Asma merupakan salah satu penyakit pernapasan kronis yang menyerang saluran udara di paru-paru. Saat seseorang mengidap asma, saluran napasnya menjadi lebih sensitif terhadap rangsangan tertentu seperti debu, udara dingin, atau asap. Ketika teriritasi, saluran tersebut menyempit dan meradang, menyebabkan gejala seperti sesak napas, batuk, mengi (napas berbunyi), dan dada terasa berat.
Gejala asma bisa ringan hingga berat, dan sering muncul secara tiba-tiba. Serangan asma yang parah bisa mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan cepat. Karena sifatnya kronis, penderita asma membutuhkan pengobatan jangka panjang untuk mengontrol gejala dan mencegah kekambuhan.
Penyebab pasti asma belum sepenuhnya diketahui, namun faktor genetik, lingkungan, alergi, dan infeksi saluran pernapasan di masa kecil memiliki peran besar. Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dan asap rokok juga diketahui meningkatkan risiko terkena asma.
Salah satu masalah utama pada penderita asma kronis adalah kerusakan jaringan paru yang terus-menerus akibat peradangan. Jaringan paru yang rusak sulit pulih dengan sendirinya, sehingga muncul kebutuhan akan terapi yang mampu memperbaiki jaringan. Inilah mengapa Stem Cell atau Sel Punca menjadi perhatian dalam terapi modern.
Bagaimana Mekanisme Stem Cell pada Paru Pengidap Asma?
Stem Cell, atau sel punca, adalah sel yang berpotensi berkembang menjadi berbagai jenis sel lain di tubuh. Dalam konteks regenerasi paru, Stem Cell bekerja dengan dua potensi utama: menggantikan sel-sel paru yang rusak, dan melepaskan molekul bioaktif yang membantu menyembuhkan jaringan secara alami.
Pada paru-paru yang mengalami peradangan kronis akibat asma, Stem Cell berpotensi membantu menekan proses inflamasi dan memperbaiki jaringan epitel saluran napas yang rusak. Salah satu mekanisme utamanya adalah melalui efek imunomodulasi, yaitu kemampuan Stem Cell untuk menenangkan sistem kekebalan yang terlalu aktif.
Stem Cell juga diteliti merangsang produksi zat pelindung seperti surfaktan dan membantu regenerasi alveoli – bagian paru yang bertugas menukar oksigen dan karbon dioksida. Dengan memperbaiki struktur ini, fungsi paru diharapkan bisa kembali optimal.
Baca Artikel Lainnya: Secretome sebagai Terapi Tambahan pada Pengobatan TBC Paru
Jenis Stem Cell Apa yang Digunakan?
Dalam terapi untuk asma, beberapa jenis Stem Cell yang umum diteliti meliputi:
Mesenchymal Stem Cells (MSCs): Paling sering diteliti karena memiliki sifat antiinflamasi, imunomodulasi, dan kemampuan regeneratif. Biasanya diambil dari jaringan lemak (ADSC), sumsum tulang (BMSC), atau tali pusat.
Induced Pluripotent Stem Cells (iPSCs): Sel hasil rekayasa dari sel tubuh biasa yang dikembalikan ke bentuk “awal”. Potensial untuk terapi, tapi masih terbatas digunakan dalam penelitian karena faktor keamanan jangka panjang.
Manfaat Terapi Stem Cell untuk Pengidap Asma
Berbagai studi menunjukkan bahwa terapi Stem Cell membawa manfaat yang menjanjikan bagi penderita asma, terutama pada kasus berat atau kronis:
Mengurangi peradangan paru: Stem Cell diharapkan dapat menurunkan respons imun berlebihan yang menjadi penyebab utama serangan asma.
Memperbaiki jaringan saluran napas: Regenerasi epitel saluran napas membantu mencegah penyempitan berulang.
Meningkatkan fungsi paru: Dengan mengurangi kerusakan jaringan dan memperbaiki struktur paru, kapasitas pernapasan dapat membaik secara bertahap.
Menurunkan kebutuhan obat jangka panjang: Seiring membaiknya jaringan paru, ketergantungan pada obat seperti kortikosteroid bisa berkurang.
