Secretome dan Perannya dalam Terapi Penyakit Peradangan

Peradangan pada dasarnya merupakan respons alami tubuh untuk melawan infeksi atau cedera. Namun, ketika peradangan berlangsung terlalu lama dan tidak terkontrol, kondisi ini dapat berubah menjadi penyakit kronis yang merusak jaringan sehat.

Contoh penyakit peradangan kronis termasuk rheumatoid arthritis (radang sendi), penyakit Crohn (radang usus), psoriasis (radang kulit), atau asma. Masalah utama dalam menangani penyakit peradangan kronis adalah bahwa pengobatan konvensional seperti obat steroid (kortikosteroid) atau NSAID seringkali hanya mengatasi gejala.

Selain itu, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti kerusakan lambung, osteoporosis, atau gangguan sistem imun. Di sinilah secretome hadir sebagai solusi terapi, salah satu nya untuk penyakit peradangan.

Secretome adalah kumpulan protein, faktor pertumbuhan, dan molekul bioaktif yang dikeluarkan oleh sel punca (stem cell). Kandungan dalam secretome seperti sitokin anti-inflamasi, exosomes, dan faktor pertumbuhan berpotensi untuk menyeimbangkan respon imun.

Secretome dan Kandungan Anti-Inflamasinya

Salah satu alasan utama mengapa secretome menjadi kandidat menarik untuk terapi penyakit peradangan adalah karena kandungan zat-zat di dalamnya yang berpotensial memberikan efek anti-inflamasi (meredakan peradangan). Sel-sel tertentu, terutama Mesenchymal Stem Cells (MSCs) dikenal menghasilkan secretome yang kaya akan molekul-molekul yang dapat menekan respons peradangan yang berlebihan.

Beberapa jenis kandungan dalam secretome yang berperan dalam efek anti-inflamasi meliputi:

  • Sitokin Anti-inflamasi: Secretome mengandung sitokin anti-inflamasi seperti interleukin-10 (IL-10) dan transforming growth factor-beta (TGF-β). Sitokin-sitokin ini bekerja dengan cara menekan produksi sitokin pro-inflamasi (yang memicu peradangan).
  • Faktor Pertumbuhan: Beberapa faktor pertumbuhan dalam secretome, seperti hepatocyte growth factor (HGF), juga berpotensi dalam efek anti-inflamasi sehingga diharapkan dapat membantu memperbaiki jaringan yang rusak akibat peradangan kronis.
  • Ekstraseluler Vesikel (EVs): Kandungan ini merupakan kantung-kantung kecil yang dilepaskan oleh sel dan mengandung berbagai molekul aktif, termasuk microRNA dan protein. Penelitian praklinis menilai bahwa EVs dalam secretome MSCs dapat menghambat inflamasi.
  • Enzim dan Inhibitor: Secretome juga dapat mengandung enzim dan inhibitor yang berperan dalam mengatur proses peradangan, sehingga diharapkan akan menghambat aktivitas molekul-molekul yang memicu peradangan.

Baca artikel lainnya: Stem Cell untuk Pemulihan Saraf akibat Autoimun

Mekanisme Secretome dalam Mengatur Respon Imun dan Peradangan

Mekanisme secretome dalam mengatur respon imun dan peradangan, antara lain:

  1. Modulasi Sitokin: Secretome mengandung molekul bioaktif yang berpotensi menekan produksi sitokin pro-inflamasi (seperti TNF-α, IL-1β, dan IL-6) yang memicu dan mempertahankan peradangan. Di saat yang sama, secretome berkemungkinan meningkatkan produksi sitokin anti-inflamasi (seperti IL-10 dan TGF-β) yang membantu meredakan peradangan.
  2. Pengaruh pada Sel-Sel Kekebalan: Secretome berkemungkinan untuk mempengaruhi aktivitas sel imun dengan melibatkan sel T, makrofag, dan sel dendritik. Interaksi ini dapat memengaruhi aktivitas dan fungsi sel-sel tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi kerusakan jaringan dan menghambat aktivitas respon imun yang berlebihan.
  3. Perlindungan Jaringan: Kandungan faktor pertumbuhan dalam secretome berpotensial untuk membantu melindungi sel-sel dan jaringan dari kerusakan yang disebabkan oleh peradangan kronis. Selain itu, secretome dapat memicu mekanisme perbaikan jaringan dan regenerasi sel-sel yang rusak.

Baca Artikel Lainnya: Secretome untuk Terapi Penyakit Peradangan

Jenis Penyakit Peradangan yang Dapat Ditangani dengan Secretome

1. Radang Sendi (Arthritis)

Radang sendi, seperti osteoarthritis dan rheumatoid arthritis, merupakan kondisi yang ditandai oleh peradangan pada sendi yang menyebabkan nyeri, kekakuan, dan keterbatasan gerak. Studi praklinis dan beberapa uji klinis awal menunjukkan bahwa secretome, terutama dari MSCs, diindikasikan dapat membantu mengurangi peradangan pada sendi, melindungi tulang rawan dari kerusakan, dan meredakan nyeri pada pasien dengan arthritis.

