Peran Secretome dalam Mencegah Komplikasi Aritmia Jantung Kronis

Irama jantung yang tidak normal seperti terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur, dikenal sebagai aritmia. Terkadang gejala ini tidak terasa, tapi pada banyak orang kondisi ini memicu gejala seperti jantung yang berdebar-debar, rasa lelah berlebihan, pusing, atau bahkan hilang kesadaran secara tiba-tiba.

Dokter biasanya mengelompokkan aritmia berdasarkan letak gangguannya di jantung dan bagaimana iramanya berubah. Contohnya termasuk fibrilasi atrium, takikardia ventrikel, atau bradikardia. Faktor penyebabnya bermacam-macam, mulai dari gangguan struktur jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga stres atau ketidakseimbangan elektrolit.

Jika tidak dikelola dengan baik, aritmia dapat berdampak serius. Risiko terburuknya meliputi stroke, gagal jantung, atau kematian mendadak. Oleh karena itu, upaya pencegahan menjadi hal yang krusial, khususnya bagi mereka yang punya risiko tinggi.

Belakangan ini, para peneliti mulai melihat potensi secretome sebagai salah satu alternatif baru untuk membantu mencegah komplikasi aritmia. Secretome sendiri adalah kumpulan molekul aktif yang dihasilkan oleh sel, termasuk dari stem cell atau sel punca jenis mesenkimal. 

Zat-zat ini diketahui memiliki efek yang mendukung proses regenerasi dan pemulihan jaringan tubuh. Meski masih dalam tahap riset lebih lanjut, pendekatan ini memberi harapan baru dalam dunia terapi regeneratif, terutama bagi pasien dengan gangguan irama jantung yang kronis.

Mekanisme Secretome dalam Mencegah Komplikasi Aritmia

Secretome membantu menjaga kesehatan jantung melalui berbagai mekanisme biologis yang saling berkaitan. Salah satu komponen penting dalam secretome adalah secretoneurin, yaitu protein alami yang diproduksi oleh sistem saraf.

Menariknya, secretoneurin memiliki kemampuan untuk menghambat enzim CaMKII, yaitu enzim yang mengatur aliran kalsium di dalam sel jantung. Kenapa ini penting? Karena kelebihan kalsium dalam sel jantung bisa menyebabkan gangguan irama jantung, terutama aritmia ventrikel, yang berisiko tinggi dan bisa mengancam nyawa. Dengan menekan aktivitas enzim ini, secretoneurin membantu mencegah kebocoran kalsium, sehingga detak jantung tetap teratur dan stabil.

Selain itu, secretome juga membawa berbagai zat aktif lainnya seperti sitokin dan growth factor untuk mengurangi peradangan dan mempercepat perbaikan jaringan, dan microRNA yang membantu mengatur gen-gen penting dalam fungsi jantung. Yang pada akhirnya semua zat ini bekerja secara sinergis untuk:

  • Mengurangi stres oksidatif
  • Mencegah kematian sel jantung (apoptosis)
  • Menjaga stabilitas sistem kelistrikan jantung

Dengan mekanisme ini, secretome menjadi terapi potensial untuk mencegah komplikasi serius akibat aritmia kronis.

Baca Artikel Lainnya: Perbandingan Stem Cell dan Secretome dalam Pengobatan Gangguan Saraf

Manfaat Terapi Secretome untuk Pasien Aritmia Kronis

Ada beberapa manfaat terapi Secretome untuk Anda yang mengalami aritmia kronis:

Menjaga Keseimbangan Ritme Jantung

Secretome yang berasal dari jaringan lemak di sekitar jantung (Epicardial Adipose Tissue/EAT) memiliki peran besar dalam menjaga kestabilan irama jantung. Jika jaringan ini sehat, secretome membantu menjaga ritme jantung tetap normal. Namun, jika jaringan EAT mengalami peradangan kronis, justru bisa menghasilkan secretome yang memperburuk aritmia. Karena itu, terapi dengan secretome yang sehat dan seimbang menjadi penting untuk membantu mengatur detak jantung secara stabil.

Mengurangi Peradangan dan Jaringan Parut di Jantung

Salah satu penyebab aritmia kronis adalah peradangan di jaringan jantung yang berlanjut menjadi fibrosis atau jaringan parut. Hal ini membuat hantaran listrik jantung terganggu. Secretome mengandung molekul yang mampu menekan aktivasi inflammasome seperti NLRP3, yang sering aktif pada kondisi jantung kronis. Dengan menurunkan peradangan dan mencegah terbentuknya jaringan parut, terapi secretome dapat membantu mengurangi risiko terjadinya aritmia.

