Terapi Stem Cell untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronis atau yang biasa disingkat sebagai PPOK adalah penyakit peradangan pada paru-paru yang berlangsung dalam jangka panjang, yang ditandai dengan kerusakan struktural dan fungsi jaringan paru. Kondisi ini bersifat progresif dan hingga saat ini belum ada pengobatan yang benar-benar menyembuhkan.

Baca Artikel Lainnya: Bagaimana Secretome Membantu Penyembuhan Penyakit Kronis?

Jenis PPOK yang paling umum terjadi adalah bronkitis kronis dan emfisema. Bronkitis kronis merupakan peradangan pada saluran napas yang menyebabkan pembengkakan dinding saluran dan peningkatan produksi lendir, sehingga mempersempit jalan napas. Sedangkan emfisema sendiri terjadi akibat kerusakan kantung udara kecil (alveoli) pada paru-paru, sehingga mengganggu proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida.

Gejala umum yang cukup sering dialami pada penderita PPOK yaitu sesak napas terutama saat beraktivitas, batuk kronis, mudah kelelahan, mengi, hingga produksi dahak yang bercampur darah. Jika tidak ditangani dengan baik, gejala ini akan semakin parah dan mengganggu kualitas hidup, bahkan meningkatkan risiko komplikasi serius.

Penyebab utama PPOK adalah paparan jangka panjang terhadap zat iritan yang merusak paru-paru, terutama pada asap rokok, baik perokok aktif maupun pasif. Penyebab lainnya meliputi polusi udara, paparan debu atau bahan kimia di lingkungan tempat kerja, infeksi paru-paru berulang, dan faktor genetik.

PPOK merupakan penyakit progresif yang dapat terus memburuk. Hingga saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan PPOK secara tuntas. Namun, beberapa pendekatan terapi terbaru seperti penggunaan stem cell tengah diteliti karena berpotensi membantu memperbaiki jaringan paru-paru yang rusak dan mengurangi peradangan.

Baca Artikel Lainnya: Secretome sebagai Terapi Tambahan pada Pengobatan TBC Paru

Terapi Stem Cell pada Penderita PPOK

Stem cell, khususnya jenis Mesenchymal Stem Cells (MSCs), merupakan sel punca yang memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, termasuk sel-sel yang terdapat di jaringan paru-paru.

Sel ini memiliki potensi dalam membantu memperbaiki atau menggantikan sel-sel paru yang rusak, mengurangi peradangan kronis di saluran napas, mengatur respons sistem kekebalan tubuh agar tidak merusak jaringan lebih lanjut, dan mendukung regenerasi jaringan paru.

Selain diberikan dalam bentuk sel hidup, terapi ini juga dapat dilakukan menggunakan zat yang dikeluarkan oleh stem cell, yaitu secretome. Cara ini dianggap lebih aman karena tidak menggunakan sel hidup, namun tetap memberikan manfaat pemulihan yang serupa.

Manfaat Terapi Stem Cell untuk Penderita PPOK

Efektifitas terapi stem cell terus diteliti sebagai pendekatan baru dalam menangani yang PPOK. Beberapa manfaat potensial yang ditemukan dalam studi awal meliputi dapat mengurangi peradangan kronis pada paru-paru dan membantu memperbaiki jaringan yang rusak sehingga dapat mendukung perbaikan struktur dan fungsi pernapasan.

Menurut penelitian yang dilakukan Yancor, terapi ini berpotensi meningkatkan fungsi paru, seperti kapasitas ekspirasi (FEV1), berdasarkan hasil dari beberapa studi awal dan laporan kasus. Selain itu, hasil penelitian Le Thi Bich menunjukkan bahwa terapi stem cell dapat membantu mengurangi kekambuhan atau serangan akut PPOK serta meningkatkan kualitas hidup pasien, termasuk kemampuan untuk menjalani aktivitas harian.

Meskipun hasil awal cukup menjanjikan, terapi ini masih dalam tahap penelitian, dan dibutuhkan uji klinis lebih lanjut untuk memastikan efektivitas serta keamanannya dalam jangka panjang.

Prosedur Terapi Stem Cell untuk PPOK

Prosedur terapi stem cell untuk PPOK biasanya dilakukan dengan beberapa langkah yaitu:

  • Pengambilan dan penggandaan stem cell yang biasanya diambil dari lemak tubuh, sumsum tulang atau tali pusat. Setelah itu, sel-sel ini diperbanyak di laboratorium.
  • Setelah siap digunakan, pemberian stem cell ke tubuh pasien dapat dilakukan melalui infus intravena, sehingga dapat menyebar ke seluruh tubuh, termasuk jaringan paru-paru. Prosedur ini dilakukan secara bertahap sesuai protokol klinis yang berlaku.
  • Pemantauan secara berkala setelah terapi dilakukan untuk mengevaluasi respons terhadap terapi. Pemeriksaan mencangkup tes fungsi paru, pemeriksaan darah, dan evaluasi kondisi umum, termasuk untuk mendeteksi adanya potensi efek samping.

