Stem Cell untuk Bekas Jerawat, Solusi Permanen?

Jerawat merupakan masalah kulit yang umum terjadi pada berbagai kelompok usia, dan sering kali meninggalkan bekas yang mengganggu. Bekas jerawat tidak hanya memengaruhi penampilan fisik, tetapi juga dapat berdampak pada rasa percaya diri seseorang.

Bekas jerawat timbul akibat adanya proses penyembuhan pada kulit yang tidak sempurna setelah terjadinya proses peradangan. Hal ini mengakibatkan adanya perubahan tekstur dan warna kulit yang bervariasi.

Penyebab utama timbulnya bekas jerawat adalah peradangan yang terjadi akibat jerawat itu sendiri. Ketika dinding folikel rambut pecah atau jaringan di sekitarnya mengalami kerusakan, jerawat yang mengandung seperti bakteri, minyak, dan sel-sel mati, dapat menyebar ke lapisan kulit yang lebih dalam (dermis).

Respons tubuh akan memicu peradangan untuk memperbaiki kerusakan tersebut. Namun, proses ini dapat mengganggu produksi kolagen dan elastin, yang merupakan protein penting dalam menjaga struktur dan elastisitas kulit. Ketidakseimbangan inilah yang kemudian memicu terbentuknya bekas luka.

Bekas jerawat dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung dari proses penyembuhan kulit yang berlangsung sehingga memiliki karakteristik yang berbeda. Bekas jerawat atrofi atau cekungan merupakan jenis yang paling sering ditemui dan terjadi ketika jaringan kulit hilang selama proses penyembuhan. Beberapa jenis bekas atrofi meliputi:

  • Bekas ice pick: Cekungan kecil, sempit, dan dalam, terlihat seperti ditusuk dengan benda tajam.
  • Bekas boxcar: Cekungan berbentuk bulat atau oval dengan tepi yang jelas dan vertikal.
  • Bekas rolling: Cekungan yang lebih lebar dan dangkal dengan tepi yang melandai, memberikan tekstur kulit yang tidak rata atau bergelombang.

Selain bekas atrofi, terdapat juga bekas jerawat berupa jaringan parut yang menonjol di atas permukaan kulit, yaitu hipertrofi dan keloid. Keduanya terlihat mirip, namun memiliki perbedaan terutama pada ukuran dan area pertumbuhannya. Bekas luka hipertrofi memiliki ukuran yang sama dengan area jerawat yang menjadi penyebabnya, sedangkan keloid cenderung tumbuh lebih besar dan melampaui batas area jerawat awal.

Faktor-faktor seperti tingkat keparahan jerawat, lamanya peradangan, faktor genetik, hingga kebiasaan memencet jerawat dapat memengaruhi risiko terbentuknya bekas jerawat serta jenisnya. Memahami berbagai jenis bekas jerawat beserta penyebabnya merupakan langkah awal yang penting untuk menentukan pilihan pengobatan yang sesuai dan efektif.

Saat ini, tersedia berbagai metode untuk menangani bekas jerawat, seperti dermabrasi, microneedling, hingga terapi kombinasi. Namun, beberapa metode tersebut masih memiliki keterbatasan dalam hal efektivitas dan tidak jarang menimbulkan efek samping seperti iritasi, kemerahan, waktu pemulihan yang cukup lama, sehingga menjadi pertimbangan dalam penggunaannya.

Baca Artikel Lainnya: Secretome untuk Menenangkan Kulit yang Meradang

Terapi Stem Cell untuk Bekas Jerawat

Dalam beberapa tahun terakhir, terapi stem cell atau sel punca telah menjadi sebagai salah satu pendekatan inovatif yang dikembangkan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, termasuk bekas jerawat.

Secara umum, terapi ini bertujuan untuk merangsang regenerasi sel-sel kulit yang sehat dan memproduksi kolagen baru. Kolagen merupakan protein penting dalam kulit yang berperan menjaga kekuatan, elastisitas, dan struktur kulit.