Mekanismenya melibatkan penekanan sitokin pro-inflamasi di dalam sendi dan peningkatan produksi faktor-faktor pelindung tulang rawan. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut dengan skala yang lebih besar dan jangka waktu yang lebih panjang diperlukan untuk mengkonfirmasi efektivitas dan keamanan jangka panjang secretome sebagai terapi untuk berbagai jenis radang sendi.

2. Penyakit Usus

Penyakit Crohn dan kolitis ulserativa merupakan kondisi peradangan kronis pada saluran pencernaan. Peradangan ini dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut, diare, perdarahan rektal, dan penurunan berat badan.

Studi praklinis pada model hewan IBD mengindikasikan bahwa pemberian secretome dapat mengurangi peradangan di usus, melindungi lapisan usus dari kerusakan, dan memperbaiki gejala klinis. Efek ini diduga dimediasi oleh kemampuan secretome untuk memodulasi respons imun di usus dan meningkatkan penyembuhan jaringan.

Namun, seperti pada arthritis, penelitian lebih lanjut dengan jumlah pasien yang lebih besar dan desain studi yang lebih kuat diperlukan untuk mengkonfirmasi manfaat klinis secretome pada pasien dengan IBD.

Baca Artikel Lainnya: Secretome Sebagai Terapi Tambahan Pasien Radang Usus Kronis

3. Asma

Asma merupakan penyakit peradangan kronis pada saluran pernapasan yang menyebabkan penyempitan saluran udara dan kesulitan bernapas. Peradangan pada asma melibatkan berbagai sel kekebalan dan mediator inflamasi.

Penelitian praklinis menunjukkan bahwa secretome berkemungkinan membantu mengurangi peradangan di saluran napas, mengurangi hiperaktivitas bronkus (kecenderungan saluran napas untuk menyempit secara berlebihan), dan memperbaiki fungsi paru-paru pada model hewan asma. Efek ini kemungkinan disebabkan oleh kemampuan secretome untuk menekan produksi sitokin pro-inflamasi di paru-paru dan mempromosikan respons imun yang lebih seimbang.

Perlu dicatat bahwa sebagian besar penelitian tersebut masih berada pada tahap pra-klinis atau uji coba pada hewan. Namun jenis penyakit peradangan yang dapat ditangani oleh secretome pada manusia masih terbatas terbatas dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keamanan dan efektivitasnya.

Efektivitas Secretome sebagai Terapi Anti-Inflamasi Berdasarkan Studi Klinis

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Rheumatic Diseases, hasil uji klinis menunjukkan bahwa penggunaan MSC aman dengan sedikit efek samping, seperti penolakan imun atau emboli, meskipun respons yang diberikan seringkali bersifat parsial (sebagian) dan sementara.

Secara keseluruhan, terapi stem cell, terutama MSC, menunjukkan potensi besar dalam mengobati Rheumatoid Arthritis (RA). Namun, masih ada tantangan seperti efektivitas yang tidak bertahan lama dan respons yang bervariasi pada setiap pasien.

Meskipun hasil awal penelitian cukup menjanjikan, terapi secretome sebagai terapi anti-inflamasi masih menghadapi berbagai tantangan. Beberapa di antaranya adalah risiko efek samping, biaya tinggi, serta regulasi yang ketat. Selain itu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan dosis yang optimal, metode pemberian yang tepat, serta efek terapi secretome dalam jangka panjang.

Baca Artikel Lainnya: Secretome untuk Menenangkan Kulit yang Meradang

Keamanan, Dosis, dan Cara Pemberian Secretome untuk Kasus Peradangan

Keamanan terapi secretome menjadi perhatian utama dalam pengembangan klinisnya. Studi-studi awal umumnya menunjukkan bahwa secretome, terutama yang berasal dari Mesenchymal Stem Cells (MSCs), menilai bahwa penggunaannya dinilai aman dan dapat ditoleransi oleh pasien dengan efek samping minimal.

Namun, penelitian jangka panjang dengan jumlah pasien yang lebih besar masih diperlukan untuk mengevaluasi keamanan secara komprehensif. Penentuan dosis dan cara pemberian secretome yang optimal untuk berbagai penyakit peradangan masih juga masih dalam tahap penelitian. Dosis yang efektif kemungkinan akan bervariasi tergantung pada jenis penyakit, tingkat keparahan peradangan, sumber secretome, dan metode pemberian.