Menyediakan Biomarker untuk Diagnosis Dini

Secretome juga mengandung berbagai jenis non-coding RNA, seperti microRNA (miRNA), lncRNA, dan circRNA. Molekul-molekul ini berfungsi sebagai pengatur aktivitas sel dan bisa menjadi indikator (biomarker) untuk mendeteksi aritmia lebih awal. Misalnya, perubahan ekspresi miRNA tertentu dapat mencerminkan progresi fibrilasi atrium, salah satu jenis aritmia yang paling umum. Ini membuka peluang untuk diagnosis dini dan pemantauan penyakit secara lebih akurat.

Prosedur Terapi Secretome untuk Pencegahan Komplikasi Jantung

Terapi secretome dilakukan melalui tahapan yang sangat hati-hati dan diawasi secara medis. Pertama, secretome diperoleh dari sel punca mesenkimal (Mesenchymal Stem Cells/MSC) yang sehat. Sel-sel ini kemudian dikultur di laboratorium, dan cairan hasil sekresinya (secretome) dikumpulkan, dimurnikan, dan disterilisasi agar aman digunakan.

Pemberian secretome kepada pasien bisa dilakukan dengan beberapa cara, tergantung kondisi klinisnya, antara lain:

  • Injeksi intravena (melalui pembuluh darah)
  • Injeksi subkutan (di bawah kulit)
  • Aplikasi lokal langsung ke jaringan jantung yang mengalami gangguan, biasanya dalam prosedur khusus

Karena secretome tidak mengandung sel hidup, terapi ini memiliki risiko penolakan (imunogenisitas) yang sangat rendah, dan dinilai lebih aman dibandingkan transplantasi sel punca langsung. Selain itu, secretome dapat digunakan sebagai terapi pendamping, artinya bisa dikombinasikan dengan obat-obatan jantung konvensional seperti antiaritmia dan antiinflamasi untuk hasil yang lebih optimal.

Baca Artikel Lainnya: Terapi Secretome dan Potensinya dalam Tatalaksana Gagal Jantung

Studi Klinis dan Bukti Ilmiah

1. Studi Plášek (2022)

Plášek (2022) menemukan bahwa secretoneurin yaitu protein alami dalam secretome, berperan penting sebagai "penjaga ritme" jantung, terutama dalam mencegah aritmia kronis. Secretoneurin bekerja dengan menjaga kestabilan kadar kalsium di dalam sel jantung, yang sangat penting agar irama jantung tetap normal. 

Protein ini mampu menghambat enzim CaMKII, yang bila terlalu aktif bisa memicu gangguan irama dan kerusakan sel jantung. Selain itu, secretoneurin juga mengurangi stres oksidatif dan peradangan di jaringan jantung. Dengan cara ini, secretoneurin membantu melindungi sel jantung dari kerusakan lanjutan.

Berkat kemampuan biologisnya yang spesifik dan menyeluruh, secretoneurin berpotensi besar dikembangkan sebagai terapi baru maupun alat deteksi dini untuk gangguan irama jantung, khususnya pada pasien dengan penyakit jantung kronis.

2. Studi Sattayaprasert (2020)

Sattayaprasert (2020) menunjukkan bahwa secretome yang merupakan zat aktif yang dihasilkan oleh sel punca mesenkimal (MSC), memiliki peran penting dalam mencegah gangguan irama jantung kronis atau aritmia. Dalam penelitian ini, para peneliti menemukan bahwa secretome dari sel punca jantung yang sehat justru membantu menjaga kestabilan irama jantung, sedangkan secretome dari sel punca yang berasal dari jantung dengan gagal jantung malah bisa memperburuk kondisi.

Hal ini terjadi karena kandungan secretome bisa berubah tergantung kondisi tubuh. Ketika sel punca berasal dari jantung yang sudah rusak atau gagal, secretome cenderung mengandung zat peradangan seperti IL-1β dan IL-6, yang berpotensi memicu gangguan irama. Sebaliknya, secretome dari jantung yang sehat kaya akan IGF-1, yaitu protein yang justru menekan pemicu aritmia.

Menariknya, ketika sel punca dari jantung yang sakit diberi tambahan IGF-1, efek buruk secretome bisa dinetralisir. Artinya, IGF-1 ini bisa berfungsi seperti "penetralisir alami" terhadap potensi bahaya dari secretome yang tidak sehat.

Penelitian ini membuka peluang besar dalam dunia terapi regeneratif, khususnya dalam mengembangkan strategi yang menargetkan komposisi secretome untuk mencegah komplikasi aritmia jangka panjang. Dengan memahami dan memodifikasi isi secretome, para ahli kini bisa lebih tepat sasaran dalam merancang terapi yang tidak hanya memperbaiki jaringan jantung, tetapi juga menjaga ritmenya tetap stabil.