Pada bekas jerawat atrofi, kekurangan kolagen menjadi salah satu faktor utama penyebab terjadinya cekungan pada kulit. Dengan terapi stem cell diharapkan dapat meningkatkan pembentukan kolagen untuk membantu meratakan permukaan kulit.

Salah satu pendekatan terbaru yang tengah dikembangkan adalah penggunaan exosome yang berasal dari stem cell. Exosome merupakan partikel kecil yang dilepaskan oleh sel dan memiliki peran dalam komunikasi antar sel serta sebagai transportasi molekul bioaktif. Beberapa studi menunjukkan bahwa exosome dari stem cell jaringan lemak manusia memiliki potensi dalam membantu perbaikan kulit dan mengurangi bekas jerawat.

Prosedur Stem Cell Scars Treatment

Prosedur terapi stem cell untuk bekas jerawat biasanya melibatkan beberapa langkah:

  1. Pengambilan Stem CellStem cell dapat diambil dari jaringan lemak pasien sendiri atau dari donor yang telah melalui proses penyaringan dan standar keamanan tertentu.
  2. Pengolahan: Stem cell kemudian diolah untuk menghasilkan exosome atau secretome, yaitu cairan yang mengandung faktor pertumbuhan dan molekul bioaktif lainnya.
  3. Aplikasi pada kulit: Exosome atau secretome diaplikasikan ke area kulit yang memiliki bekas jerawat. Prosedur ini sering dikombinasikan dengan tindakan lain seperti laser CO₂ fraksional, atau microneedling, untuk membantu penyerapan bahan aktif secara optimal. Selama perawatan, pasien biasanya diberikan anestesi lokal untuk mengurangi rasa sakit.

Baca Artikel Lainnya: Rahasia Kulit Glowing dari Dalam dengan Secretome

Studi Klinis dan Temuan Terbaru

Sebuah penelitian oleh Tan, S. T., Yohanes Firmansyah, William Gilbert Satyanegara, Edwin Destra, Giovanno Sebastian Yogie, & Catharina Sagita Moniaga yang dipublikasikan dalam Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine and Translational Research pada tahun 2023 menunjukan bahwa kombinasi terapi microneedling dan secretome dari stem cell mesenkimal (dengan konsentrasi serum 10%) dinilai lebih efektif dalam mengatasi bekas jerawat.

Selain berpotensi dalam memperbaiki tekstur kulit, terapi ini juga berperan dalam memperbaiki penampilan bekas luka tanpa menimbulkan efek samping yang berarti selama periode observasi. Temuan ini memperkuat potensi kombinasi microneedling dan secretome sebagai pendekatan yang aman dan efektif dalam penanganan bekas jerawat.

Jika Anda mempertimbangkan terapi ini, sangat disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis kulit atau tenaga medis yang berkompeten guna memahami manfaat, potensi risiko, dan kecocokan terapi dengan kondisi kulit Anda.

Untuk informasi lebih lanjut terkait terapi Stem Cell, Anda dapat menghubungi tim mitra Regenic.

Sumber Referensi:

  • Kwon, H. H., Yang, S. H., Lee, J., Park, B. C., Park, K. Y., Jung, J. Y., Bae, Y., & Park, G. H. (2020). Combination treatment with human adipose tissue stem cell-derived exosomes and fractional CO₂ laser for acne scars: A 12-week prospective, double-blind, randomized, split-face study. Acta Dermato-Venereologica, 100, adv00310. https://doi.org/10.2340/00015555-3666
  • Zare, S., Jafarzadeh, A., Zare, S. dkk. Exploring the dermatological applications of human mesenchymal stem cell secretome: a comprehensive review. Stem Cell Res Ther 16 , 177 (2025). https://doi.org/10.1186/s13287-025-04311-8
  • Tan, S. T., Yohanes Firmansyah, William Gilbert Satyanegara, Edwin Destra, Giovanno Sebastian Yogie, & Catharina Sagita Moniaga. (2023). The Effectiveness of Combination Therapy of Needling and Secretome from Mesenchymal Stem Cells (Serum 10%) for Acne Scar Treatment. Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research, 7(6), 3377-3383. https://doi.org/10.37275/bsm.v7i6.832

 

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.