Beberapa metode pemberian secretome yang sedang dieksplorasi dalam studi klinis untuk penyakit peradangan meliputi:

  • Injeksi Lokal: Secretome dapat disuntikkan langsung ke area yang mengalami peradangan.
  • Infus Intravena: Secretome dapat diberikan melalui infus ke dalam pembuluh darah.
  • Aplikasi Topikal: Untuk kondisi peradangan kulit atau permukaan mukosa, secretome dapat diaplikasikan secara topikal dalam bentuk krim, gel, atau cairan.
  • Inhalasi: Untuk penyakit peradangan pada saluran pernapasan seperti asma, secretome berpotensi diberikan melalui inhalasi.

Secretome, terutama yang berasal dari MSCs, muncul sebagai pendekatan terapi yang menjanjikan yang memungkinkan memiliki potensi efek anti-inflamasi yang kuat dan mekanisme kerja yang kompleks dalam mengatur respons imun. Meskipun hasil uji klinis awal menjanjikan, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanan jangka panjangnya.

Saat ini, belum ada dosis standar atau metode pemberian universal yang ditetapkan untuk terapi secretome pada penyakit peradangan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memastikan efektivitas dan keamanan dari terapi sel (stem cell dan secretome) dalam berbagai kondisi klinis. Konsultasi dengan tenaga medis profesional sangat disarankan agar terapi ini dapat diberikan secara tepat, sesuai dengan kondisi dan kebutuhan medis masing-masing pasien.

Untuk itu, Anda dapat menghubungi mitra layanan kami atau tim ahli kami di Regenic untuk mengetahui lebih jauh tentang terapi Secretome dan Stem Cell Indonesia. Hubungi Regenic sekarang juga.

 

Referensi:

  • Sang Youn Jung. (2018). Korean College of Rheumatology & Korean College of Pediatric Clinical Immunology. (n.d.). Stem cell therapy in rheumatoid arthritis: A review of ASC therapy in RA. Journal of Rheumatic Diseases. Diakses dari https://www.jrd.or.kr/journal/view.html?
  • National Library of Medicine. (2025). Rheumatoid Arthritis. MedlinePlus. Diakses dari https://medlineplus.gov/rheumatoidarthritis.html
  • National Library of Medicine. (2023). Crohn's Disease. MedlinePlus. Diakses dari https://medlineplus.gov/crohnsdisease.html
  • Zaripova, L. N., Midgley, A., Christmas, S. E., Beresford, M. W., Pain, C., Baildam, E. M., & Oldershaw, R. A. (2023). Mesenchymal stem cells in the pathogenesis and therapy of autoimmune and autoinflammatory diseases. International Journal of Molecular Sciences, 24(22), Article 16040. Diakses dari https://doi.org/10.3390/ijms242216040
  • Sharun, K., Dhama, K., Jambagi, K., Pawde, A. M., & Amarpal. (2022). Cell-free therapy for inflammatory diseases: Opportunities and challenges. Recent Advances in Inflammation & Allergy Drug Discovery, 15(1), 5–8. Diakses dari https://doi.org/10.2174/2772270816666211220152218

Rekomendasi untuk kamu

article

Peran Secretome dalam Pemulihan Peradangan Akibat Trichomoniasis

Umum14 Oct 2025

Trichomoniasis adalah salah satu infeksi menular seksual (IMS) yang cukup umum, disebabkan oleh parasit mikroskopis bernama Trichomonas vaginalis. Banyak penderitanya tidak mengalami gejala apa pun, tapi pada sebagian wanita, infeksi ini bisa menimbulkan keputihan berbau tidak sedap, rasa gatal, nyeri saat buang air kecil, atau ketidaknyamanan saat berhubungan intim.

article

Terapi Stem Cell untuk Mengatasi Masalah Libido Rendah

Penyakit Dalam14 Oct 2025

Libido rendah merupakan masalah kesehatan yang sering kali tidak dibicarakan, padahal berdampak signifikan terhadap kualitas hidup, kepercayaan diri, dan keharmonisan hubungan. Pada pria, penurunan libido sering dikaitkan dengan rendahnya kadar testosteron, stres kronis, hingga gangguan pembuluh darah. Sementara itu, pada perempuan, gangguan hormon, menopause dini, atau masalah psikologis seperti depresi juga bisa menjadi pemicu utama.

article

Terapi Stem Cell untuk Menurunkan Risiko Ablasio Plasenta

Umum14 Oct 2025

Ablasio plasenta adalah kondisi yang serius dalam kehamilan dimana plasenta, yang merupakan organ penting yang menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin, luruh sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum waktunya. Kondisi ini dapat sangat berbahaya, karena bila suplai oksigen dan nutrisi pada janin terganggu, maka dapat terjadi perdarahan hebat pada ibu hingga risiko kematian pada janin.