolan, A. D. C., Hartrianti, P., Anjani, Q. K., Donnelly, R. F., Putra, A. B. N., Kho, K., Kurniawan, A., Andranilla, R. K., Rattu, S. A., & Ramadon, D. (2024). Double-layer dissolving microneedles for delivery of mesenchymal stem cell Secretome: Formulation, characterisation and skin irritation study. European journal of pharmaceutics and biopharmaceutics : official journal of Arbeitsgemeinschaft fur Pharmazeutische Verfahrenstechnik e.V, 204, 114495. https://doi.org/10.1016/j.ejpb.2024.114495

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.