Baca Artikel Lainnya: Terapi Regeneratif pada Asma Kronis dengan Secretome

Penelitian dan Studi Klinis

Sejumlah penelitian terbaru menunjukan bahwa terapi stem cell berpotensi dalam penanganan PPOK. Studi yang dilakukan oleh Eryüksel menemukan bahwa terapi stem cell dapat mengurangi kematian sel T pada pasien PPOK dengan bronkitis kronis. Namun, efek positif ini belum ditemukan pada pasien emfisema, sehingga penelitian lanjutan masih diperlukan untuk kasus tersebut.

Dalam uji klinis fase III, Yancor meneliti penggunaan stem cell dari jaringan lemak dan melaporkan peningkatan fungsi paru yang signifikan dalam waktu 90 hari setelah terapi. Ridzuan juga melakukan uji pra-klinis pada hewan dan menemukan bahwa extracellular vesicles dapat mengurangi peradangan paru pada model PPOK.

Penelitian klinis selanjutnya dilakukan oleh Thi Bich yang melibatkan 20 pasien PPOK, dimana transplantasi stem cell dari tali pusat dinyatakan aman dan berpotensi mampu meningkatkan kualitas hidup pasien dalam waktu 6 bulan.

Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa terapi stem cell berpeluang sebagai salah satu alternatif pendekatan baru yang menjanjikan untuk penanganan PPOK, terutama melalui efek antiinflamasi, imunomodulasi, dan regeneratifnya. Meski demikian, terapi ini belum menjadi standar pengobatan karena masih diperlukan uji klinis berskala besar dan jangka panjang untuk memastikan efektivitas dan kemanannya.

Bagi penderita PPOK yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai manfaat terapi Stem Cell, Anda dapat mengunjungi layanan kesehatan mitra Regenic untuk berkonsultasi medis berbasis penelitian.

 

Sumber Referensi:

  • Chen, Y., Miao, K., Zhou, L., & Xiong, W. (2021). Stem cell therapy for chronic obstructive pulmonary disease. Chinese Medical Journal, 134(13), 1535–1545. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/39300523/
  • Eryüksel, E., Tunca, Z., Mercanci, Z., Kılıç, S. S., Kocakaya, D., Akdeniz, E., Öztop, N. E., Çetin, E., & Akkoç, T. (2024). Stem cell treatment reduces T cell apoptosis in COPD patients with chronic bronchitis but not with emphysema. Tissue & Cell, 89, 102452. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38986345/
  • Le Thi Bich, P., Nguyen, H. T., Ngo Chau, H. D., Phan, T. V., Do, Q., Dong Khac, H., Le Van, D., Huy, L. N., Mai Cong, K., Ta Ba, T., Do Minh, T., Vu Bich, N., Truong Chau, N., & Van Pham, P. (2020). Allogeneic umbilical cord-derived mesenchymal stem cell transplantation for treating COPD: a pilot clinical study. Stem Cell Research & Therapy, 11. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32054512/
  • Singh, P., Singh, P. V., & Anjankar, A. (2023). Harnessing the therapeutic potential of stem cells in the management of chronic obstructive pulmonary disease: A comprehensive review. Cureus, 15. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/37711945/
  • Yancor, B. M., Curiel, W. S. B., Lemus-Martin, R., Sanchez Iriarte, N. A., Ribeiro, M., Bothou, C., Alonso-Ruiz, D., Reger, M., Rosales-Salán, M., Gonçalves, L. M., Kim, H.-Y., Bustos, J., Wong-Valenzuela, E. I., Chavez Fernandez, D. R., & De Maria, M. (2024). Adipose-derived Stem Cells Therapy for Moderate COPD: A Phase III Trial. Principles and Practice of Clinical Research Journal. https://journal.ppcr.org/index.php/ppcrjournal/article/view/271
  • Ridzuan, N., Zakaria, N., Widera, D., Sheard, J., Morimoto, M., Kiyokawa, H., Mohd Isa, S. A., Singh, G. K. C., Then, K.-Y., Ooi, G.-C., & Yahaya, B. H. (2021). Human umbilical cord mesenchymal stem cell-derived extracellular vesicles ameliorate airway inflammation in a rat model of COPD. Stem Cell Research & Therapy, 12. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33436065/

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.