Secretome, dengan segala kandungan aktifnya yang bekerja secara menyeluruh, membawa angin segar dalam dunia terapi aritmia jantung kronis. Bukan hanya berfungsi sebagai alat deteksi dini (biomarker) yang membantu mengidentifikasi risiko, secretome juga memainkan peran penting dalam menekan peradangan, menjaga stabilitas sistem listrik jantung, dan mencegah terbentuknya jaringan parut.

Lewat pendekatan regeneratif yang dikembangkan oleh Regenic, secretome menghadirkan harapan baru sebagai terapi pendukung yang membantu menjaga ritme jantung tetap seimbang dan sehat, terutama bagi mereka yang hidup dengan gangguan irama jantung kronis.

Referensi:

  • E, S., Costa, M. C., Kurc, S., Drożdż, A., Cortez-Dias, N., & Enguita, F. J. (2018). The circulating non-coding RNA landscape for biomarker research: lessons and prospects from cardiovascular diseases. Acta Pharmacologica Sinica, 39(7), 1085–1099. https://doi.org/10.1038/aps.2018.35
  • Ernault, A. C., Verkerk, A. O., Bayer, J. D., Aras, K., Montañés-Agudo, P., Mohan, R. A., Veldkamp, M., Rivaud, M. R., de Winter, R., Kawasaki, M., van Amersfoorth, S. C. M., Meulendijks, E. R., Driessen, A. H. G., Efimov, I. R., de Groot, J. R., & Coronel, R. (2022). Secretome of atrial epicardial adipose tissue facilitates reentrant arrhythmias by myocardial remodeling. Heart Rhythm, 19(9), 1461–1470. https://doi.org/10.1016/j.hrthm.2022.05.011
  • Karakasis, P., Pamporis, K., Theofilis, P., Milaras, N., Vlachakis, P. K., Grigoriou, K., Patoulias, D., Karamitsos, T., Antoniadis, A. P., & Fragakis, N. (2025). Inflammasome Signaling in Cardiac Arrhythmias: Linking Inflammation, Fibrosis, and Electrical Remodeling. International Journal of Molecular Sciences, 26(13), 5954. https://doi.org/10.3390/ijms26135954
  • Klesen, A., Jakob, D., Emig, R., Kohl, P., Ravens, U., & Peyronnet, R. (2018). Cardiac fibroblasts. Herzschrittmachertherapie + Elektrophysiologie, 29(1), 62–69. https://doi.org/10.1007/s00399-018-0553-3
  • Mun, D., Kim, H., Kang, J., Park, H., Park, H., Lee, S., Yun, N., & Joung, B. (2019). Expression of miRNAs in circulating exosomes derived from patients with persistent atrial fibrillation. The FASEB Journal, 33(5), 5979–5989. https://doi.org/10.1096/fj.201801758R
  • Omland, T., Røsjø, H., Wisløff, T., Bernard, M. L., Hiltbold, A. E., Khatib, S., Polin, G. M., Rogers, P. A., & Morin, D. P. (2025). Serial secretoneurin measurement and risk of ventricular arrhythmias and death in patients with left ventricular systolic dysfunction. Clinical Biochemistry, 135, 110868. https://doi.org/10.1016/j.clinbiochem.2024.110868
  • Patel, K. H. K., Hwang, T., Se Liebers, C., & Ng, F. S. (2022). Epicardial adipose tissue as a mediator of cardiac arrhythmias. American Journal of Physiology-Heart and Circulatory Physiology, 322(2), H129–H144. https://doi.org/10.1152/ajpheart.00565.2021
  • Plášek, J., Lazárová, M., Dodulík, J., Šulc, P., Stejskal, D., Švagera, Z., Všianský, F., & Václavík, J. (2022). Secretoneurin as a Novel Biomarker of Cardiovascular Episodes: Are We There Yet? A Narrative Review. Journal of Clinical Medicine, 11(23), 7191. https://doi.org/10.3390/jcm11237191\
  • Sattayaprasert, P., Vasireddi, S. K., Bektik, E., Jeon, O., Hajjiri, M., Mackall, J. A., Moravec, C. S., Alsberg, E., Fu, J., & Laurita, K. R. (2020). Human Cardiac Mesenchymal Stem Cells Remodel in Disease and Can Regulate Arrhythmia Substrates. Circulation: Arrhythmia and Electrophysiology, 13(10). https://doi.org/10.1161/CIRCEP.120.008740
  • Srivastava, H., Pozzoli, M., & Lau, E. (2022). Defining the Roles of Cardiokines in Human Aging and Age-Associated Diseases. Frontiers in Aging, 3.

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.