Prosedur Terapi Stem Cell untuk Asma
Prosedur terapi yang sedang dikembangkan biasanya diawali dengan pengambilan Stem Cell dari jaringan tubuh pasien sendiri (autologus) atau dari donor (allogenik). Setelah diproses dan dikultur di laboratorium, Stem Cell akan diberikan melalui:
Injeksi intravena (IV): Memungkinkan Stem Cell menyebar melalui aliran darah dan mencapai paru.
Inhalasi nebulizer (masih eksperimental): Dalam bentuk mikropartikel yang dihirup langsung ke saluran napas.
Prosedur ini diteliti umumnya aman, dilakukan secara rawat jalan, dan diawasi ketat oleh tim medis yang berpengalaman.
Baca Artikel Lainnya: Terapi Stem Cell untuk Penyakit Paru Obstruktif Kronis PPOK
Studi Klinis dan Bukti Ilmiah
Studi yang dilakukan oleh Sharan et al. pada tahun 2022, dengan judul “First Report in a Human of Successful Treatment of Asthma with Mesenchymal Stem Cells: A Case Report with Review of Literature”, merupakan laporan klinis yang mendokumentasikan keberhasilan terapi Stem Cell pada pasien asma manusia. Studi ini merupakan bagian dari uji klinis fase 1 yang mengevaluasi keamanan pemberian Mesenchymal Stem Cells (MSCs) yang berasal dari tali pusat manusia secara intravena.
Pasien yang terlibat adalah seorang pria berusia 68 tahun dengan riwayat asma kronis yang tidak membaik dengan terapi konvensional. Ia menerima infus 100 juta sel MSC dalam waktu 40 menit. Setelah dua bulan pasca-terapi, tercatat penurunan penggunaan inhaler darurat hingga lebih dari 90%, hanya satu kali per bulan. Selain itu, frekuensi penggunaan nebulizer juga turun sebesar 70%. Efek perbaikan ini tetap bertahan selama enam bulan masa observasi, tanpa ditemukan efek samping atau komplikasi akibat terapi.
Hasil ini mengindikasikan bahwa terapi MSC tidak hanya aman digunakan pada manusia, tetapi juga berpotensi efektif dalam menekan gejala asma, mengurangi kebutuhan obat, dan memungkinkan perbaikan pada respons imun serta fungsi paru secara menyeluruh. Studi ini membuka jalan bagi penelitian lanjutan terkait penerapan terapi Stem Cell sebagai solusi regeneratif bagi penderita asma kronis.
Stem Cell hadir sebagai pendekatan medis regeneratif yang menjanjikan. Dengan potensinya untuk memperbaiki sel-sel paru, mengurangi peradangan, serta menstabilkan sistem imun tubuh, terapi Stem Cell memberikan harapan baru bagi pengidap asma, khususnya pada kasus yang sudah kronis atau tidak responsif terhadap pengobatan biasa.
Dengan pengawasan medis yang tepat dan dukungan riset yang terus berkembang, terapi Stem Cell berpotensi menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk mengatasi kerusakan paru akibat asma. Jika Anda memiliki pertanyaan lain mengenai “Peran Stem Cell dalam Regenerasi Jaringan Paru Pengidap Asma”, Anda bisa segera menghubungi Dokter Anda dan tim kami di Regenic.
Sharan, J., Barmada, A., Band, N., Liebman, E., & Prodromos, C. (2022). First Report in a Human of Successful Treatment of Asthma with Mesenchymal Stem Cells: A Case Report with Review of Literature.. Current stem cell research & therapy. https://doi.org/10.2174/1574888X18666221115141022.
Huang, S., Li, Y., Zeng, J., Chang, N., Cheng, Y., Zhen, X., Zhong, D., Chen, R., Ma, G., & Wang, Y. (2023). Mesenchymal Stem/Stromal Cells in Asthma Therapy: Mechanisms and Strategies for Enhancement. Cell transplantation, 32, 9636897231180128. https://doi.org/10.1177/09636897231180128
Yu, X., Yu, L., Guo, B., Chen, R., & Qiu, C. (2020). A narrative review of research advances in mesenchymal stem cell therapy for asthma. Annals of translational medicine, 8(21), 1461. https://doi.org/10.21037/atm-20-6389
Tynecka, M., Moniuszko, M., & Eljaszewicz, A. (2021). Old Friends with Unexploited Perspectives: Current Advances in Mesenchymal Stem Cell-Based Therapies in Asthma. Stem cell reviews and reports, 17(4), 1323–1342. https://doi.org/10.1007/s12015-021-10137-7